Bola.com, Jakarta - Pengamat sepak bola nasional, Kesit Budi Handoyo menyayangkan budaya bermain di pertandingan antar-kampung atau tarkam masih menjadi pilihan para pemain profesional untuk mengais rejeki.
Kesit dengan tegas menyebut para pemain profesional yang tampil di tarkam sebagai hal yang kampungan, mengingat level mereka sudah berada di profesional.
Lebih menyedihkan lagi, Kesit mengatakan keberadaan mereka di pertandingan antar kampung itu justru mempertontonkan sebuah hal yang tidak seharusnya seperti ribut antar-pemain hingga melakukan kekerasan terhadap wasit.
Kejadian terakhir, beberapa pemain yang melakukan tindakan kekerasan kepada wasit, menurut kesit sebagai hal yang kurang pantas, karena seharusnya mereka memberikan contoh positif kepada masyarakat.
"Satu kata, kampungan, masa pemain profesional doyan tarkam, berkelahi, dan ada yang pukul wasit pula. Bukannya kasih contoh baik buat masyarakat dan anak-anak, ini malah kebalikannya," kata Kesit Budi Handoyo kepada Bolacom, Senin (10/6/2024).
Jangan Cari Pembenaran!
Sekali lagi, pria yang sering tampil sebagai komentator jalannya pertandingan di stasiun televisi nasional itu mengatakan tidak ada pembenaran untuk pemain profesional yang menerima tawaran tampil di turnamen antar-kampung tersebut.
Termasuk dalih untuk menjaga kebugaran lewat tarkam, karena kata Kesit pemain profesional seharusnya sudah tahu cara terbaik dalam menjaga kebugaran mereka. Salah satunya adalah dengan rajin pergi ke gym.
"Jika ada yang mengatakan untuk menjaga kebugaran, itu hanya mencari pembenaran saja. Jaga stamina tidak seharusnya tarkam. Fitnes atau berlatih sendiri. Bukan tarkam, itu mah cari duit," ungkapnya.
"Saya pikir solusinya, mereka harus betul-betul menjaga kebanggan sebagai pemain profesional di Liga 1. Tidak pantas lagi bermain tarkam di kampung, kecuali pertandingan amal , charity bukan tarkam yang mencari keuntungan pribadi."
"Tidak elok karena mereka adalah pemain profesional. Harus sadar bahwa mereka adalah pemain profesional Liga 1, harus jaga kebanggaan itu," Kesit mengakhiri pembicaraan.