Bola.com, Jakarta - Bojan Hodak baru saja mempersembahkan trofi juara BRI Liga 1 2023/2024 untuk Persib. Dia juga meraih gelar individu sebagai pelatih terbaik musim ini.
Rupanya, ada catatan menarik yang menyertai prestasi arsitek berpaspor Kroasia itu. Dia tercatat sudah dua kali mengangkat trofi juara di Indonesia dan semuanya terjadi di Jawa Timur.
Kali pertama Bojan Hodak jadi juara di Indonesia adalah saat membawa Timnas Malaysia U-19 menjuarai Piala AFF U-19 2018. Saat itu, turnamen tersebut digelar di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.
Pelatih berusia 53 tahun itu pernah menjalani momen manis saat menangani Timnas Malaysia U-19. 2018. Itu dimulai dari babak penyisihan dengan tergabung di Grup B bersaing dengan Myanmar, Kamboja, Timor-Leste, dan Brunei Darussalam.
Malaysia U-19 mampu menjadi juara Grup B dengan hasil tak terkalahkan dalam empat laga. Mereka meraih tiga menang dan satu seri yang artinya mengantongi 10 poin di fase grup.
Memori Piala AFF U-19
Di sisi lain, Timnas Indonesia U-19 yang berstatus tuan rumah bersaing di Grup A bersama Thailand, Vietnam, Laos, Filipina, dan Singapura. Sayangnya, Garuda Muda menduduki posisi runner-up Grup A di bawah Thailand.
Hasil itu membuat Malaysia U-19 berjumpa dengan Timnas Indonesia U-19 di semifinal pada 12 Juli 2018. Bojan Hodak mengaku masih mengingat momen tersebut.
“Ya, saya ingat Sidoarjo karena semifinal sebenarnya lebih menarik daripada final. Di semifinal, kami melawan Timnas Indonesia U-19. Saat itu Indra Sjafri sedang melatih,” ucap Bojan Hodak kepada Bola.com.
“Saya ingat Egy (Maulana Vikri). Saya ingat Asnawi (Mangkualam), yang kemudian bermain untuk saya. Saya ingat Saddil Ramdhani. Ada juga penjaga gawang (Muhammad) Riyandi,” imbuhnya.
Skuad Mumpuni
Semua pemain yang disebutnya itu memang penggawa Timnas Indonesia U-19 dalam turnamen tersebut. Khusus Asnawi, Bojan Hodak sempat bekerja sama di PSM Makassar pada 2020.
Pelatih berusia 53 tahun itu menilai Timnas Indonesia U-19 memiliki banyak pemain bagus dan jadi kandidat kuat juara. Apalagi, Garuda Muda bertanding di hadapan pendukung sendiri yang selalu memenuhi stadion.
“Saya beritahu Anda bahwa Timnas Indonesia U-19 sangat-sangat bagus. Dan kami sebenarnya mengalahkan mereka dua kali pada tahun itu. Satu kali di Korea 4-1,” kata Bojan Hodak.
Bersama Timnas Malaysia Muda
Ya, sebelum akhirnya berkiprah di Piala AFF U-19 2018, Timnas Malaysia U-19 sudah bertemu Timnas Indonesia U-19 di Korea Selatan. Keduanya bersaing dalam Grup F kualifikasi Piala AFC U-19 2018.
Malaysia U-19 sukses menang 4-1 atas Timnas Indonesia U-19 di Stadion Publik Paju, Paju, 6 November 2017. Grup F sendiri juga berisikan tuan rumah Korea Selatan, Timor Leste, dan Brunei Darussalam.
Hasilnya, Korea Selatan dan Malaysia finis di dua posisi teratas dan tampil di putaran final. Sedangkan Timnas Indonesia yang berstatus peringkat ketiga tetap berkiprah di Piala AFC U-19 2018 dengan status tuan rumah di Jakarta
Persaingan dalam pertandingan itu tampaknya berlanjut di Piala AFF U-19 2018. Perjumpaan di semifinal berlangsung sengit. Apalagi, suporter meneriakkan tekanan selama pertandingan pada 12 Juli 2018 itu.
Duel ini berlangsung sangat sengit hingga laga berakhir 1-1 di waktu normal dan laga harus dilanjutkan ke babak adu penalti. Menariknya, sempat ada insiden mati lampu di stadion setelah pertandingan 90 menit.
Terjebak di Stadion
Perlu beberapa saat hingga akhirnya lampu stadion hidup kembali. Namun, cahaya yang dipancarkan ke arah lapangan tidak seterang seperti semula karena tidak semua lampu bisa dinyalakan.
Selama babak adu penalti, pemain sempat melakukan tendangan dalam kondisi lampu agak gelap. Baru pada penendang ketiga, lampu bisa lebih terang meski tidak seperti saat pertandingan waktu normal 90 menit.
Laga dilanjutkan ke babak adu penalti dan hasilnya Malaysia U-19 menang 3-2 dan melaju ke final. Timnas Indonesia U-19 yang pun terpaksa menunda harapan menjadi juara di turnamen itu.
“Kami mengalahkan mereka di Sidoarjo melalui adu penalti di depan pendukung tuan rumah. Satu jam kami tidak bisa meninggalkan lapangan,” ujar Bojan Hodak.
Setelah pertandingan, insiden yang tidak mengenakkan memang terjadi di stadion. Kericuhan penonton menghiasi duka cita para pemain yang baru saja menelan kekalahan dari Tim Muda Harimau Malaya.
Tribune utara menyalakan flare sambil menyanyikan beberapa lagu dengan lirik tak pantas. Tak berhenti sampai di situ, tribune VIP dan tribune utama secara bertubi-tubi melempar botol plastik minuman ke arah stadion.
Saat pemain Indonesia masuk ke ruang ganti, tidak ada botol yang dilempar. Justru tepuk tangan menggema di seisi stadion sebagai wujud apresiasi terhadap permainan yang ditampilkan oleh Nurhidayat dkk.
Namun, pelemparan botol kembali terjadi saat wasit Clifford Potani Daypuyat hendak masuk ke ruang ganti. Pelatih asal Filipina itu pun mendapat pengawalan ketat dari pihak keamanan.
Para pewarta foto yang juga berada di lapangan juga tidak luput dari pelemparan itu. Demikian halnya dengan para pemain Malaysia pun sempat terjebak di dalam area lapangan selama lebih kurang 15 menit.
Lemparan botol masih terus terjadi. Alhasil, pihak keamanan berusaha membuat barikade dan menutupi kepala dengan tameng.
Di momen itu, Bojan Hodak menyaksikan tekanan langsung suporter tuan rumah. Bahkan, para pemain Malaysia U-19 terjebak di stadion setelah pertandingan karena amarah suporter Timnas Indonesia U-19 melihat timnya kalah.
Malaysia kemudian berjumpa dengan Myanmar, tim yang sudah mereka kalahkan di fase grup. Laga final berakhir 4-3 untuk Malaysia yang akhirnya keluar sebagai juara Piala AFF U-19 2018.
“Ini menyenangkan dan pastinya itu kenangan yang bagus. Saya pernah juara di Sidoarjo, dan saya juga juara di Madura. Jadi, saya berharap kami akan beruntung lagi di Jawa Timur,” ucap Bojan Hodak.
Juara Bersama Persib
Bojan Hodak pun kembali ke Indonesia pada 2023, kali ini dia menangani Persib Bandung yang telah ditinggalkan pelatih Luis Milla.
Per 26 Juli 2024, Hodak menjadi pelatih Maung Bandung yang saat itu ada di peringkat ke-16 dengan tiga poin dari empat laga BRI Liga 1 2023/2024.
Pada mulanya, pelatih asal Kroasia itu tidak langsung mendapat kemudahan membawa Persib menang. Namun, tim asal Kota Kembang itu mampu bersaing di papan atas. Total mencetak 65 gol yang jadi angka terbanyak di regular series, Persib finish di posisi runner-up.
David da Silva dkk. mampu menang dengan skor agregat 4-1 saat bersua Bali United dalam dua leg semifinal. Mereka pun menghadapi Madura United yang membuat kejutan dengan menang agregat 4-2 atas juara regular series, Borneo FC.
Di leg pertama final, Persib sukses menang 3-0 atas Madura United (26/5/2024). Pertandingan leg kedua berakhir 3-1 untuk Persib di Stadion Gelora Bangkalan, Jumat (31/5/2024). Agregat kemenangan 6-1 membuat Persib dinobatkan sebagai kampiun BRI Liga 1 musim ini.
Baca Juga
Bojan Hodak Ungkap Kemungkinan Persib Ladeni Borneo FC di Stadion GBLA, Sudah Cek dan Jajal Lapangan
3 Pemain Persib Dipanggil TC Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Bojan Hodak Kehilangan tetapi Tetap Mendukung
Pelatih Persib Sebut Timnas Indonesia Tidak Punya Peluang Menang Lawan Jepang: Kalau Lawan Arab Saudi Oke