Bola.com, Jakarta - Liga Inggris 2023/2024 masih menyisakan cerita menarik. Satu di antaranya datang dari sang raksasa Premier League, Manchester United. Tak ada yang menyangka, pasukan Erik ten Hag berada di peringkat 8 klasemen akhir.
Tak heran banyak orang menganalisis pencapaian MU musim sekarang. Banyak hal yang berhasil berada di ruang diskusi, mulai dari permainan monoton ala Ten Hag sampai kesalahan dalam proses transfer.
Jika merunut ke satu dekade ke belakang, banyak poin yang membuat MU tergolong klub bermasalah. Tak heran jika tak ada prestasi menonjol di lingkup domestik. Mesin kecerdasan buatan perplexity memberi gambaran singkat apa sesungguhnya masalah terbesar pada periode 10 tahun terakhir.
Penurunan Signifikan
Manchester United telah mengalami penurunan secara signifikan sejak Sir Alex Ferguson meninggalkan klub pada 2013. Setidakny ada beberapa hal teknis serta prinsip yang membuat MU terpuruk seperti akhir musim lalu.
Satu yang mengemuka dalam analisis mesin buatan tersebut adalah kebijakan manajemen dan transfer yang buruk. David Moyes, Louis van Gaal, José Mourinho, dan Ole Gunnar Solskjær telah gagal mencapai kesuksesan yang berkelanjutan. Masing-masing dari mereka membawa tim finis di beragam tempat, seperti peringkat ketujuh, keempat, kelima, keenam, kedua, keenam, ketiga, dan kedua sepanjang Premier League.
MU telah membuat kesalahan besar ketika membeli Donny van de Beek. Sang pemain telah mengakibatkan kerugian minimum 10 juta pounds jika meninggalkan klub pada musim panas.
Kesulitan Pemain Muda
Setan Merah juga kesulitan mempertahankan pemain. Kondisi ini terjadi ketika beberapa pemain yang seharusnya bisa dimaksimalkan potensinya, justru hengkang. Contoh terbaru adalah kegagalan Jesse Lingard di Old Trafford. Kemudian pelepasan Jadon Sancho ke Dortmund, yang justru membawa klub asal Jerman tersebut berada di final Liga Champions.
Masalah pelik lain yang mendera MU dalam sepuluh tahun terakhir adalah utang. Mereka memiliki beragam sumber utang, dengan akumulasi minimal sebesar 1,2 miliar dolar AS. Angka-angka tersebut belum termasuk nilai tambahan lain, terutama dari apa yang diwariskan keluarga Glazer.
Bukti Kegagalan
Poin lain yang mengejewantahkan bukti kegagalan MU adalah inkonsistensi manajerial. Situasi ini berlatar dari kegagalan Keluarga Glazer dalam mengelola klub, sehingga berulangkali ganti pelatih atau jajaran petinggi klub, tapi hasilnya nol besar.
Faktor lain adalah tak sanggup memaksimalkan pengembangan pemain muda dan pengelolaan talent. Beberapa nama yang bisa dikaitkan dengan ini antaralain Wilfried Zaha, yang dipinjamkan dan akhirnya sukses bersama Crystal Palace, lalu Adnan Januzaj dan sederet bintang muda lain yang gagal bersinar.
Kemunduran Lain
Nah, satu di antara yang paling terlihat adalah penurunan prestasi dalam 10 tahun terakhir. Angkanya sangat signifikan, karena tak pernah lagi dominan di Liga Inggris, plus harus melihat sang tetangga sebelah, Manchester City, lebih banyak berpesta.
Selain di level domestik, kemunduran MU juga terlihat di panggung Eropa. Latarnya tak lain ketidakberhasilan MU di Liga Champions sejak 10 tahun terakhir. Situasi tersebut berdampak juga terhadap moral pendukung, yang beberapa kali melakukan aksi protes tentang manajemen sampai pemilihan pelatih.
Kini, di bawah penguasaan baru, Sir Jim Ratcliffe, MU bisa jadi akan berubah. Tapi, andai poin-poin masalah di atas masih ada, sulit bagi Manhester Merah berjaya dalam waktu dekat.