Italia Menyala! Federico Chiesa Janji Tampil Gacor di Euro 2024

oleh Aryo Atmaja diperbarui 14 Jun 2024, 22:15 WIB
Federico Chiesa - Gelandang muda ini sukses membayar kepercayaan pelatih Roberto Mancini yang memasangnya sejak awal laga. Kontribusi terbesarnya adalah mencetak gol cantik di menit 60 yang membuat Italia unggul 1-0 atas Spanyol. (Foto:AP/Carl Recine)

Bola.com, Dortmund - Gelandang serang Timnas Italia, Federico Chiesa menyala menjelang perhelatan Euro 2024. Gli Azzurri bersaing dengan Spanyol, Kroasia, dan Albania di Grup B.

Timnas Italia akan melakoni partai pertama berjumpa Albania di Stadion Signal Iduna Park, Minggu (16/6/2024) dini hari WIB. Federico Chiesa berjanji tampil moncer selama turnamen nanti.

Advertisement

Bagi gelandang Juventus itu, Euro 2024 bisa memberinya kesempatan untuk kembali ke performa terbaik setelah cedera parah yang menghambat kariernya.

Timnas Italia menyandang status sebagai juara bertahan Euro berkat kemenangan di final edisi 2020 melawan Inggris Chiesa ikut punya andil besar dalam perjalanan La Nazionale saat itu.

2 dari 5 halaman

Bangkit dari Cedera

Para pemain Timnas Italia merayakan gol yang dicetak oleh Federico Chiesa ke gawang Austria pada babak 16 besar Euro 2020 di Stadion Wembley, Sabtu (26/7/2021). (AP/Frank Augstein, Pool)

Tim Nazionale adalah Juara bertahan Eropa setelah mengalahkan Inggris di Final EURO 2020 di Stadion Wembley melalui adu penalti pada musim panas 2021.

Chiesa adalah bagian dari skuad itu dan salah satu dari sedikit pemain yang tetap menjadi tokoh kunci tiga tahun kemudian, meskipun kariernya dirusak oleh cedera berulang kali.

“Setelah Euro 2020, saya ingin menjadi pemain top dalam sepak bola, tapi sayangnya ligamen saya robek dan menjalani proses rehabilitasi yang panjang,” ujarnya dikutip dari Football Italia.

“Tujuan saya selalu untuk kembali ke puncak. Saya berusia 26 tahun, masih ada waktu dan saya ingin membuktikan dari Euro ini apa yang saya bisa.”

3 dari 5 halaman

Memori Indah

Timnas Italia memastikan diri sebagai juara di ajang Euro 2020 setelah pada partai final mengalahkan Timnas Inggris. (Foto:AFP/Catherine Ivill,Pool)

Winger Juventus itu mencetak gol di semifinal Euro 2020 melawan Spanyol yang juga harus ditentukan melalui adu penalti.

“Kenangan akan gol itu sungguh luar biasa, karena ini adalah pertandingan yang penuh perjuangan, kami sangat menderita, namun berhasil mencapai Final," lanjut eks pemain Fiorentina.

“Sekarang turnamen baru dimulai, dengan tantangan baru dan kami harus fokus.”

4 dari 5 halaman

Ambisius

Pemain Genoa, Morten Frendrup (kiri) dan Koni De Winter (kanan) berusaha menghentikan pergerakan dari pemain Juventus, Federico Chiesa (tengah) pada laga lanjutan Liga Italia 2023/2024 di Stadion Luigi Ferraris, Genoa, Italia, Sabtu (16/12/2023) dini hari WIB. Jersey ketiga dari klub berjuluk Il Grifone tersebut didominasi dengan warna emas dengan beberapa corak merah dan biru di bagian leher dan lengannya. (AFP/Marco Bertorello)

Chiesa kembali melihat Italia sebagai tim underdog yang ambisius. Italia harus bersaing dengan Spanyol dan Kroasia sebagai tim kuat di Grup B. Kemudian ada Albania yang terkenal sebagai kerikil tajam.

“Yang membuat saya tersenyum adalah di awal Euro lalu, banyak keraguan terhadap tim nasional kami, terhadap apa yang bisa kami capai,” lanjut Chiesa.

“Saat ini ada keraguan juga, tapi kami tampil di sana hanya untuk menunjukkan apa yang bisa kami lakukan. Itulah yang ingin kami lakukan di turnamen sebelumnya dan kami akhirnya memenangkannya."

“Target utama kami saat ini adalah kembali ke Piala Dunia, karena Italia melewatkan dua pertandingan dan itu adalah sesuatu yang tidak benar.”

5 dari 5 halaman

Soal Mentalitas

Pemain Italia merayakan gol yang dicetak Davide Frattesi dalam laga uji coba internasional melawan Bosnia-Herzegovina di Empoli, Senin (10/6/2024) dini hari WIB. (Isabella BONOTTO / AFP)

Banyak yang berubah tidak hanya di skuad, tapi juga di bangku cadangan, dengan Luciano Spalletti mengambil alih posisi Roberto Mancini pada September 2023.

Chiesa juga bisa bermain lebih lepas bersama Timnas Italia. Tidak seperti di Juventus, bakatnya seolah terkubur saat dilatih Massimiliano Allegri yang kini sudah dipecat.

“Mentalitas Italia telah berubah seiring dengan perkembangan sepak bola modern dan Spalletti juga mengikuti jalur tersebut, berusaha mempertahankan bola, mencoba menciptakan peluang, dan pada saat yang sama menghadapi risiko sesedikit mungkin di lini pertahanan," beber Chiesal.

“Secara pribadi, saya bermain lebih sentral di klub saya, sedangkan Spalletti memberi saya kebebasan yang lebih besar untuk memotong ke dalam atau melebar di sayap," jelasnya.

Sumber: Football Italia

Berita Terkait