Akui Hijrah ke Korea Selatan sebagai Perjudian, Asnawi Mangkualam Kini Bertekad Lanjutkan Karier di Eropa

oleh Iwan Setiawan diperbarui 30 Mei 2024, 21:30 WIB
Kapten Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam, mencetak gol ke gawang Timnas Vietnam di Piala Asia 2023. (Bola.com/Dok.AFP/KARIM JAAFAR).

Bola.com, Jakarta - Kapten Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam kini berkarier kasta tertinggi Liga Thailand bersama Port FC. Tidak sedikit yang menyayangkan keputusannya. Karena sebelum itu, dia ini berkarier di kompetisi level kedua, K2, Korea Selatan selama tiga musim. Yakni bersama Ansan Greeners dan Joennam Dragons.

Asnawi baru buka suara saat melakukan sesi interview di kanal youtube Marc Klok. Dia mengaku jika butuh tantangan baru. Dia menargetkan jika ingin bermain di kasta tertinggi Korea Selatan. Tapi, belum ada tawaran yang datang.

Advertisement

“Saya ingin tembus ke K1. Karena bertahan di K2 sudah terbiasa. Dan saya suka tantangan. Ke agen, saya sampaikan jika ada tawaran dari K1, 100 persen saya akan berangkat. Tentang gaji, mungkin lebih kecil dibanding pemain lain di sana tidak masalah. Karena saya dari Asia Tenggara. Di sana, sulit percaya pemain dari ASEAN,” sambungnya.

 

2 dari 3 halaman

Perjudian

Pemain Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam (kiri) dan Shayne Pattynama dalam sesi latihan perdana Timnas Indonesia di Lapangan B Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024) jelang menghadapi serangkaian laga uji coba dan kualifikasi Piala Dunia 2026. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bicara tentang kariernya di Korea Selatan, pemain 24 tahun ini mengaku keputusannya sebagai perjudian. Dia meninggalkan gaji besar yang ditawarkan klub Indonesia demi dapan pengalaman bermain yang lebih tinggi.

"Impian saya memang bermain di luar negeri. Sebenarnya orang tua ingin saya tetap di Indonesia. Karena di K2, gajinya tiga kali lebih kecil dari di PSM Makassar. Dan ini jadi perjudian saya. Jika main bagus, saya bisa dapat tawaran yang lebih bagus nantinya. Tapi jika buruk, saya kehilangan kesempatan itu,” jelas dia.

Sebenarnya, performa Asnawi di Korea Selatan tidak buruk. Dia bisa bersaing. Sayang, jalan ke K1 tak kunjung terbuka. Sehingga dia mulai realistis dan menerima tawaran berkarier di kasta tertinggi Thailand. “Terkadang, ketika saya tidak punya uang, rasanya ingin ke Indonesia lagi."

"Dapat gaji besar, juga untuk membantu keluarga. Karena jadi pesepakbola itu mungkin usia 36 tahun sudah pensiun. Kalau tidak punya materi, selesai sudah setelah itu,” tegasnya. 

 

3 dari 3 halaman

Bermimpi ke Eropa

Pemain Timnas Indonesia (dari kanan) Sandy Walsh, Shayne Pattynama dan Asnawi Mangkualam melakukan jogging dalam sesi latihan perdana Timnas Indonesia di Lapangan B Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024) jelang menghadapi serangkaian laga uji coba dan kualifikasi Piala Dunia 2026. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Saat ditanya tentang hasrat selanjutnya, Asnawi mengaku jika dia berharap bisa berkarier di Eropa. Hanya saja dia menyadari, di usia 24 tahun, mimpi itu akan sulit terwujud. “Saya ingin main di Eropa. Tapi sulit di usia saya sekarang. Kalau mau main di sana, harus dimulai sejak 18 tahun,” tegasnya.

Karena itu, Asnawi kini mulai realistis. Dia mengumpulkan materi untuk moda selanjutnya setelah pansiun sebagai pesepakbola. Lantaran dia punya mimpi lain sebagai pebisnis. “Saya ingin buka sport center di Makassar. Karena tidak ada fasilitas yang bagus disana. Saya ingin beri fasilitas itu untuk pemain muda. Itu mimpi saya untuk jadi pebisnis,” terangnya.

Untuk pemain sekelas Asnawi, sebenarnya bukan hal sulit mendapatkan bayaran tinggi. Tentunya jika bermain di Indonesia. Karena banyak klub besar yang ingin merekrutnya dengan iming-iming gaji tinggi. Tapi dalam waktu dekat, dia masih ingin berkarier di luar negeri.

Berita Terkait