Bola.com, Bangkalan - Madura United membuat kejutan saat mampu menembus final Championship Series BRI Liga 1 2023/24. Sempat oleng di pertengahan musim, Fachruddin Wahyudi Aryanto dkk. tak terbendung setelahnya.
Kemenangan demi kemenangan berhasil diraih klub berjulukan Laskar Sape Kerrap. Selain kembali kuat di kandang, catatan mereka di partai tandang terbilang oke.
Namun, Persib Bandung mampu menghentikan kejutan si kuda hitam. Pada leg pertama final yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kab. Bandung (26/5/2024), mereka takluk tiga gol tanpa balas.
Defisit tiga gol di partai puncak akan sangat sulit dikejar oleh tim manapun. Tetapi bukankah sepak bola selalu menghadirkan drama yang tak pernah terpikir sebelumnya?
Tanpa aturan gol tandang, Madura United cukup memaksa pertandingan ke babak tambahan waktu. Sisanya, biarkan para pemain gaek ini menjadi pembeda di laga nanti. Siapa saja mereka?
Slamet Nurcahyono (40 tahun)
Di masa jayanya, Slamet Nurcahyono merupakan playmaker lokal idaman semua tim.
Madura United kepincut sejak pandangan pertama dengan kemampuannya yang unik.Pria asal Jember ini memiliki keeping bola yang sangat lengket. Bak legenda Barcelona, Andres Iniesta, dia bisa meliuk-liuk melewati bek hingga kiper sekalipun.
Namun, usianya yang telah menginjak kepala empat membuatnya kesulitan bersaing. Tetapi bukan berarti dirinya bisa disepelekan saat menjadi pengganti.
Guntur Ariyadi (37 tahun)
Guntur Ariyadi adalah salah satu pemain paling loyal di kubu Madura United. Dia jadi dua pemain terakhir yang tetap di klub asal Pulau Madura sejak 2016.
Walau sudah tak muda lagi, kemampuan teknis pria asal Banyuwangi itu masih tetap prima. Apalagi, dia memiliki kecakapan bermain di berbagai posisi bertahan seperti gelandang jangkar, bek tengah dan bek sayap.
Jika Madura United membutuhkan tenaga ekstra di belakang, rasanya Guntur Ariyadi jadi orang yang tepat. Dia bisa jadi penjegal serangan Persib di masa tambahan waktu.
Bayu Gatra (32 Tahun)
Tak ada yang meragukan kemampuan Bayu Gatra di masa jayanya. Pemain yang kini berusia 32 tahun itu mampu menembus ketatnya persaingan tim nasional Indonesia era mendiang Alfred Riedl.
Walau begitu, dirinya mulai terpinggirkan beberapa tahun belakangan. Meski olah bolanya masih tetap oke, dia kerap gagal memenuhi ekspektasi pelatih.
Tetapi sebagai seorang supersub, dia masih menyimpan senjata berbahaya. Kecepatannya bisa menjadi bumerang bagi Persib jika terlalu meremehkannya.