Persebaya Sudah 20 Tahun Puasa Gelar Kasta Teratas, Bonek Ingin Bajul Ijo Juara Liga 1 2024 / 2025

oleh Aditya Wany diperbarui 19 Jun 2024, 12:00 WIB
Logo Bonek, populer di Surabaya, dibuat oleh orang Makassar. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya telah memasuki usia 97 tahun pada Selasa (18/6/2024) kemarin. Di usia yang semakin, ada satu ganjalan yang membuat klub berjulukan Bajul Ijo itu dalam upaya berbenah.

Persebaya tercatat sudah 20 tahun puasa gelar kompetisi kasta tertinggi. Mereka terakhir kali meraih trofi juara liga teratas pada 2004, saat masih bernama Divisi Utama, di bawah arahan pelatih Jacksen F. Tiago.

Advertisement

Setelah itu, tak ada lagi trofi juara kompetisi teratas resmi. Nama kompetisinya bahkan sudah dua kali berganti. Per 2008, Divisi Utama diganti dengan Indonesia Super League. Lalu, namanya berubah lagi jadi Liga 1 sejak 2017.

Persebaya sendiri sempat menjadi kampiun di Liga 2 2017. Dari namanya sudah jelas itu bukan trofi liga tertinggi tanah air. Mulai berkiprah di Liga 1 2018, belum pernah Bajul Ijo menjadi juara hingga sekarang.

2 dari 4 halaman

Rindu Juara

Presiden Persebaya (depan kiri), Azrul Ananda saat memegang trofi juara Liga 2

Urusan menjadi juara juga ada beberapa turnamen yang berhasil didapat Persebaya, namun statusnya bukan ajang resmi. Sebut saja Piala Gubernur Jatim (2006 dan 2020), Unity Cup 2011, dan Piala Dirgantara 2017.

Tokoh Bonek, Husin Ghozali, menyebutkan bahwa Liga 1 2024/2025 menjadi saat tepat untuk mengakhiri puasa gelar. Persebaya sudah terlalu lama tidak mengangkat trofi lagi selama 20 tahun terakhir.

“Sudah waktunya Persebaya mengakhiri puasa gelar. Terakhir juara itu Divisi Utama 2004, sudah 20 tahun. Dengan memasuki usia 97 tahun, sekarang Persebaya harus siap bersaing merebut trofi Liga 1.

3 dari 4 halaman

Ingin Berprestasi

Persebaya Surabaya - Ilustrasi Persebaya juara Liga Indonesia 1997 (Bola.com/Adreanus Titus)

Persebaya sempat tidak diakui PSSI karena terlibat dualisme pada medio 2010-2016. Baru pada awal 2017, mereka dimasukkan sebagai anggota lagi dan mulai berkiprah di Liga 2 2017 dan menjadi juara sekaligus promosi ke Liga 1 sejak 2018.

Tim asal Kota Pahlawan itu tercatat meraih hasil cukup apik selama beberapa musim Liga 1. Mereka menduduki posisi kelima (2018), runner-up (2019), kelima (2021/2022), dan keenam (2022/2023).

Tapi, ada kemerosotan musim lalu dengan menduduki posisi ke-12 klasemen akhir Liga 1 2023/2024 dengan 42 poin dari 34 laga. Hasil musim ini jadi yang terburuk bagi klub asal Kota Pahlawan itu dalam sejarah keikutsertaan Liga 1 sejak 2018.

Kini, sejumlah perubahan dilakukan manajemen Persebaya. Mereka merekrut striker Flavio Silva dan Malik Risaldi. Menyusul dua nama lain yang segera diperkenalkan adalah Francisco Rivera dan Mohammed Rashid yang sudah berpengalaman di Liga 1.

“Kalau melihat komposisi pemain, peluang juara seharusnya ada. Sekarang tinggal kita lihat bagaimana nanti tim akan bekerja memenangkan pertandingan. Kami sebagai suporter tentu ingin melihat klub ini juara lagi,” ujar Cak Cong.

4 dari 4 halaman

Sejarah Panjang

Persebaya_Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Klub berjulukan Bajul Ijo itu telah melewati proses yang panjang sejak berdiri pada 18 Juni 1927. Mereka termasuk klub yang ikut mendirikan PSSI pada 19 April 1930 dengan masih menggunakan nama Soerabhajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB).

Selain itu, terdapat beberapa klub lain yang ikut membidani kelahiran PSSI, yaitu VIJ Jacatra (Persija Jakarta), BIVB Bandung (Persib Bandung), IVBM (PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), dan PSM (PSIM Yogyakarta).

Di era Perserikatan, Persebaya mampu menjuarai empat edisi, yakni pada 1951, 1952, 1978, dan 1987-1988. Lalu, mereka juga meraih dua trofi Divisi Utama Liga Indonesia pada 1996-1997 dan 2004.

Berita Terkait