Pengamat: Timnas Indonesia Tampil Istimewa pada Babak Pertama, Nyaris Menang Segalanya atas Irak

oleh Radifa Arsa diperbarui 06 Jun 2024, 21:15 WIB
Pemain Timnas Indonesia, Jordi Amat (bawah) terjatuh saat berusaha mengadang laju pemain Irak, Ayman Hussein pada laga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia menampilkan permainan yang baik pada babak pertama duel menghadapi Irak dalam duel lanjutan Grup F Putaran Kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Sayangnya, Timnas Indonesia mengalami guncangan pada babak kedua sehingga arah pertandingan melawan Irak berubah dalam duel di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Kamis (6/6/2024) sore WIB.

Advertisement

Akhirnya, skuad Merah Putih harus bertekuk lutut setelah digebuk dua gol tanpa balas oleh Singa Mesopotamia lewat gol Aymen Hussein (54’) dari eksekusi penalti serta sontekan Ali Jasim (88’).

Menurut analisis pengamat, penampilan skuad asuhan Shin Tae-yong sebetulnya sudah cukup oke pada babak pertama. Sebab, ada beberapa catatan positif yang ditampilkan skuad Garuda pada paruh pertama.

2 dari 4 halaman

Bisa Tampil Tenang

Pemain Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan (kiri) berebut bola dengan pemain Irak, Rebin Sulaka pada laga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024). (Bola.com/Abdul Aziz)

Mantan pelatih Persik Kediri, Aris Budi Sulistyo, menilai bahwa para pemain Timnas Indonesia sebetulnya sudah bisa bermain tenang pada babak pertama. Koordinasi dalam skema bangun serangan bisa berjalan baik.

Bahkan, ada beberapa peluang emas yang tercipta, termasuk kans Rafael Struick. Sayangnya, menurut Aris, pemain asal ADO Den Haag ini masih belum bisa tenang dalam melakukan eksekusi.

“Secara keseluruhan, Timnas Indonesia bermain bagus, terutama pada babak pertama. Mereka bermain dengan tenang, mampu mengkoordinasi serangan dari bawah, ke tengah, hingga depan,” kata Aris Budi kepada Bola.com, Kamis (6/6/2024).

Bahkan, ada beberapa peluang yang sebetulnya bisa dimanfaatkan untuk mencetak gol, tetapi mungkin karena kurang ketenangan atau kurang jam terbang, akhirnya peluang itu sia-sia,” imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Kerja Sama Oke

Pemain Timnas Indonesia, Thom Haye (tengah) berebut bola dengan dua pemain Irak, Ahmed Yahya (kiri) dan Amir Al-Ammari pada laga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024). (Bola.com/Abdul Aziz)

Selain itu, lelaki asal Karanganyar itu juga menyebut jika Rizky Ridho dan kawan-kawan bisa bekerja sama dengan baik. Setidaknya, hal itu berkaca pada catatan statistik penguasaan bola pada babak pertama.

Skuad Garuda tercatat mengukir 63% ball possession, berbanding 37% milik Irak. Jumlah penciptaan peluang juga demikian. Skuad Garuda bisa menghasilkan satu shots on target dari lima percobaan, sedangkan Irak hanya bisa mengukir dua tembakan yang semuanya melenceng.

“Untuk masalah kerja sama, saya kira Timnas Indonesia bisa bermain baik pada babak pertama, terutama jika melihat statistik penguasaan bola dari kedua kubu. “Persentase milik Timnas Indonesia lebih unggul kita daripada Irak. Selain itu, penciptaan peluang pada babak pertama juga masih lebih banyak Indonesia dibandingkan Irak.

4 dari 4 halaman

Kalah Duel Udara

Pemain Timnas Irak, Bashar Resan (tengah) berusaha melewati adangan pemain Indonesia, Jordi Amat pada laga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024). (Bola.com/Abdul Aziz)
Kiper Timnas Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi menangkap bola saat menghadapi Irak pada laga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Aris Budi mengatakan, salah satu aspek yang tak bisa dimenangkan oleh skuad Garuda pada babak pertama ialah duel udara. Timnas Indonesia masih kalah postur, sehingga tak bisa berbuat banyak di wilayah ini.

Dengan keunggulan postur tubuh yang dimiliki lawan, ini membuat Timnas Indonesia masih belum bisa mengatasinya,” ujar lelaki yang tampil di Liga Champions Asia 2004 bersama Persik Kediri itu.

“Apalagi, crossing di depan gawang, bak dari kanan, kiri, maupun sepak pojok, belum pernah pemain kita menang duel bola udara Ini menjadi satu-satnya aspek kekalahan skuad Garuda pada babak pertama,” imbuhnya.

Berita Terkait