Bola.com, Malang - Prestasi buruk di BRI Liga 1 2023/2024 dijadikan pengalaman berharga bagi Arema FC. Mereka terseok-seok di papan bawah dan menunggu sampai laga terakhir untuk lolos dari degradasi.
Manajemen tim berjulukan Singo Edan ini bertekad bangkit musim depan. Mereka ingin timnya bisa bersaing di papan atas.
Dari pengalaman musim lalu, manajemen Arema sudah melakukan ancang-ancang untuk melakukan pembenahan. General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi menegaskan jika meeting internal intensif dilakukan sejak April lalu untuk membangun tim tangguh musim selanjutnya.
Bola.com menangkap ada tiga perubahan penting yang akan dilakukan musim depan. Mulai dari kebijakan perekrutan pemain, komposisi pemain asing hingga homebase. Ketiganya sedang dimatangkan oleh manajemen, karena faktor-faktor itu punya peran besar mengangkat prestasi tim.
Mencari Pemain Berpengalaman
Arema FC bakal mencari pemain yang sudah matang dari segi pengalaman. Mereka tidak ingin mendatangkan pemain yang minim jam terbang di Liga 1.
“Meskipun pemain muda, tapi kalau sudah matang, tentu masuk kategori kami,” jelas Inal.
Musim lalu, Arema mendatangkan cukup banyak pemain dari kasta kedua. Sebagian besar mereka belum pernah tampil di Liga 1. Efeknya, mereka butuh proses untuk memperlihatkan potensinya. Itu yang membuat kedalaman skuat Arema kurang bagus musim lalu. Antara pemain inti dan pelapis kualitasnya timpang.
Ini yang jadi perhatian manajemen. Jika mendatangkan banyak pemain sarat pengalaman, kedalaman skuat mereka bakal lebih bagus. Tim pelatih juga tidak pusing menentukan starting eleven ketika ada pemain inti yang absen.
Ubah Formasi Pemain Asing
Musim lalu, kuota pemain asing di Liga 1 berjumlah 6 pemain. Di putaran pertama, Arema menggunakan kuota maksimal. Formasinya, kiper, stoper, dua gelandang dan dua penyerang. Namun, di putaran kedua mereka hanya memakai lima pemain asing.
Anehnya, di pengujung kompetisi hanya dua pemain asing yang selalu jadi pilihan utama. Charles Lokolingoy dan Julian Guevara. Sedangkan tiga pemain asing lain jadi pemanis bangku cadangan.
Karena itu, Arema membuka kemungkinan mengubah formasi pemain asing. Sepertinya mereka tidak akan memakai kiper asing lagi. Kiper asal Filipina, Julian Schwarzer performanya menurun menjelang kompetisi berakhir. Mereka mempercayakan kiper utama kepada Teguh Amiruddin.
Jadi, slot pemain asing bisa ditambahkan ke posisi belakang. Lantaran mayoritas tim Liga 1 punya dua centerback asing. Sehingga mereka bisa meminimalisir kebobolan.
Mengingat dengan menggunakan kiper asing, gawang Arema masih jadi salah satu yang rentan kebobolan. Musim lalu, Singo Edan kemasukan 60 gol. Urutan ketiga terburuk di Liga 1.
Pilih Homebase yang Mudah Dijangkau Aremania
Faktor ini cukup krusial. Karena musim lalu Arema sangat minim dukungan dari Aremania. Dengan menggunakan homebase di Bali, rata-rata hanya ratusan suporter yang datang di setiap laga home sehingga pemain tidak merasakan astmofer dukungan penuh dari Aremania.
Suporter Singo Edan sepertinya sulit menjangkau Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar karena jaraknya terlalu jauh.
Karena itu, musim depan manajemen mencari homebase di Jawa Timur. Mereka ingin menggunakan stadion yang lokasinya mudah dijangkau Aremania. Prioritas utama, mereka ingin menggunakan Stadion Soepriyadi, Blitar.
Jaraknya kurang lebih 2,5 jam dari Kota Malang dengan menempuh jalur darat. Jika kembali dapat dukungan penuh dari Aremania, Ahmad Alfarizi dkk bisa terpacu semangatnya.
Selain itu, manajemen juga bisa mendapatkan pemasukan dari tiket pertandingan. Itu sangat membantu finansial klub. Karena salah satu sumber pendanaan Arema berasal dari tiket pertandingan. Faktor ini yang tidak banyak didapat musim lalu. Efeknya, mereka melakukan penghematan saat bursa transfer.