Bola.com, Jakarta - Pemain sayap Belanda, Denzel Dumfries, menegaskan bahwa ia masih jatuh cinta pada Inter Milan dan belum berencana untuk hengkang, meskipun ia merasa gaya permainannya lebih cocok dengan Premier League.
Selain itu, ia mengakui tidak akan pernah makan malam bersama bek AC Milan, Theo Hernandez, meskipun tidak ada kebencian di antara mereka.
Denzel Dumfries saat ini berada di Jerman untuk mengikuti turnamen Euro 2024, di mana Belanda menang atas Polandia pada laga pertama mereka.
Penampilan gemilangnya di turnamen ini menambah deretan kesuksesan setelah sebelumnya memenangkan gelar Serie A dan Piala Super Italia bersama Inter Milan.
"Kami gagal meraih gelar pada musim pertama, namun kali ini kami berhasil meraihnya dan rasanya luar biasa. Memenangkan gelar melawan Milan membuatnya semakin istimewa," ujar Dumfries dalam wawancara dengan gianlucadimarzio.com.
"Kami bermimpi dan bekerja selama tiga tahun untuk meraih gelar tersebut. Saya datang ke Inter pada tahun 2021 bersama Simone Inzaghi dan sejak saat itu menjadi ambisi kami, untuk memenangkan gelar ke-20 dan bintang kedua," tambahnya.
Final Liga Champions
Pada musim 2022/2023, Inter Milan mencapai final Liga Champions, kalah tipis dari Manchester City.
Ketika ditanya mengenai perbandingan tim Inter yang mencapai final Liga Champions dan tim yang memenangkan Serie A, Denzel Dumfries menolak untuk memilih mana yang lebih kuat.
"Sulit untuk mengatakannya, mereka masing-masing memiliki kualitas dan karakter mereka sendiri. Kami memainkan pertandingan hebat di Istanbul, namun jika Manchester City menang, itu berarti mereka memang pantas mendapatkannya," Dumfries menuturkan.
"Kami adalah laki-laki dan kami menerima kekalahan tersebut, kami akan terus bekerja untuk kembali ke final dan mencoba memenangkan Liga Champions," jelasnya.
Tetap di Inter
Dumfries mengaku yakin dengan skuad Inter, pelatih, dan stafnya, dan optimis bahwa mereka memiliki peluang besar untuk memenangkan piala tersebut.
Meskipun kontraknya dengan Inter hanya berlaku hingga Juni 2025, dan sering dikaitkan dengan kepindahan ke Premier League, Dumfries menunjukkan keinginannya untuk tetap bersama Inter.
"Saya pikir masa depan saya masih di sini. Inter adalah klub yang hebat dan saya jatuh cinta padanya, saya sangat betah di sini, seperti keluarga," Dumfries menuturkan.
"Kami telah mendiskusikan pembaruan kontrak saya selama beberapa waktu, namun klub mengalami kesulitan ekonomi."
"Seperti yang semua orang tahu, sekarang telah terjadi perubahan kepemilikan. Selama Euro atau bahkan setelahnya, kita lihat saja apa yang akan terjadi," tambahnya.
Hengkang ke Premier League?
Suning, pemilik sebelumnya, gagal membayar pinjaman sebesar hampir 385 juta euro, sehingga kehilangan kendali atas Inter kepada perusahaan asal Amerika Serikat, Oaktree.
Meskipun demikian, Dumfries menyatakan bahwa manajemen klub tetap sama dan ia masih merasakan kenyamanan di klub tersebut.
Manchester United dan Aston Villa sering dikaitkan dengan kepindahan Dumfries, tetapi ia tidak menutup kemungkinan tersebut.
"Bukan rahasia lagi bahwa saya ingin bermain di Premier League, karena saya menyukai liga itu dan gaya permainan saya cocok dengan permainan Inggris," kata Dumfries.
"Namun, saya diberkati oleh Tuhan karena bisa bermain untuk Inter, di mana saya memenangkan enam trofi dalam waktu tiga tahun."
"Seperti yang saya katakan, ini adalah rumah saya dan keluarga saya bahagia di Milan. Saya tidak akan pernah meninggalkan Inter hanya untuk mewujudkan sebuah 'mimpi'. Darah saya adalah Nerazzurri, ini adalah keluarga saya! Saya tidak ingin pergi," tegasnya.
Rivalitas dengan Theo Hernandez
Dumfries sempat mendapat sanksi karena membentangkan spanduk bernada menghina saat perayaan Scudetto, yang menggambarkan dirinya sebagai karakter dalam video game, bersama bek sayap Milan, Theo Hernandez, yang sedang diikat dengan tali.
Meskipun keduanya berselisih dan diusir keluar lapangan saat Derby della Madonnina yang menentukan, Dumfries memastikan bahwa tidak ada kebencian di antara mereka.
"Ini selalu menjadi laga yang sengit, namun hal tersebut merupakan hal yang normal dalam sebuah derby. Saya tidak memiliki masalah dengan Theo, kami berdua saling mencintai dan oleh karena itu, kami membela warna kebanggaan klub kami," jelas Dumfries.
"Saya ingin menegaskan, tidak ada kebencian di antara kami, meskipun saya juga tidak yakin kami akan pergi makan malam bersama. Ini hanyalah sebuah persaingan dalam olahraga," ungkapnya.
Dengan sikap profesional dan komitmennya terhadap Inter Milan, Dumfries menunjukkan bahwa cinta dan loyalitas kepada klub masih sangat berarti di tengah godaan dari liga-liga besar lainnya.
Sumber: Football Italia
Penulis: Aarrafi Adna