Bali United Dapat Sanksi Ratusan Juta Rupiah dari Komdis PSSI di Pengujung BRI Liga 1, Begini Kata Yabes Tanuri

oleh Alit Binawan diperbarui 31 Mei 2024, 06:00 WIB
Suporter Bali United menyalakan flare dan kembang api saat menghadapi Borneo FC di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Akibat kejadian ini, Bali United mendapatkan sanksi sebesar Rp250 juta dari Komdis PSSI. (Bola.com/Alit Binawan)

Bola.com, Denpasar - Pada pengujung BRI Liga 1 2023/2024, Bali United benar-benar apes. Komdis PSSI menjatuhkan sanksi denda yang besar untuk Bali United.

Ini buntut dari suporter Bali United yang menyamakan flare serta kembang api, terutama dari tribun Utara yang dihuni North Side Boys 12 (NSB12). Kejadian tersebut terjadi saat Bali United menghadapi Borneo FC dalam leg pertama perebutan tempat ketiga BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta.

Advertisement

Saat itu, pertandingan juga sempat dihentikan beberapa menit oleh wasit karena tebalnya asap yang menyelimuti Stadion Dipta di penghujung babak kedua berakhir. Padahal sebelumnya, Bali United dibuat kagum karena koreografi yang dibuat oleh NSB12.

Manajemen Bali United sepertinya kecolongan karena banyaknya flare dan kembang api yang bisa masuk ke dalam Stadion saat itu. Dari informasi yang diberikan Manajemen Bali United, pihaknya mendapatkan sanksi sebesar Rp250 juta.

Hal ini merujuk pada pasal 70 ayat 1, ayat 4, Dan lampiran 1 nomor 5 kode disiplin PSSI tahun 2023. Dalam bunyi sanksi tersebut, Bali United terbukti melanggar Kode Disiplin PSSI Tahun 2023 karena terjadinya penyalaan petasan dan flare dalam jumlah banyak yang dilakukan oleh penonton dan terjadi pelemparan flare ke arah lapangan permainan sehingga pertandingan berhenti.

Kemudian diperkuat dengan bukti-bukti yang ada untuk menegaskan terjadinya pelanggaran disiplin. Dalam sanksi tersebut, Bali United bisa mendapatkan sanksi yang lebih berat lagi jika pelanggaran serupa terjadi kembali di BRI Liga 1 musim depan atau musim berikutnya.

2 dari 4 halaman

Pesan Bos Serdadu Tridatu

CEO Bali United Yabes Tanuri memberikan jersey Bali United di AFC Cup 2023/2024 kepada bek Timnas Meksiko U-17 Javen Romero di Bali United Training Center usai menggelar sesi latihan

Terkait sanksi denda ini, CEO Bali United Yabes Tanuri pun angkat bicara. Namun sebelumnya ia tetap berterima kasih kepada seluruh suporter yang sudah memberikan dukungan kepada Bali United.

“Kami dari manajemen memberikan apresiasi yang tinggi untuk support dan koreografi memukau dari suporter di laga kandang terakhir musim ini. Hanya saja ada hal yang kurang berkenan terjadi di akhir pertandingan dan berdampak terhadap tim. Mudah-mudahan dengan surat dari Komdis ini dapat menyadarkan kita semua untuk lebih baik di pertandingan kandang berikutnya,” ujar Yabes Tanuri.

Menurut Yabes, hukuman lebih berat bisa terjadi berupa pembatasan jumlah penonton ke Stadion Dipta, penutupan sebagian tribun penonton, hingga Laga kandang tanpa dihadiri oleh penonton. Bahkan sanksi bisa berupa pengusiran Bali United dari Stadion Kapten I Wayan Dipta.

3 dari 4 halaman

Catatkan Penurunan Laba 99 Persen

Selebrasi gol dari Jefferson Assis (kiri) ditemani Irfan Jaya usai menjebol gawang Arema FC pada lanjutan BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Wayan Dipta, Gianyar, Senin (4/12/2023). (Bola.com/Alit Binawan)

Sebelum adanya sanksi denda dari Komdis PSSI, ada kabar juga dari PT Bali Bintang Sejahtera, TBK dengan kode emiten BOLA sebagai induk perusahaan Bali United.

Emiten induk klub sepak bola Bali United PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) mencatat penurunan kinerja cukup signifikan sepanjang kuartal I-2024.

Hal ini terlihat dari data laporan kuartal pertama tahun 2024 yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI)

Laporan keuangan tersebut tertinggal 30 April 2024 yang ditandangani langsung oleh Yabes Tanuri sebagai Direktur Utama BOLA dan Direktur Keuangan BOLA, Yohanes Ade Bunian Moniaga.

Dalam laporan keuangan tersebut, laba BOLA Anjlok 99 Persen dibandingkan periode yang sama pada 2023. Saat ini laba BOLA hanya tersisa Rp16,5 juta.

Sedangkan saat periode yang sama pada 2023, laba BOLA mencapai Rp36,65 Miliar. Apa yang membuat laba BOLA sebagai entitas induk Bali United turun drastis?

Hal ini karena pendapatan usaha jatuh 31,87 persen year on year (yoy). Bisnis manajemen klub berkontribusi sebesar Rp28,49 miliar.

Sedangkan agensi olahraga mencatatkan pemasukan senilai Rp24,59 miliar. Disamping itu, beban operasional BOLA cukup besar yaitu sebesar Rp74,92 Miliar.

4 dari 4 halaman

Remunerasi

Bali United Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Beban terbesar datang dari remunerasi pemain Bali United termasuk official yang terdiri dari jajaran pelatih seperti Stefano Cugurra.

Remunerasi mencapai Rp17,14 Miliar. Sedangkan gaji dan tunjangan pemain serta official mencapai Rp15,46 Miliar.

Namun jika dikomparasi pada periode yang sama pada 2023, gaji dan tunjangan 2024 mengalami penurunan. Saat 2023, gaji dan tunjangan sebesar Rp36,083 Miliar. Namun tidak ada beban remunerasi yang dikeluarkan oleh BOLA.

Itu sebabnya, Bali United mengalami Kerugian sebesar Rp18,36 Miliar. Namun pendapatan lain-lain tercatat sebesar Rp18,3 Miliar.

Dari sisi kas dan setara kas, ada peningkatan. Tahun ini mencapai Rp44,275 Miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp40,530 Miliar.

Hal ini karena adanya penerimaan operasional hingga piutang pihak relasi. Terlihat juga ada piutang usaha pihak ketiga yang tercatat atas nama PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebesar Rp30,3 Miliar.

Berita Terkait