Yuk Timnas Indonesia Patahkan Kutukan Spesialis Nyaris di Berbagai Ajang! Lawan Filipina Jadi Partai Hidup-Mati ke Piala Dunia 2026

oleh Aryo Atmaja diperbarui 08 Jun 2024, 08:45 WIB
Kolase - Wajah-wajah Lesu Kegagalan Timna Indonesia di Berbagai Ajang (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia menelan kekalahan pada laga kelima Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dari Irak. Skuad Garuda kalah dua gol tanpa balas dari Singa Mesopotamia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Gawang Ernando Ari dua kali kebobolan lewat eksekusi penalti Aymen Hussein pada menit ke-54 dan gol Ali Jasim pada menit ke-88. Kekalahan yang membuat posisi Timnas Indonesia kembali terancam di papan klasemen untuk persaingan ke putaran ketiga.

Advertisement

Sebab di pertandingan lain, Vietnam sukses menggebuk Filipina 3-2 di My Dinh National Stadium, Hanoi. Nguyen Tien Linh mencetak brace untuk Vietnam pada menit ke-65 dan 76', plus Pham Tuan Hai mencetak gol penentu kemenangan pada masa injury time, 90'+5. Sementara dua gol Filipina dicetak Patrick Reichelt pada menit ke-62 dan Kevin Ingreso pada menit ke-89.

Dua hasil pertandingan itu membuat perebutan satu tiket dari Grup F untuk lolos ke putaran ketiga Piala Dunia 2026 zona Asia plus putaran final Piala Asia 2027 makin sengit. Timnas Indonesia dan Vietnam kini hanya terpaut satu poin.

Sementara Irak kukuh di puncak klasemen dengan 15 poin sempurna dari lima pertandingan, Timnas Indonesia tetap di peringkat kedua dengan 7 poin. Vietnam menempel ketat dengan 6 poin, sementara Filipina dipastikan tersingkir karena hanya memiliki satu poin.

Kondisi itu membuat dua laga terakhir Grup F yang dijalani Timnas Indonesia dan Vietnam masih akan sangat berpengaruh untuk lolos ke putaran selanjutnya.

Situasi seperti ini juga kembali mengingatkan publik bahwa Timnas Indonesia dalam bayang-bayang ancaman spesialis nyaris. Belum lama ini, Timnas Indonesia U-23 nyaris ke Olimpiade 2024 Paris, setelah digagalkan Guinea 0-1 dalam laga play-off.

2 dari 5 halaman

Nyaris Tampil di Piala Dunia Meksiko

Timnas Indonesia - Piala Dunia 1986 (Bola.com/Adreanus Titus)

Sejarah catatan buruk Timnas Indonesia berkaitan kebiasaan nyaris berjaya beberapa kali terjadi.

Cerita kenangan Indonesia hampir lolos ke Piala Dunia 1986 Meksiko hingga kini masih menjadi buah bibir. Langkah Tim Garuda yang kala itu dilatih Sinyo Aliandoe, terhenti di fase akhir penyisihan zona Asia.

Timnas Indonesia berhasil menjadi juara Sub Grup IIIB. Indonesia berada satu grup bersama Thailand, India, dan Bangladesh.

Dengan demikian, dari 27 negara Asia, Timnas Indonesia, atau kala itu juga dikenal dengan nama Timnas PPD (Pra-Piala Dunia), menjadi satu dari delapan negara terbaik. Juara tiap Sub Grup kembali diadu demi tiket ke Piala Dunia 1986 yang digelar di Meksiko.

Timnas Indonesia sebetulnya tidak begitu dijagokan untuk lolos dari fase kualifikasi. Tapi kenyataannya, memang terjadi banyak kejutan. Sebut saja Arab Saudi yang berstatus juara Asia, gagal lolos dari Grup IA yang masuk kategori zona Asia Barat.

Benar saja, tiga kemenangan beruntun didapat, yakni melawan Thailand (1-0; 1-0) dan Bangladesh (2-0). Timnas Indonesia menelan kekalahan 1-2 pada laga berikutnya melawan Bangladesh, namun kemudian meraih empat poin melawan India (2-1; 1-1).

Memasuki putaran kedua Zona B AFC Kualifikasi Piala Dunia 1986, Timnas Indonesia dengan Korea Selatan. Indonesia kalah 0-2 pada pertemuan pertama, 21 Juli 1985 di Seoul. Kemudian pada pertemuan kedua, 30 Juli 1985, Indonesia kalah 1-4 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, maka kandas sudah perjalanan menuju pentas Piala Dunia 1968 Meksiko.

3 dari 5 halaman

Gagal ke Final Asian Games

Timnas Indonesia - Asian Games 1986 (Bola.com/Adreanus Titus)

Situasi hampir mirip juga terjadi di Asian Games 1986. Timnas Indonesia diasuh oleh Bertje Matulapelwa selangkah lagi mencetak sejarah meraih medali.

Tanpa diduga, Tim Garuda berhasil menahan imbang Qatar dengan skor 1-1 di babak penyisihan grup.

Indonesia tumbang pada laga kedua kontra Arab Saudi. Ini membuat Zulkarnaen Lubis dkk. wajib menang pada laga pamungkas grup melawan Malaysia. Dengan susah payah, mereka berhasil menumpas perlawanan Malaysia 1-0 lewat gol Jonas Mawor.

Sempat muncul kecurigaan Arab Saudi dan Qatar akan main mata. Namun, Arab yang sudah dipastikan lolos ternyata berhasil memenangi laga kontra Qatar sehingga kemenangan Indonesia atas Malaysia tidak sia-sia.

Pada babak perempat final, Indonesia melaju dengan dramatis ketika berhasil menyingkirkan Uni Emirat Arab dalam babak adu penalti. Sempat tertinggal dua kali, Ricky Yacoub dan Jaya Hartono menjadi penyelamat timnas Indonesia lewat gol-golnya.

Ujian sesungguhnya lalu didapat Indonesia ketika bersua tuan rumah Korea Selatan pada babak semifinal. Tak berdaya, penggawa Garuda tumbang 0-4. Mental yang masih belum kembali lantas memaksa Indonesia kalah lagi 0-5 pada perbutan medali perunggu dari Kuwait.

4 dari 5 halaman

Runner-up Melulu di Piala AFF

Bagi Timnas Indonesia, predikat runner-up menjadi yang keenam kalinya sepanjang sejarah Piala AFF. (AP/Suhaimi Abdullah)

Yang agak mengenaskan, dianggap sebagai salah satu negara elite di Asia Tenggara dalam urusan sepak bola, Timnas Indonesia belum pernah meraih gelar Piala AFF.

Tim Merah-Putih jadi negara spesialis runner-up, yakni pada edisi Raihan terbaik Indonesia adalah enam kali menjadi runner up pada 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020.

Dalam lima edisi pertama, Tim Garuda selalu berhasil lolos dari fase grup dan tampil di semifinal atau bahkan melaju hingga final.

Tiga edisi berturut-turut pada 2000 hingga 2004, adalah momen di mana Timnas Indonesia selalu tampil luar biasa hingga melaju sampai ke pertandingan final. Sayang, pada dua edisi pertama, Tim Garuda harus mengakui keunggulan Thailand, sementara pada edisi 2024, Indonesia takluk dari Singapura.

Piala AFF 2010 menjadi momen yang lebih dramatis. Timnas Indonesia tampil luar biasa dengan pemain-pemain terbaik, plus hadirnya Cristian Gonzales sebagai pemain naturalisasi pertama di Tim Garuda. Namun sayangnya kandas di tangan Malaysia di partai puncak.

Hal serupa terjadi pada 2016. Setelah Tim Garuda gagal total di Piala AFF 2012 dan 2014, imbas dari dualisme PSSI dan kompetisi, Timnas Indonesia melangkah ke Piala AFF 2016 dengan persiapan mepet karena baru saja bebas dari sanksi FIFA. Lagi-lagi, trofi juara meleset krena jatuh ke tangan Thailand.

Kutukan juga belum berakhir saat Shin Tae-yong datang. Di turnamen internasional perdananya nakhoda asal Korea Selatan itu langsung meloloskan Timnas Indonesia ke final. Namun, lagi-lagi Thailand menjadi momok pada laga puncak. Dengan format home and away Tim Garuda kalah agregat 2-6.

5 dari 5 halaman

Impian Itu Belum Sirna

Timnas Indonesia - Ilustrasi STY, Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, Witan Sulaeman, Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-On, Ivar Jenner, Rafael Struick (Bola.com/Adreanus Titus)

Kini kesempatan bagi Timnas Indonesia untuk ke putaran final Piala Dunia 2026 belum hilang. Meski berat, namun peluang itu tetap ada.

Kuncinya adalah menghajar Filipina pada laga pamungkas Grup F Piala Dunia 2026 zona Asia, dengan berapapun skornya. Hanya kemenangan yang membuat pasukan Shin Tae-yong lolos ke putaran ketiga dan menemani Irak.

Bermain di rumah sendiri, dukungan penuh jelas datang dari suporter Merah-putih yang akan memadati SUGBK. Mereka dapat menjadi pemain ke-12, di sisi lain Ernando Ari dkk, juga wajib berbenah dan melupakan kekalahan dari Irak.

Filipina bukanlah tim yang mudah dikalahkan. Timnas Indonesia harus puas berbagi angka 1-1 pada pertemuan pertama di Manila. Mereka juga baru saja memberi perlawanan Vietnam dalam pertarungan sengit di Hanoi.

Ayo jaga semangat kalian para penggawa Timnas Indonesia dan patahkan kutukan spesialis nyaris!

Berita Terkait