Footbal Institute: Komdis, Apa Kabar Kasus Match Fixing Madura FC Vs PSS Sleman?

oleh Nandang Permana diperbarui 23 Mei 2024, 14:00 WIB
Cristian Gonzales dalam laga PSS Sleman kontra Madura FC, Rabu (2/5/2018) di Stadion Maguwoharjo, Sleman. (Bola.com/Ronald Seger)

Bola.com, Jakarta - Kinerja Komisi Disiplin (Komdis) PSSI akhir-akhir ini mendapatkan sorotan dari publik sepak bola nasional. Hal itu tidak terlepas dari konsistensi Komdis dalam menyelesaikan sebuah perkara yang terjadi di lingkungan sepak bola nasional.

Ya, yang menjadi pembicaraan itu adalah kasus match fixing yang diduga dilakukan salah satu pengurus klub kontestan Liga 1 saat ini yakni PSS Sleman. Dugaan itu muncul setelah satgas anti mafia menciduk beberapa orang yang terkait dengan dugaan match fixing pertandingan PSS kontra Madura FC pada musim 2018.

Advertisement

Adalah founder Footbal Institute, Budi Setiawan yang menilai kinerja Komdis PSSI untuk kasus tersebut sangat lambat. Tak segan, pria berkacamata ini menyebut jika Komdis merupakan beban berat Ketua umum PSSI saat ini, Erick Thohir.

Lebih lanjut, Budi Setiawan mengatakan kasus yang diduga PSS Sleman ini sebenarnya sudah bisa digarap oleh Komdis mengingat para tersangka sudah mendapatkan hukuman dari Pengadilan Negeri Sleman pada Maret 2023 lalu.

"Pengadilan Negeri Sleman pada bulan Maret 2023 sudah mengeluarkan putusan terhadap delapan orang tersangka yang diserahkan adalah VW (Vigit Waluyo) sebagai runner, Kartiko Mustikaningtiyas (47), Rumadi dan Dewanto Rahatmoyo Nugroho (37), yang merupakan pihak pemberi suap mereka mewakili PSS Sleman. Kemudian, Khairudin (35), Reza Pahlevi (45), Agung Setiawan (37), dan Ratawi selaku penerima suap dari pihak wasit," kata Budi Setiawan dalam keteranganya kepada Bola.com, Kamis (23/5/2024).

 

2 dari 3 halaman

Harus Ada Putusan

Madura FC meraih kemenangan dramatis saat dijamu PSS Sleman dalam lanjutan Grup Timur Liga 2 2018 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (2/5/2018). (Bola.com/Ronald Seger)

Namun, anehnya masih kata Budi, sejak putusan pengadilan Maret tahun lalu hingga sekarang Komdis belum melakukan sidang atau memutus perkara mengenai hukuman sepak bola para pelaku match fixing.

Budi mempertanyakan nyali dari Komdis untuk memutus kasus tersebut sebelum perhelatan kongres PSSI Juni mendatang.

Di saat Komdis kehilangan taji nya, Budi mengungkapkan jika para tersangka kasus match fixing itu akan segera bebas, malah sudah ada yang bebas seperti Vigit Waluyo.

Budi pun tak segan membandingkan kinerja Komdis pada tahun 2019 di mana pada saat itu Satgas Anti Mafia Bola menetapkan Johar Ling eng dan Dwi Irianto.

 

3 dari 3 halaman

Nungguin Apa?

Tak perlu lama, kata Budi, Komdis saat itu langsung mengeluarkan hukuman seumur hidup tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepak bola untuk kedua nya.

"Sekarang kasus PSS Sleman vs Madura FC sudah ada putusan hukum melalui pengadilan. Komdis tak kunjung mengeluarkan putusan. Komdis menunggu apa? Padahal ketua Komdis pada 2019 itu adalah Asep Edwin yang saat ini berstatus wakil ketua Komdis," ungkapnya.

"Jika dulu Juventus terkena skandal calciopoli, Juventus kena hukuman denda dan degradasi. Lalu bagaimana Nasib PSS Sleman yang pengurus klubnya terbukti bersalah di mata hukum? Berani dan punya moral gak komdis untuk menghukum Degradasi PSS Sleman karena sudah secara hukum, sah dan meyakinkan melakukan match fixing?," Budi Setiawan mengakhiri pembicaraan.