Bola.com, Jakarta - Pemain dari Asia Tenggara belakangan banyak yang bekarier di luar negeri. Tujuan mereka pun beragam ada yang di Asia, ada pula yang di Eropa.
Kompetisi sepak bola Jepang, J League belakangan menjadi salah satu tujuan utama. Sebab, kompetisi tersebut dinilai menjadi salah satu yang terbaik di Asia.
Namun, pemain Asia Tenggara cukup sulit bersaing di J League. Pratama Arhan dari Indonesia dan Nguyen Cong Phuong menjadi kasus terbaru.
Bola.com berkesempatan berbicara dengan salah satu wartawan Vietnam bernama Hoang Duy Anh mengenai isu ini. Ia bekerja untuk salah satu stasiun televisi kabel kenamaan Vietnam, VTVcab.
"Terus terang, pemain ASEAN kecuali pemain Thailand sering menghadapi tantangan dan kesulitan saat pergi ke luar negeri," katanya kepada Bola.com, Selasa (28/5/2025).
Minim Menit Bermain
Pratama Arhan dan Nguyen Cong Phuong adalah bintang sepak bola Asia Tenggara. Keduanya adalah andalan Timnas masing-masing.
Selama membela Tokyo Verdy di J League 2, Pratama Arhan hanya dimainkan empat kali. Menit bermainnya pun tak mencapai 300 menit.
Sementara Nguyen Cong Phuong juga bernasib mirip. Sejauh ini Cong Phuong baru dimainkan tiga kali oleh Yokohama FC.
Bahkan, belum lama ini Nguyen Cong Phuong dimainkan di akhir babak pertama saat Yokohama FC bermain melawan Nagoya Grampus. Namun, pemain berusia 29 tahun itu ditarik keluar di awal babak kedua.
Kendala Bahasa
Hoang Duy Anh pun memberi contoh apa yang dialami pemain Vietnam lain, Nguyen Tuan Anh di J League. Tuan Anh memang pernah memperkuat Yokohama Marinos.
Namun, Nguyen Tuan Anh tidak bisa berbahasa Inggris. Hal itu sangat menghambat proses adaptasinya di sana.
"Misalnya Nguyen Tuan Anh bermain di Yokohama Marinos tetapi dia kurang pandai berbahasa Inggris. Oleh karena itu, ia menutup diri dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dia mengatakan, dia tidak tahu dia tinggal bersama orang-orang Vietnam di gedung yang sama sampai bertemu dengan mereka di supermarket," katanya.
Fisik
Hoang Duy Anh pun merasa para pemain Asia Tenggara harus lebih meningkatkan rasa percaya diri untuk bisa bersaing di kompetisi luar negeri.
Selain itu fisik juga menjadi kendala lain yang dihadapi para pemain Asia Tenggara. Hal itu juga harus diperbaiki.
"Fisik bukanlah hal yang paling penting tetapi diperlukan untuk sepak bola modern seperti saat ini," jelasnya.
Baca Juga
Eks PSM Makassar Bawa Filipina Hajar Thailand di Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024!
Janji Shin Tae-yong Menyambut 2025: Timnas Indonesia Akan Bangkit dan Mengejar Tiket Piala Dunia 2026!
Refleksi Shin Tae-yong setelah Timnas Indonesia Terhenti pada Fase Grup Piala AFF 2024: Pemain Muda Kami Telah Berjuang Keras