Bola.com, Kediri - Bak dua sisi mata uang. Keburukan dan kebaikan adalah pasangan tak terpisahkan yang selalu menyertai kehidupan manusia. Namun orang sering lebih suka mengungkit keburukan dan melupakan kebaikan yang pernah dilakukan orang lain.
Bad news is good news. Ya. Berita buruk bagi sebagian besar orang merupakan santapan lezat yang menjadi info menarik untuk diumbar ke publik menjadi viral demi sensasi.
Ini pula yang sedang dialami Persibo Bojonegoro. Klub asal Bojonegoro yang didirikan pada 1947 ini sedang dapat ujian besar. Warganet menuding kesuksesan Persibo menembus babak 8 besar Liga 3 2023/2024 berkat andil salah satu Exco PSSI, Eko Setyawan.
Suara miring publik makin menguat karena dua 'anak asuh' Eko Setyawan yakni Persikota dan Adhyaksa Farmel FC juga melenggang ke babak lanjutan kompetisi kasta ketiga musim ini.
Tudingan minor itu, khususnya kepada Persibo, seolah memupuskan perjuangan anak asuh Iwan Setiawan yang telah bekerja keras dan sukses sejak menjuarai Liga 3 Regional Zona Jatim.
Bila dirunut ke belakang lagi. Persibo yang mulai bangkit pada tahun 2000-an lalu punya deretan catatan emas di sepakbola Indonesia lho.
Klub berjulukan Laskar Angling Darma ini pernah juara Divisi 2 2004, juara Divisi 1 2007/2008, dan juara Divisi Utama 2009/2010. Bahkan Persibo juga menyelamatkan PSSI dan sepakbola Indonesia dari ancaman sanksi AFC. Kok bisa?
Ya. Persibo yang menjuarai Piala Indonesia 2012 menjadi wakil Indonesia tampil di Piala AFC 2013. Persibo yang saat itu dilanda krisis finansial dengan terpaksa melawan Sunray Cave Sun Hei di Stadion Mong Kok, Hongkong. Ketika itu anak asuh Gusnul Yakin dihajar dengan skor 8-0.
Hantaman krisis keuangan akut membuat Persibo kalang kabut. Mereka berangkat ke Hongkong hanya membawa 12 pemain. Padahal jika Persibo mangkir dari laga Piala AFC itu, maka otomatis PSSI dan Indonesia akan dijatuhi sanksi berat oleh AFC.
Lepas dari sejarah kelamnya, ternyata Persibo tak hanya pernah menyelamatkan wajah sepakbola Indonesia. Persibo juga sempat menyumbang pemain terbaiknya untuk Timnas Indonesia. Berikut empat putra daerah terhebat dari Kota Ledre, julukan Kabupaten Bojonegoro tersebut.
1. Samsul Arif Munip
Samsul Arif Munif adalah kebanggaan bagi masyarakat Bojonegoro. Bahkan tak terlalu berlebihan bila pemain berusia 39 tahun ini jadi legenda, ikon, dan panutan bagi pesepakbola daerah itu.
Samsul Arif adalah pemain dengan jumlah penampilan terbanyak kala membela Persibo. Total dia bermain 108 pertandingan pada musim 2005-2009 dan 2010-2012.
Sosok berposisi penyerang ini juga menjadi pemain tersukses dari Bojonegoro, baik dari prestasi maupun kesejahteraan hidupnya. Selama 13 tahun, Samsul Arif berkiprah di kasta tertinggi Indonesia. Sederetan klub-klub besar, seperti Persela, Arema, Persib, Persita, Barito Putera, Persebaya, dan Persis pernah dibelanya.
Bahkan Samsul Arif mengangkat nama Bojonegoro dengan menjadi penggawa Timnas Indonesia U-21, U-23, dan Senior. Dia mencatat 31 caps dengan total tujuh gol.
2. Novan Setya Sasongko
Bicara Samsul Arif tak bisa lepas dari nama Novan Setya Sasongko. Karena nama keduanya mulai muncul bersama kebangkitan Persibo di awal tahun 2000-an lalu.
Namun jejak karir Samsul Arif dan Novan Setya Sasongko di usia muda berbeda. Jika Samsul mengawali dari Persikaba Blora, namun Novan Setya murni binaan dari Persibo sejak 2005-2008. Ketika itu Samsul telah masuk tim senior Persibo.
Bek kiri ini mulai bermain satu lapangan dengan Samsul pada musim 2008-2012. Namun jumlah pertandingan milik Novan hanya 24 laga. Namun soal karir di kasta tertinggi Indonesia, Novan lebih panjang ketimbang Samsul Arif.
Dia kontinu berkiprah selama 15 tahun. Pria berumur 34 tahun ini masih berstatus sebagai pemain Madura United yang tampil hingga final BRI Liga 1 2023/2024. Sementara musim ini, Samsul Arif turun kasta bersama Gresik United di Liga 2.
Setelah Persibo terpuruk, Novan Setya Sasongko pun berpetualang bersama Semen Padang, Sriwijaya FC, Bali United, Persebaya hingga Persela. Novan mencatat tampilan banyak kala berbaju Semen Padang dengan 80 bermain dan dua gol.
Saat moncer di Persibo, Novan pun sempat mencicipi jersey Timnas Indonesia U-21. Dia juga pernah merasakan tampil bersama Timnas Senior pada 2012 saat PSSI di bawah kendali Ketum Djohar Arifin Husin dengan 12 caps.
3. Hanis Saghara Putra
Setelah pamor Samsul Arif mulai meredup, muncul wonder kid lain asal Bojonegoro. Dia adalah Hanis Saghara Putra. Berposisi sama sebagai striker, nama Hanis Saghara pun mulai diidentikkan sebagai New Samsul Arif.
Bintang pria berusia 24 tahun ini mulai bersinar kala membela Persibo pada 2016-2017. Meski hanya bermain tujuh kali dengan dua gol bersama Persibo, namun keberuntungan menaungi Hanis Saghara.
Bakatnya memikat pelatih Widodo C. Putro untuk direkrut Bali United selama durasi empat tahun. Setelah dipinjamkan Bali United ke PSMS di Liga 2, Hanis Saghara pun kembali ke orbit Liga 1 di Persikabo 1973, Arema, dan terakhir berbaju Persita.
Hanis Saghara juga sempat menjadi penggawa Timnas Indonesia U-19, U-23, dan Senior. Total dia memiliki 27 caps dengan total delapan gol.
4. Bijahil Chalwa
Nama pemain ini sempat bikin penasaran penggemar sepakbola Indonesia. Karena namanya berbau asing. Banyak orang pun mengira Bijahil Chalwa adalah pemain asing dari Arab atau India.
Padahal dia merupakan putra asli Bojonegoro. Nama ini berasal dari bahasa Arab, yakni Bijahi Al Chalwa. Dalam bahasa Arab, arti Bijahi berarti keagungan, sedangkan Al Chalwa berarti manis.
Kemunculannya sempat diharapkan menyamai pamor Samsul Arif. Karena posisi bermain keduanya sama sebagai striker. Dengan tongkrongan kekar, dia digadang-gadang lebih hebat daripada Samsul Arif.
Namun karir Bijahil Chalwa tak semanis namanya. Karir pemain yang kini telah menginjak usia 33 tahun itu memang tak secerah Samsul Arif, Novan Setya Sasongko, dan Hanis Saghara.
Dia hanya pernah bermain di level atas bersama Persikabo, Persela, Madura United, dan Bhayangkara Surabaya United dengan jumlah pertandingan tak terlalu banyak. Imbasnya tentu saja koleksi gol Bijahil Chalwa juga minim.
Namun Bijahil Chalwa pernah mengejutkan pada tahun 2014 lalu. Saat debutnya di Persela, dia mencetak hatrik ke gawang Persebaya pada tanggal 10 Februari 2014 dan membuat Persela menang 3-0.
Setelah itu, dia lebih banyak beredar di kompetisi kasta kedua Indonesia, seperti Persiba, Persik, dan terakhir berbaju Sulut United di Liga 2.