Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia dihadapkan pada jadwal yang padat di sepanjang 2024. Terutama jika Tim Merah Putih lolos ke fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Belum lagi dengan adanya Piala AFF 2024. Turnamen yang belakangan berubah nama menjadi AFF ASEAN Championship 2024 itu akan dimulai pada akhir November tepatnya pada tanggal 23.
Padahal, Timnas Indonesia akan memainkan laga matchday kelima fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 19 November. Jarak antara kedua laga itu hanya lima hari saja.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong berbicara mengenai kemungkinan membentuk dua tim berbeda untuk menghadapi dua ajang itu. Namun, hal itu masih akan dibicarakan dengan ketua umum PSSI, Erick Thohir.
"Untuk masalah bentuk dua tim atau tetap seperti ini, ya mungkin harus diskusi dulu dengan Pak Erick, ketua umum PSSI saat ini. Jadi kita diskusi dulu baru akan diumumkan bagaimana," jelas Shin Tae-yong.
Ketemu Vietnam Lagi
Dalam undian babak grup Piala AFF 2024, Timnas Indonesia bertemu lagi dengan Vietnam. Skuad The Golden Star Warriors memang belakangan kerap bertemu dengan Tim Merah Putih di berbagai kompetisi.
"Memang untuk drawing AFF kami satu grup dengan Vietnam saya juga berfikir kalau Thailand, Vietnam, Malaysia dan Indonesia merupakan tim yang berpotensi lolos ke empat besar," ujarnya.
Shin Tae-yong pun menegaskan ia akan melakukan persiapan dengan baik. Shin percaya diri dengan kualitas skuad Timnas Indonesia.
"Untuk itu saya akan semaksimal mungkin dalam persiapan, tim kami bagus, jadi kami tidak ada beban," tegas Shin Tae-yong.
Kesempatan Pemain BRI Liga 1
Sementara itu belum lama ini Bola.com berbicara dengan pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni. Bung Kus merasa PSSI seharusnya tak terlalu memaksakan pemain abroad untuk Piala AFF 2024.
Menurut Mohamad Kusnaeni, justru Piala AFF 2024 bisa menjadi kesempatan bagi para pemain BRI Liga 1 untuk menunjukkan kualitas mereka. Apalagi status Piala AFF yang bukan termasuk turnamen resmi FIFA.
"Pemain yang dipanggil harus sesuai kebutuhan dan ketersediaan. Apakah turnamen itu masuk kalender FIFA atau tidak," kata Kusnaeni.