Wawancara Eksklusif Damian van Dijk: Mengenai Ayah dari Bogor, Timnas Indonesia, dan Virgil van Dijk

oleh Hery Kurniawan diperbarui 18 Jun 2024, 16:00 WIB
Wawancara Eksklusif - Damian Van Dijk (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia belakangan banyak menggunakan tenaga pemain keturunan, terutama Belanda. Peran para pemain keturunan itu mampu meningkatkan permainan Skuad Garuda.

Terbaru, Timnas Indonesia memastikan akan berlaga di fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. Tiket untuk berlaga di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko dua tahun lagi terasa semakin dekat.

Advertisement

Meski sudah banyak pemain keturunan yang ada saat ini di Timnas Indonesia, PSSI menyatakan tak akan berhenti mencari pemain keturunan. Jika ada yang tersedia dan memiliki kemampuan, mereka akan dinaturalisasi.

Damian van Dijk menjadi pemain keturunan terbaru yang muncul ke permukaan. Saat ini, bek tengah berusia 20 tahun itu bermain di Telstar, klub level kedua Liga Belanda. 

Bola.com sempat mendapatkan kesempatan berbicara panjang lebar dengan Damian Van Dijk.Di bawah ini adalah wawancara lengkap kami dengan Van Dijk.

2 dari 9 halaman

Ayah dari Bogor

Pemain keturunan Indonesia-Belanda, Damian Van Dijk (Instagram/damian.vandijk)

Damian van Dijk kabarnya memiliki garis keturunan Indonesia, ceritain dong mengenai latar belakang keluargamu?

Ayah saya lahir di Indonesia, saat berusia setahun dia diadopsi oleh keluarga dari Belanda. Ayah lahir di Jawa, di Bogor. Saya rasa saya bisa bermain untuk Timnas Indonesia, karena saya punya dokumen kelahiran ayah saya dari Indonesia. Itu akan membuat situasinya lebih mudah. Saya belum pernah ke Bogor, tapi saya sangat ingin mengunjunginya. 

Sayangnya saya tidak tahu siapa ayah dan ibu biologis dari ayah saya. Ayah saya pernah sekali mengunjungi Indonesia untuk menemukan orang tuanya tapi sangat susah. Karena banyak orang dengan nama yang sama. Ibu dari ayah saya bernama Tika. Saya tidak tahu berapa banyak keluarga saya di sana, sampai saat ini masih belum tahu.

3 dari 9 halaman

Virgil van Dijk dan Sergio van Dijk

Virgil van Dijk dan kawan-kawannya merayakan gol Xavi Simons saat Belanda menang 4-0 atas Islandia dalam uji coba di Stadion Feyenoord, Selasa (11/6/2024) dini hari WIB. (AP Photo/Patrick Post)

Nama belakangmu adalah Van Dijk, apakah kamu ada relasi dengan Virgil van Dijk atau Sergio van Dijk?

Sejauh yang saya tahu kami tidak memiliki hubungan. Keluarga Virgil dari Belanda dan Suriname sementara saya dari Belanda dan Indonesia. Tapi kami mirip yakni sama-sama tinggi, dan kulitnya agak gelap, itulah mengapa kami berdua kerap dibandingkan. Sergio juga tidak ada hubungan keluarga dengan saya.

4 dari 9 halaman

Perjalanan Karier

Pemain keturunan Indonesia, Damian Van Dijk (putih) saat memperkuat Telstar. (Instagram/damian.vandijk)

Bisa diceritakan bagaimana kamu bisa menjadi pesepak bola profesional seperti sekarang ini?

Saya mulai bermain sepak bola pada usia tiga tahun di klub lokal Dios, saya main di sana sampai usia 12 tahun. Saya tidak berpikir untuk bermain ke profesional atau apa saat itu, saya hanya suka sepak bola saja. 

Saya sangat suka latihan, karena saya sangat cinta dengan sepak bola. Setelah itu saya pindah ke klub lain yang levelnya lebih tinggi. Lagi-lagi saya belum berpikir apakah saya bisa ke profesional atau tidak, saya hanya bermain saja. 

Kemudian pada usia 16 tahun saya ke Amsterdam, saya bermain di klub yang lebih tinggi lagi. Kemudian saya mulai berpikir sepertinya saya bisa setelah itu saya mendapatkan tawaran dari Telstar dan saya senang sekali di sini. Kalau saya tidak pergi tahun ini, saya akan empat tahun di Telstar.

5 dari 9 halaman

Proses Naturalisasi

Pemain keturunan Indonesia-Belanda, Damian Van Dijk (Instagram/damian.vandijk)

Damian, kamu memang belum dinaturalisasi, tetapi rasa penasaran pencinta sepak bola di Indonesia tentang kamu cukup tinggi. Banyak dari mereka yang mencari namamu di internet. Ada pendapat soal itu?

Saya sangat mengapresiasi hal itu, saya harap itu terus berlangsung, seseorang dari PSSI bisa melihat dan melakukan tindakan. Karena saya ingin bermain untuk Timnas Indonesia suatu hari nanti, saya harap itu segera terwujud. 

Saya dengar kamu sempat berkomunikasi dengan orang PSSI soal kemungkinan naturalisasi, bagaimana progresnya sekarang?

Ya sekarang tidak seintens beberapa waktu lalu. Saya memang sempat melakukan kontak dengan orang PSSI, lebih dari sekali. Mereka juga sempat menyaksikan latihan saya di Telstar. Mereka tahu saya siapa. Jadwal mereka padat saat itu, mereka tidak sempat menyaksikan pertandingan saya, hanya sesi latihan saja. Itu sayang sekali, sebab di pertandingan saya bisa mengeluarkan semua kemampuan sementara di sesi latihan tidak bisa seperti itu mungkin 80 persen ya.

6 dari 9 halaman

Persaingan di Lini Belakang Timnas Indonesia

Pemain Timnas Indonesia, Jay Idzes melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Timnas Vietnam pada laga Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 di My Dinh Stadium, Vietnam, Selasa (26/03/2024). (Dok.PSSI)

Di Timnas Indonesia banyak bek tangguh saat ini. Jay Idzes, Jordi Amat, Rizky Ridho juga bagus. Kamu punya pendapat soal mereka?

Saya tidak terlalu banyak menonton pertandingan mereka, mungkin sekali atau dua kali. Saya pikir Jay Idzes sangat bagus. Dari Timnas Indonesia pertahanan adalah sisi yang paling kuat, lebih kuat dari lini serang. 

Jika kamu melihat Timnas Indonesia dulu dan sekarang, saya rasa jauh berbeda, sekarang lebih baik. Lebih banyak pemain yang berkualitas baik saat memegang bola atau tanpa bola. 

Kamu tidak takut bersaing dengan mereka?

Bagi saya jika Anda melihat tim kuat seperti Inggris, Prancis, kamu tidak melihat hanya ada satu pemain di setiap posisi. Misalnya ada 20 bek bagus di sana, striker juga begitu ada 20 striker bagus yang siap dimainkan. 

Semakin banyak pemain bagus yang dimiliki semakin baik untuk tim, sebab semua pemain bersaing ketat untuk dipilih. Bayangkan jika ada sebuah tim yang hanya beberapa pemain saja yang bagus, ia tentu akan merasa tidak perlu bekerja keras lagi untuk bisa dipilih. Saya pikir, semakin banyak pemain bagus yang ada di tim, semakin bagus juga untuk pemain itu sendiri. 

7 dari 9 halaman

Perbandingan

2. Ruben Dias (68 juta euro) - Bek asal Portugal ini dilabuhkan Manchester City dari Benfica dengan banderol transfer mencapai 68 juta euro. Ruben Dias diharapkan bisa menjadi tembok kokoh di lini pertahan Manchester City. (AFP/Jason Cairduff/pool)

Kamu punya postur tinggi besar mencapai 194 cm. Menurutmu, siapa bek tengah yang saat ini mirip dengan caramu bermain?

Saya suka sekali Ruben Dias, dia kuat dengan bola dan tanpa bola juga kuat. Tak banyak orang yang sadar itu. Ruben Dias sangat kuat dengan bola, karena dia bermain di Manchester City. Mungkin dia salah satu yang terbaik di dunia saat ini.

Karena Manchester City selalu menguasai bola, peran pemain bertahan sangat penting di situ. Sebab, ada satu momen di mana mereka kehilangan bola dan pemain bertahan harus siap untuk itu. Pemain bertahan harus siap dengan serangan balik cepat lawan.

 

8 dari 9 halaman

Berkunjung ke Indonesia?

Pemain keturunan Indonesia, Damian Van Dijk (putih) saat memperkuat Telstar. (Instagram/damian.vandijk)

Damian, kamu pernah berkunjung ke Indonesia?

Belum, rencana saya mungkin tahun depan karena musim baru akan dimulai saya harus fokus untuk itu. Saya mau ke Bali melihat Indonesia yang sebenarnya. Saya ingin ke Bogor, Jakarta, Yogyakarta. Di Bali mungkin saya ingin bersantai di pantai. 

9 dari 9 halaman

Sudah Kenalan dengan Pemain Keturunan di Timnas Indonesia?

Pemain keturunan Indonesia, Damian Van Dijk (putih) saat memperkuat Telstar. (Instagram/damian.vandijk)

Banyak pemain keturunan Belanda di Timnas Indonesia saat ini. Kamu  sudah mengenal mereka?

Sebenarnya tidak, karena sebenarnya saya lebih banyak menyaksikan Premier League atau liga kami sendiri, untuk melihat perkembangan kami. Para pemain Timnas Indonesia yang dari Belanda itu bermain di liga yang berbeda. 

Saya tahu beberapa pemain seperti Ivar Jenner, karena dia dari liga yang sama dengan saya. Sisanya tidak tahu banyak. Tapi saya melihat mereka sekali atau dua kali saat bermain untuk Timnas Indonesia.

Berita Terkait