Pesan Menyentuh Ibu DPR Pimpinan Sidang Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia: Sekarang Jangan Dibedakan Ya, Mereka Semua WNI

oleh Nandang Permana diperbarui 07 Jun 2024, 06:45 WIB
Timnas Indonesia - Calvin Verdonk (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Dua pemain keturunan Indonesia di Belanda, Calvin Verdonk dan Jens Raven resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) setelah DPR RI menyetujui permohonan pemberian kewarganegaraan RI Kepada dua pemain tersebut.

Kepastian itu didapat setelah pada Rapat paripurna DPR-RI ke-19, Tahun Sidang 2023-2024, Selasa (04/6/2024), semua fraksi menyetujui permohonan kewarganegaraan kedua pemain tersebut.

Advertisement

Adalah Wakil Ketua Komisi X, yang membidangi Olahraga, pendidikan dan kebudayaan serta ekonomi kreatif, Dr.Ir.Hetifah Sjaifudian, MPP berharap kedua pemain tersebut mampu mengangkat performa tim di berbagai ajang internasional.

"Kehadiran Calvin dan Raven diharapkan dapat memperkuat tim dalam pertandingan untuk pertandingan selanjutnya, jika memungkikan lawan Filipina 11 Juni nanti," kata Hetifah Sjaifudian dalam keterangan resmi kepada Bola.com.

"Menurut saya dengan memberikan kewarganegaraan kepada mereka dapat meningkatkan kualitas Timnas Indonesia dan membawa prestasi yang lebih baik di kancah internasional," tambahnya.

2 dari 5 halaman

Kebut Proses

Calon pemain naturalisasi Timnas Indonesia, Calvin Verdonk didampingi manajer tim, Sumardji saat mengikuti sesi latihan Timnas Indonesia di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (31/5/2024) pagi WIB. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Kehadiran Calvin Ronald Verdonk dan Jens Raven menambah daftar panjang pemain keturunan yang akan memperkuat Timnas Indonesia setidaknya di dua level yakni level U-23 dan senior.

PSSI sebelumnya telah mengajukan beberapa pemain keturunan untuk disahkan menjadi WNI dan sebagian sudah bisa tampil di beberapa laga terakhir timnas senior maupun timnas U-23.

Mereka diantaranya adalah Elkan Bagot, Jordi Amat, Justin Hubner, Sandy Walsh, Thom Haye, Nathan Tjoe-A-On, Shayne Pattynama, Rafael Struick, dan Ragnar Oratmangoen.

Hanya Elkan yang tidak melewati proses naturalisasi karena memilih paspor Indonesia seperti ibunya.

3 dari 5 halaman

Pro dan Kontra

Calvin Verdonk mencium bendera Merah-Putih setelah pengambilan sumpah untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) di Kantor Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, Selasa (4/6/2024) malam WIB. (Bola.com/Dok. PSSI)

Terkait semakin banyaknya pengajuan dari PSSI soal pemain keturunan yang diajukan menjadi WNI, Hetifah tak membantah jika sebelumnya di kalangan anggota DPR RI khususnya komisi X ada yang menyampaikan bahwa pemain naturalisasi sudah semakin banyak.

Langkah PSSI dalam melakukan perburuan pemain keturunan untuk dijadikan WNI agar bisa memperkuat Timnas Indonenesia sudah pembicaraan hangat di kalangan stakeholder sepakbola nasional.

Pro kontra pun muncul, yang pro menyebut langkah PSSI tersebut sangat positif agar prestasi timnas bisa lebih baik lagi dan tembus Piala Dunia, tidak seperti sebelumnya yang berjalan di tempat dan tidak mampu bersaing.

Jangankan bersaing di level Asia, untuk sekelas ASEAN GAMES yang mencakup negara-negara Asia Tenggara, Indonesia masih kalah bersaing dengan Malaysia, Vietnam, Singapura dan Thailand.

Sedangkan yang kontra menyebut langkah PSSI tersebut bisa mematikan harapan para pemain lokal berseragam Garuda.

4 dari 5 halaman

Ada Masukan Nih

Hetifah menambahkan, jika untuk kebaikan sepak bola Indonesia, maka langkah PSSI lewat Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) harus mendapat dukungan penuh dari masyarakat Indonesia tak terkecuali para wakil rakyat di DPR-RI.

"Memang ada juga masukan dari teman-teman Komisi X yang mengingatkan jumlah pemain naturalisasi yang semakin bertambah. Namun, saya pikir ketika itu membawa dampak baik dan signifikan untuk timnas ya kita harus dukung," ungkapnya.

"Pelatih dan official juga pasti melakukan riset dan pertimbangan yang matang ketika mau mengajukan pemain naturalisasi, dan perlu diketahui juga bahwa kami pun melakukan pendalaman terkait pemain yang diajukan," tambahnya.

5 dari 5 halaman

Jangan Dibedakan Ya

Hetifah berharap, masyarakat Indonesia tidak lagi membeda-bedakan penyebutan untuk pemain lokal maupun pemain keturunan. Karena, kata politisi asal Kalimantan Timur ini, jika sudah berseragam Merah Putih atau membela Timna, maka sebutan mereka hanya satu yakni pejuang Indonesia.

"Kemudian, sebagai pemain keturunan Indonesia, tentu kami menantikan kehadiran mereka memotivasi dan mendorong rekan satu tim mereka. Seharusnya tidak ada lagi perbedaan antara pemain lokal dan naturalisasi, mereka semua boleh berbangga sebagai bagian dari tim Garuda," tegasnya.

"Setiap pemain yang memiliki dorongan dan kemauan untuk memperkuat Timnas Indonesia patut mendapat dukungan penuh dari kita, baik itu pemain lokal maupun naturalisasi," tutup Hetifah Sjaifudian.

Berita Terkait