Bola.com, Jakarta - Selama 116 tahun sejarah klub Liga Italia, Atalanta Bergamasca Calcio, telah berulang kali berganti logo. Namun, sosok wanita berambut panjang masih tetap menjadi figur utama. Dia adalah La Dea, sang Dewi yang dikisahkan enggan memberikan keperawanannya kepada pria, kecuali ada yang sanggup mengalahkannya dalam lomba lari.
Meski sepak bola identik dengan maskulinitas, Atalanta adalah perwujudan feminimitas. Diceritakan, Atalanta adalah seorang pemburu dan pelari yang masih perawan. Ia merupakan satu di antara Dewi petarung berdasarkan mitologi Yunani.
Klub sepak bola Atalanta berdiri di Bergamo, Italia, pada 1907. Semuanya bermula pada awal abad ke-20 di Bergamo, di Liceo Classico Paolo Sarpi, sebuah sekolah yang kental dengan studi mengenai Yunani Kuno, Latin, ilmu pengetahuan, filisofi, dan juga sejarah.
Dalam sesi diskusi yang mengambil tempat di ruang olahraga, beberapa murid dari Swiss berkumpul, membahas ide gila mereka menciptakan sebuah klub olahraga di Bergamo. Kabarnya, saat itu belum ada klub olahraga di kota tersebut. Hingga tercetuslah ide mendirikan klub bernama Atalanta, yang terinspirasi dari seorang Dewi dari mitologi Yunani.
Atalanta, Dewi yang Ogah Cinta-cintaan
Atalanta adalah karakter atletis yang kuat dari mitologi Yunani yang telah mengambil sumpah keperawanan. Ia menantang kepada semua laki-laki (dan centaur, manusia setengah kuda) di dunia, barang siapa yang bisa mengalahkannya dalam perlombaan lari, maka berhak atas keperawanannya.
Taruhannya cukup gila. Kalau ada yang mengalahkan Atalanta, maka boleh mempersuntingnya. Tapi kalau kalah, mereka akan dibunuh. Atalanta memang dikisahkan tidak peduli soal percintaan. Sejak bayi ia sudah tinggal di hutan karena ayahnya kecewa lantaran anak yang lahir bukan laki-laki.
Agar tidak terlalu menyimpang dari topik Atalanta sebagai sebuah klub sepak bola, singkat cerita, Melanion atau Hippomenes, cucu dari Poseidon berhasil mengalahkan Atalanta dengan trik. Ia meminta bantuan Dewi Cinta, Aphrodite untuk mengganggu Atalanta dengan melemparkan tiga apel emas sehingga konsentrasinya terganggu. Keduanya pun lalu menikah, sesuai janji Atalanta.
Nah, berlanjut ke pembahasan berikutnya, murid-murid asal Swiss pencetus klub Atalanta tadi awalnya memutuskan untuk menerapkan warna hitam dan putih sebagai warna klub, termasuk pada logo. Namun, setelah merger dengan Bergamasca yang memiliki warna kebesaran biru dan putih, pada 1924, Atalanta pun mengubah jersey klub menjadi hitam dan biru hingga sekarang.
Perubahan Logo Klub Atalanta dari Waktu ke Waktu
Adapun perubahan logo baru terjadi pada 1963. Saat itu Atalanta sudah bermain di Serie A. Mereka juga cukup disegani di Italia dan peremajaan logo pun didengungkan petinggi klub.
Pada perubahan pertama, ditampilkan siluet yang melambangkan perwujudan Atalanta. Sang Dewi terlihat berlari, dengan garis biru dan hitam di sebelahnya. Ya, pada pergantian logo ini, Atalanta mengaplikasikan warna biru dari di logo yang sebelumnya hitam dan putih.
Sayang, performa Atalanta justru naik turun. Mereka dianggap sebagai tim yoyo karena sering bolak-balik ke Serie B, bahkan pernah turun ke Serie C1 pada 1981. Tiga tahun berselang, tepatnya pada 1984, mereka berhasil kembali ke Serie A dengan logo baru yang diusungnya.
Tulisan Atalanta dihilangkan, figur Dewi Atalanta diambil kepalanya saja, lalu crest-nya berbentuk bulat sempurna. Warna biru, hitam, dan putih masih dipakai, plus tambahan aksen berwarna kuning yang entah apa maknanya.
Pada 1993, Atalanta kembali mengubah logonya. Warna kuning dihilangkan, crest-nya juga diubah menjadi lonjong seperti telur. Tulisan Atalanta dan 1907 diletakkan di atas dan di bawah logo. Logo itu pun bertahan hingga sekarang.
Sang Dewi Raih Kejayaan di Eropa
Kamis 23 Mei 2024 dini hari WIB jadi hari yang spesial buat Atalanta. Untuk kali pertama sepanjang sejarah, Sang Dewi akhirnya meraih trofi Eropa pertamanya.
Ademola Lookman menjadi pahlawan pada laga yang digelar di Aviva Stadium, Dublin, Irlandia. Bayer Leverkusen, sang raksasa dari Jerman, ditaklukkan 0-3.
Lookman, pangeran Nigeria kelahiran Inggris, mencetak hat-trick, menjadikannya pemain asal Benua Afrika pertama yang mencatatkan tiga gol pada final kompetisi antarklub Eropa.
Atalanta juga menghentikan rentetan 51 laga tak terkalahkan Bayer Leverkusen di semua kompetisi musim ini. Gian Piero Gasperini, di sisi lain, meraih trofi pertamanya sepanjang karier melatihnya di sepak bola.
Baca Juga
Penjualan Rasmus Hojlund ke MU, Bikin Atalanta Tutup Keuangan Tahun 2024 dengan Keuntungan Rp164 Miliar
Klasemen Liga Italia: Inter Milan Pangkas Jarak dengan Napoli, Juventus Digeser Atalanta
Hasil Lengkap Liga Italia Tadi Malam: Napoli Amankan 3 Poin untuk Kukuh di Puncak, Atalanta Berpesta saat Menjamu Verona