Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Irak, Jesús Casas, ternyata tak main-main dengan ucapannya. Jelang duel kontra Timnas Indonesia, Jesús Casas mengaku menargetkan kemenangan atas Indonesia dan Vietnam, dua laga terakhir di babak kedua Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Irak sebenarnya sudah jauh-jauh hari memastikan diri lolos babak ketiga. Dengan torehan 12 poin hasil dari empat laga sudah lebih dari cukup bagi Singa Mesopotamia guna melangkah ke fase selanjutnya.
Namun, Jesús Casas tetap memerintahkan anak-anak asuhnya tampil sepenuh hati dan hasilnya Irak kembali mengalahkan Timnas Indonesia dengan skor 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Kamis (6/6/2024) sore WIB.
Dua gol Irak tercipta di babak kedua via tendangan penalti Aymen Hussein pada menit ke-58 serta lesakan Ali Jasim jelang berakhirnya pertandingan.
Kemenangan ini membuat Ali Jasim dan kawan-kawan makin kokoh di puncak dengan tabungan 15 poin hasil dari lima laga tanpa terkalahkan. Setelah Indonesia, Irak akan terbang ke Vietnam.
Sementara, Timnas Indonesia harus bisa memenangkan duel berikutnya melawan Filipina pada 11 Juni di tempat yang sama.
Timnas Indonesia jelas lebih berpeluang. Selain tampil di depan ribuan pendukung setianya, Tim Garuda juga masih bercokol di posisi kedua dengan tabungan tujuh poin.
Melawan Filipina, anak-anak asuh Shin Tae-yong harus menjadikan kekalahan dari Irak sebagai pelajaran berharga. Dalam setiap lini, Tim Garuda masih meninggalkan banyak pekerjaan rumah (PR) yang tak enteng.
Seperti apa kinerja lini per lini Timnas Indonesia saat bentrok kontra Irak yang berakhir getir? Berikut ulasannya:
Lini Belakang: Solid tapi Kalah Cepat
Pada babak pertama, Shin Tae-yong memainkan semua pemain terbaiknya, termasuk tiga bek andalan yakni Rizky Ridho, Jordi Amat, dan Justin Hubner.
Keputusan Shin Tae-yong menurukan ketiga bek ini tentunya lewat pertimbangan matang mengingat mereka punya skil dan mental yang lebih teruji guna menghadapi penyerang-penyerang Irak yang punya kecepatan seperti Bashar Rasan, Zidane Iqbal, dan terlebih lagi Aymen Hussein.
Hanya saja, baik Rizky Ridho, Jordi Amat, dan Justin Hubner beberapa kali masih kalah cepat dan lambat menutup atau mematikan pergerakan Aymen Hussein cs.
Memasuki menit ke-16 misalnya, Ibrahim Bayesh Al-Kaabawi, penyerang sayap Irak, masih bisa melepaskan tandukan ke gawang Ernando Ari. Beruntung wasit menganulir gol tersebut karena Ibrahim Bayesh Al-Kaabawi terlebih dulu melakukan pelanggaran.
Setelah sepanjang babak pertama bermain imbang tanpa gol, Timnas Indonesia akhirnya kebobolan pada menit ke-54. Mampu menjaga kesucian gawang Ernando Ari selama hampir satu jam permainan, petaka terjadi pada menit ke-59.
Handball Justin Hubner di kotak keramat berujung petaka. Aymen Hussein yang maju sebagai eksekutor tendangan penalti menjalankan tugasnya dengan sempurna.
Bukannya tampil lebih tenang dan sabar, Jordi Amat yang dalam pertandingan ini didapuk sebagai kapten malah diganjar kartu merah pada menit ke-59.
Ia menebas Youssef Amyn hanya beberapa langkah dari luar kotak penalti. Wasit Shaun Evans dari Australia langsung mengusir Jordi Amat.
Langkah Shin Tae-yong memasukkan Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan juga gagal mengamankan lini belakang Tim Garuda. Tekanan demi tekanan yang dilakukan Irak kerap melahirkan peluang gol yang juga membuat Ernando Ari ikut kelimpungan.
Pada menit ke-72, Ernando Ari menjatuhkan Ali Jasim di kotak penalti. Buntutnya, Indonesia kembali dihukum tendangan penalti. Beruntung, bola yang dieksekusi Aymen Hussein melambung jauh di atas mistar Ernando Ari.
Gawang Ernando kembali bergetar hebat pada menit ke-88. Gol yang diceploskan Ali Jasim berawal dari umpan yang diberikan Rizky Ridho kepada Ernando Ari. Bermaksud ingin mengontrol, si kulit bundar malah bisa disambar Ali Jasim.
Seharusnya Thom Haye Jangan Ditarik Keluar
Tak lama setelah gawang Ernando Ari dijebol Aymen Hussein via tendangan penalti pada menit ke-54, Shin Tae-yong langsung melakukan pergantian pemain pada menit ke-65. Salah satunya adalah Thom Haye. Ia digantikan Ivar Jenner.
Sebelum keluar, Thom Haye sejatinya tampil oke. Gelandang 29 tahun yang bermain untuk klub Belanda, Heerenveen, menjadi motor sekaligus kreator serangan. Ia menjadi pelayan yang baik bagi Marselino Ferdinan, Ragnar Oratmangoen, dan Rafael Struick.
Keberaniannya memainkan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki dan sesekali melepaskan umpan jauh kerap merepotkan lini belakang Irak.
Selain menyerang, Thom Haye juga terlibat pertarungan seru di hampir semua lini yang membuatnya menjadi pemain Timnas Indonesia yang paling sibuk dalam laga kemarin.
Jika saja tak ditarik keluar, bukan tak mungkin Indonesia akan lebih banyak menciptakan peluang gol. Minus Thom Haye, Irak menambah gol pada menit ke-88 lewat lesakan Ali Jasim.
Minim Peluang Diciptakan Lini Serang
Sepanjang pertandingan, Timnas Indonesia hanya punya satu peluang terbaik untuk mencetak gol. Itu tersaji pada menit ke-78 via aksi Ragnar Oratmangoen.
Ragnar Oratmangoen menggiring bola sampai ke kotak penalti. Dua bek Irak berlari sejajar dengannya, di kiri dan kanan. Meski ditempel, penyerang 26 tahun tersebut masih mampu merangsek hingga berhadapan langsung dengan kiper Jalal Hassan.
Sial, bek Irak, Rebin Sulaka, berhasil mencocor bola dengan ujung sepatunya sehingga hanya menghasilkan tendangan pojok.
Selain Ragnar Oratmangoen, Shin Tae-yong juga menurunkan Marselino Ferdinan serta Rafael Struick. Meski ditopang empat gelandang, ketiganya masih sulit mendekati kotak penalti Irak.
Penjagaan yang ekstra ketat membuat penyerang-penyerang Indonesia harus putar otak keras guna mencetak gol. Pada menit ke-75 Yakob Sayuri masuk menggantikan Rafael Struick.
Lalu, pada menit ke-88, giliran Marselino Ferdinan diganti oleh Egy Maulana Vikri. Pergantian dimaksudkan untuk penyegaran sekaligus mengejar ketinggalan dengan memanfaatkan kecepatan Yakob Sayuri dan Egy Maulana Vikri. Akan tetapi, bek-bek jangkung Irak masih terlalu kuat untuk ditembus.