Bola.com, Jakarta - Sempat menuai kritik dari sini sana, program naturalisasi di Timnas Indonesia yang digalakkan Erikc Thohir selaku Ketua Umum PSSI akhirnya membuah hasil manis.
Setidaknya, ada dua pencapaian spektakuler yang sudah digapai PSSI dalam dua tahun belakangan via program naturalisasi. Pertama, Timnas Indonesia melaju ke Babak 16 Besar Piala Asia 2023 dan teranyar Timnas Indonesia U-23 berhasil melaju ke semifinal ke Piala Asia U-23 2024 Qatar.
Masuknya pemain seperti Jordi Amat, Justin Hubner, Jay Idzes, Ivar Jenner, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick membuat skuad besutan Shin Tae-yon semakin tangguh dan solid di semua lini.
Jordi Amat dan kawan-kawan juga akan menjadi tumpuan saat Indonesia melakoni dua laga lanjutan babak kedua Kualifkasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Irak dan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta pada 6 dan 11 Juni mendatang.
Tak hanya itu, bersama pemain bintang lainnya macam Rizky Ridho, Asnawi Mangkualam, Marselino Ferdinan, Ricky Kambuaya, Yakob Sayuri, Egy Maulana Vikri, serta Ernando Ari juga berpeluang tampil di ajang Piala AFF 2024 yang rencananya akan berlangsung dari 23 November hingga 21 Desember.
Sejarah Panjang Naturalisasi di Timnas Indonesia
Bicara soal pemain naturalisasi, sebenarnya sudah dimulai pada masa pemerintah Presiden Sukarno, di era 1950-an.
Adalah Arnold van der Vin yang pertama kali mengantongi status pemain naturalisasi. Pemain berdarah Belanda kelahiran Semarang merupakan sosok penjaga gawang beken di masanya.
Ia pernah memperkuat UMS, Persija Jakarta, PSMS Medan, dan bahkan sampai bermain ke Malaysia bareng Penang FA. Kiprahnya yang luar biasa di bawah mistar membawa Arnold van der Vin ke Timnas Indonesia.
Pada 2010, PSSI yang kala itu dipimpin Nurdin Halid, kembali membuka kesempatan kepada pemain asing yang bermain di sejumlah klub Indonesia untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Tersebutlah kemudian sederet bintang yang akhirnya berhak mendapatkan KTP Indonesia lewat naturalisasi. Cristian Gonzales, Kim Jeffrey Kurniawan, Diego Michiels, Jhon van Beukering, Tonnie Cussell, Stefano Lilipaly, Raphael Maitimo, Victor Igbonefo, Greg Nwokolo, serta Sergio van Dijk merupakan nama-nama yang tak asing di telinga pecinta sepak bola Tanah Air.
Hanya saja, tak semua pemain naturalisasi tadi punya pengaruh besar di Timnas Indonesia. Nah, sekarang yuk kita lihat kembali lima pemain naturalisasi yang punya nama besar serta pengaruh di skuad Tim Garuda sejak 2010:
Cristian Gonzales
Ini salah satu predator paling mengerikan di blantika sepak bola nasional. Dengan torehan 249 gol sejak 2003 hingga 2018 membuat pemain asal Uruguay ini menjadi pemain yang paling banyak mencetak gol di Liga Indonesia.
Dengan tabungan lesakan sebanyak itu membuat mantan mesin gol Persik Kediri, PSM Makassar, dan Persib Bandung menyabet gelar top scorer empat kali. Yang paling spektakuler adalah pada musim 2007/2008 dimana ia mampu mendulan 32 gol dalam satu musim.
Bersama timnas, dari 2010 sampai 2015, Gonzales juga menjadi tumpuan di lini depan Indonesia dengan 29 caps. Ia mengoleksi 12 gol.
Meski belum pernah mempersembahkan gelar juara bersama timnas, namun kontribusi pemain yang kini berusia 47 tahun itu selama memperkuat timnas patut diapresiasi tinggi.
Stefano Lilipaly
Tak sedikit yang tersentak kaget ketika pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, tak lagi memangggil Stefano Lilipaly ke skuad Tim Garuda.
Termasuk saat ini, dimana Shin Tae-yong tengah mempersiapkan armada temputnya jelang dua laga krusial lanjutan babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Irak dan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, 6 dan 11 Juni mendatang.
Dari 22 nama yang dipanggil, tak terlihat nama Stefano Lilipaly. Padahal, gelandang kepunyaan Borneo FC ini belum habis dan masih menjadi kunci di lini tengah Pesut Etam.
Dinaturalisasi pada 2015, lini tengah Indonesia kerap diisi playmaker berusia 34 tahun itu. Kinerjanya membuat suporter kagum dan namanya kerap diteriakkan setiap kali timnas melakoni laga kandang.
Dengan 27 caps dan torehan tiga gol, tak terbantahkan lagi kalau Stefano Lilipaly sosok yang tak boleh dipandang remeh selama berkostum timnas.
Marc Klok
Senasib dengan Stefano Lilipaly, gelandang petarung yang juga kapten Persib Bandung ini juga sudah terpinggirkan dari timnas.
Marc Klok tak lagi masuk rencana besar Shin Tae-yong, setidaknya dalam dua laga lanjutan babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karjo Jakarto, Indonesia akan menjamu Irak dan Filipinan pada 6 dan 11 Juni mendatang.
Sedihkah Marc Klok? Pasti. Soalnya, sejak menjadi WNI lewat program naturalisasi pada 2022, pilar 31 tahun itu selalu jadi langganan di lini tengah Shin Tae-yong.
Saking diperlukannya, mantan pemain Persija Jakarta tersebut juga pernah diperintahkan guna memperkuat Timnas Indonesia U-23 di ajang SEA Games 2021.
Saat ini, Marc Klok tengah fokus memimpin Persib jelang final Championship Series Liga 1 2023/2024 kontra Madura United.
Beto Goncalves
Ketika dinaturalisasi pada 2018, Beto Goncalves sudah tak lagi muda. Kala itu, striker asal Brasil sudah berusia 38 tahun.
Walau telah memasuki masa senja, Beto Goncalves masih dianggap sebagai striker mematikan.
Terbukti, mantan mesin gol Persipura Jayapura itu masih mampu menyumbang 10 gol dalam 12 laga bersama Timnas Indonesia.
Tua-tua keladi, Beto Goncalves sampai saat ini diusianya yang sudah 43 tahun masih eksis dan sukses pula membawa PSBS Biak promosi ke Liga 1 2024/2025.
Rafael Struick
Sejak resmi menjadi WNI pada Mei lalu, Rafael Struick langsung tancap gas. Ia tak butuh waktu lama untuk meyakinkan Shin Tae-yong guna mendapatkan satu tempat di starting XI.
Nazar Rafael Struick tentang timnas terbayar lunas. Sukses Timnas Indonesia U-23 menorehkan sejarah di Piala Asia U-23 2024 di Qatar setelah sukses melangkah ke semifinal tak lepas dari permainan cemerlang penyerang 21 tahun ini.
Peran sentralnya di lini tengah atau di sayap kiri membuat gempuran Indonesia semakin menakutkan.
Skil dan staminanya membuat permainan Indonesia mengalami peningkatan signifikan dan pada laga kontra Irak dan Filipina nanti pemain kepunyaan ADO Den Haag pastinya akan sangat menentukan hasil akhir.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh