Bola.com, Surabaya - Indonesia Basketball League (IBL) 2024 sempat dihebohkan dengan kepemimpinan wasit. Duel itu melibatkan Pacific Caesar Surabaya melawan Amartha Hangtuah di GOR Pacific Caesar, Surabaya, 5 Mei 2024.
Pertandingan itu berakhir kekalahan untuk Pacific dengan skor 76-78. Nah, ada kekeliruan yang dibuat oleh wasit yang mengubah hasil akhir pertandingan.
Direktur IBL, Junas Miradiarsyah menyatakan hasil investigasi laga Pacific Caesar Surabaya melawan Amartha Hangtuah akan diumumkan awal Juni.
“Kami sudah menerima kabar bahwa investigasinya sudah selesai dan akan diumumkan pada awal minggu depan atau awal Juni,” kata Junas kepada wartawan setelah pertandingan Pacific melawan Bali United, Minggu (26/5/2024) malam.
Kronologi
Kronologi kejadian terjadi di sisa waktu 2 menit 50 detik saat pemain Hangtuah Zoran Talley melakukan tembakan tripoin bola terpantul di back board dan ditangkap oleh pemain Hangtuah Fisyaiful Amir.
Saat penguasaan bola Fisyaiful, detik shot clock sudah menunjukkan 00 yang artinya Hangtuah melakukan pelanggaran karena tidak menembakkan bola dalam waktu 24 detik (shot clock violation).
Namun, bola dioper ke pemain Hangtuah lainnya Ronald Delph yang selanjutnya mencetak dua poin. Lampu LED pada ring menyala, namun ketiga wasit mengakui tidak dapat memastikan apakah bola tersebut mengenai ring atau tidak, dan tidak juga memutuskan serta tidak memberi sinyal adanya shot clock violation.
Hasil peninjauan ulang yang dilakukan oleh IBL beserta seluruh perangkat pertandingan yang bertugas serta hasil rekomendasi dari komisi kode etik terdapat beberapa keputusan.
Perangkat pertandingan yang bertugas adalah Purwoko Darmajati (pengawas pertandingan), Achmad Nuryadi (koordinator wasit), Swara Yoga Sangara (crew chief), Zidqi Nurdiansyah (umpire 1), dan Nanang Seminar Efendi (umpire 2).
Respons IBL
IBL menindak tegas seluruh perangkat pertandingan yang bertugas saat itu dengan tidak menerima penugasan mereka sampai batas yang waktu yang tidak ditentukan. Hal ini pun juga dilaporkan kepada Bidang Perwasitan PP Perbasi untuk menjadi evaluasi dan perbaikan ke depannya.
Sedangkan untuk klaim Pacific Caesar Surabaya yang menginginkan pertandingan ulang, Junas menjelaskan bahwa keputusan pertandingan tidak berubah.
"Karena hal itu akan berbeda-beda bentuknya, ada wasit sampai pengawas pertandingan, nanti ditunggu saja. Kalau tanding ulang itu kan harus dilihat secara menyeluruh apa yang menyebabkan bisa dilakukan pertandingan ulang,” ungkap Junar.
“Itu ada prosesnya baik aturan penyelenggara liga maupun FIBA. Sebagai contoh, ketika tim itu melakukan protes ada proses yang dilalui yakni dokumen yang harus ditandatangani dan dijalankan, sayangnya itu tidak dilalui dengan baik dan benar,” imbuhnya.
Pelajaran
Oleh karena mekanismenya tidak dijalankan dengan baik, lanjutnya, maka tidak bisa dilakukan protes termasuk untuk pertandingan ulang. Namun, dengan adanya kejadian tersebut pihaknya juga menjadikannya sebagai pembelajaran dalam menangani pertandingan untuk lebih baik lagi.
“Mekanisme di FIBA pun juga sama ada yang harus dilalui dan dijalankan dengan baik dan benar. Semua mekanisme ini, kami menghargai masukan dan juga semua pendapat tetapi dalam melakukan sebuah keputusan kami harus lihat dari peraturan yang berlaku,” tuturnya.
Saat ini, Pacific Caesar sedang merana di dasar klasemen setelah meraih 12 kekalahan beruntun di IBL 2024. Mereka tercatat baru sekali menang dalam 18 pertandingan dan belum pernah menundukkan tim lawan saat bertanding di kandang sendiri.