Wawancara Eksklusif Andalan Timnas Indonesia Wanita, Octavianti Dwi Nurmalita: Kaget dengan Metode Satoru Mochizuki dan Mimpi Abroad

oleh Hery Kurniawan diperbarui 18 Jun 2024, 20:00 WIB
Wawancara Eksklusif - Octavianti Dwi Nurmalita (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Kiprah Timnas Indonesia Wanita belakangan menarik perhatian. Permainan Garuda Pertiwi semakin meningkat. 

Di sepanjang Mei-Juni 2024, Timnas Indonesia Wanita menjalani tiga laga. Ketiga laga itu berhasil dimenangkan oleh Skuad Garuda Pertiwi.

Advertisement

Timnas Indonesia Wanita menang 5-1 atas Singapura di Jakarta pada 28 Mei 2024. Setelah itu, tim asuhan Satoru Mochizuki menang 3-2 dan 3-0 atas Bahrain di Manama. 

Bola.com mendapatkan kesempatan mewawancarai bek sayap Timnas Indonesia Wanita, Octavianti Dwi Nurmalita. Bagaimana kisah pesepakbola asal Yogyakarta berusia 26 tahun itu hingga bisa menjadi bagian dari Garuda Pertiwi. 

Berikut adalah wawancara lengkap kami dengan Octavianti Dwi Nurmalita.

2 dari 7 halaman

Awal Mula

Pemain tengah Timnas Putri Indonesia, Octavianti Dwi Nurmalita (atas) terjatuh ditekel gelandang Sri Lanka, Mahamage Achala Sanjeewani Perera saat laga persahabatan di Stadion Pakansari, Kab Bogor, Sabtu (16/11/2019). Indonesia menang telak 5-0 atas Sri Lanka. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Octa, ceritain dong bagaimana awal mula kamu bisa menjadi pesepakbola profesional seperti sekarang ini?

Awalnya tidak sengaja, dulu malah dari pencak silat sempat enam tahun di situ. Setelah itu pindah ke voli dan basket, dua-duanya jalan. Mau melanjutkan ke tim luar voli di luar sekolah, tidak sengaja ketemu pelatih waktu itu di Jogja terus disuruh ikut untuk Porda DIY 2013. Ternyata setelah Porda DIY itu tidak boleh keluar, ya sudah di situ terus sampai sekarang. Belum pernah lagi main voli sih, waktu di Persis Solo masih bisa sih main voli, tapi sedikit-sedikit saja.

3 dari 7 halaman

Beda Rudy Eka dengan Satoru Mochizuki

Pelatih Timnas putri Indonesia, Satoru Mochizuki saat menghadapi Singapura pada laga uji coba internasional di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Octavianti pernah merasakan dilatih Rudy Eka Priyambada di Timnas Indonesia Wanita. Sekarang ada Satoru Mochizuki. Apa perbedaan yang dirasakan dari dua pelatih itu?

Perbedaan jelas ada, dari segi fisik, latihan. Kalau sama Coach Mochi itu disiplin banget. Kalau minum misalnya, ya udah itu minum doang abis itu langsung balik latihan lagi. 

Tidak yang terus kita santai. Coach Mochi juga menerapkan intensitas tinggi sejak awal latihan. Di pertandingan jadi lebih enteng, lebih enak, walau tentu saja capek. Kaget sih iya, pertama itu conditioning itu sampai basah kuyup.

Satoru Mochizuki belum bisa berbahasa Indonesia dengan baik saat ini. Bagaimana proses komunikasi dengan dia?

Coach Mochi pakai translator, ngomong pake Bahasa Indonesia beberapa saja. Kalau ngobrol itu pakai Bahasa Jepang. Jadi kalau ngobrol itu kita dengar dua bahasa, ada Jepang dan Indonesia.

4 dari 7 halaman

Eksekutor Bola Mati

Octavianti Dwi Nurmalita (Dok PSSI)

Octa, kamu sering sekali menjadi eksekutor bola mati di Timnas Indonesia Wanita, itu terjadi sudah lama lalu ada kah menu latihan khusus yang dijalani?

Sebenarnya dari dulu pas main di winger juga pas ada corner sama free kick di area kanan saya menjadi salah satu opsi, walau ada beberapa pemain lain juga. Sekarang jadi fullback tetap saya juga disuruh, biar swing in. Ada latihannya, namanya latihan set piece. 

5 dari 7 halaman

Tren Positif Timnas Indonesia Wanita

Selebrasi para pemain Timnas putri Indonesia merayakan kemenangan 5-1 atas Singapura pada laga uji coba internasional di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Di sepanjang Mei-Juni 2024, Timnas Indonesia Wanita menjalani tiga laga. Ketiganya berhasil dimenangkan. Cerita dong, mengenai tiga pertandingan itu. 

Alhamdulillah pastinya senang banget, tiga pertandingan sekaligus kami meraih kemenangan. Alhamdulillah skornya  juga bagus. Kebetulan dari pertandingan di Madya dengan di Bahrain itu jaraknya seminggu saja, senang sih, kaya triple kill aja. Yang pertandingan melawan Singapura itu FIFA Matchday, saya kurang tahu kalau yang dua laga melawan Bahrain. 

6 dari 7 halaman

Rindu Liga 1 Putri

Octavianti Dwi Nurmalita (nomor 7) saat memperkuat Timnas Indonesia Wanita dalam laga uji coba melawan Bahrain beberapa waktu lalu. (Dok. Instagram/octaviantidwi_nurmalitaa)

Timnas Indonesia Wanita memang jalan, tapi kompetisi di dalam negeri tidak ada. Bagaimana cara pemain untuk menjaga kondisi?

Kebetulan saya ikut tim, saat ini Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masuk ke PON Aceh-Sumut 2024. Jadi saat ini saya rutin latihan untuk persiapan PON itu. Meski libur dari Timnas tetap bisa latihan di PON, meski harus nambah latihan sendiri. Di Persis sudah selesai, saat ini saya sedang di tim PON DIY. 

PON 2024 kurang lebih sebulan setengah lagi. Persiapan masih baik, mungkin sekarang sudah sampai 70 persen. Ada beberapa laga uji coba yang dijalankan. Baru-baru ini kami lawan tim PON DKI Jakarta. 

Apa sih yang sebenarnya dirasakan para pemain ketika tidak ada kompetisi resmi untuk sepak bola Wanita di Indonesia?

Bingung juga, kalau tidak di Timnas kita mau main di mana, kami mau ada liga, kami bisa mengukur sampai mana latihannya, kemampuannya sampai mana. Liga juga tidak mulai-mulai awalnya 2022, mundur tidak jadi katanya 2023, tapi sampai sekarang tidak ada. Inginnya sih ada Liga 1 untuk cewek. 

Sekarang juga semakin banyak yang berminat pada sepak bola perempuan. Anak-anak usia di bawah 10 atau 12 tahun sekarang juga sudah banyak yang berlatih. Itu bagus sih, nanti kalau sudah ada kompetisi mereka bisa benar-benar siap.

7 dari 7 halaman

Bermain ke Luar Negeri

Pesepak bola putri berusia 22 tahun itu akan belaga di WE League, liga sepak bola profesional wanita pertama di Jepang. (Bola.com/Dok. J.League)

Beberapa pemain Timnas Indonesia Wanita merasakan bermain di luar negeri. Sekarang ada Zahra Muzdalifah di Jepang dan ada Fani Supriyanto di Arab Saudi. Octa ngobrol enggak sama mereka soal kemungkinan karier ke luar negeri juga?

Iya sempet ngobrol, nanya-nanya. Dalam hati saya juga ingin main di luar negeri. Bismillah lah semoga nanti ada kesempatan bermain di luar negeri. Orang tua sejauh ini alhamdulillah mendukung sih kalau misal harus bermain di luar negeri. 

Harapannya semoga timnas putri bisa terbang tinggi lagi, jaga konsistensi dari tiga laga kemarin. Semoga bisa lebih baik. Saya juga bisa mengupgrade diri lebih baik lagi, bisa berada di timnas terus, bisa jadi starter dan cetak gol terus.