Bola.com, Jakarta Lama tak muncul, Robbie Gaspar kembali menyapa publik sepak bola Tanah Air. Bagi yang belum kenal Robbie Gaspar, ia sebenarnya bukan wajah baru di blantika sepak bola nasional.
Pria yang kini berusia 43 tahun pernah memperkuat sejumlah klub Indonesia macam Persita Tangerang, Persiba Balikpapan, Persema Malang, dan terakhir Persib Bandung.
Setelah kenyang makan asam garam di Liga Indonesia, legiun asal Australia yang di masa jayanya bermain sebagai gelandang, meneruskan karier di kampung halamannya dan gantung sepatu di sana pada 2016.
Belum lama ini kelahiran 7 Februari 1981 menjadi tamu spesial di kanal YouTube Bicara Bola besutan Akmal Marhali.
Sekian lama wara wiri di Liga Indonesia, Robbie Gaspar bicara banyak hal terkait pengalamannya termasuk hal krusial yang harus segera dibenahi.
Bandingkan Liga Indonesia dan Malaysia
Robbie Gaspar lalu membandingkan Liga Indonesia dan Liga Malaysia serta Brunai Darussalam. Sebelum ke Indonesia, ia sempat bermain di Malaysia bersama Sabah FC serta QAF FC Brunai Darussalam.
"Saya lihat sepak bola Indonesia lebih profesional. Kita berangkat (away) dua hari sebelum pertandingan, coba lapangan, dan bertanding. Di Malaysia kita cuma sehari sebelum pertandingan, kita tak coba lapangan, kita langsung bermain. Kitman di Malaysia juga tidak ada," kata Robbie Gaspar yang memperkuat Persita dari dari 2005 hingga 2006.
Fanatisme Suporter
Tak hanya itu, Robbie Gaspar juga terpesona dengan fanatisme suporter Indonesia ketimbang Malaysia dan Brunai Darussalam.
"Suporter Indonesia sungguh luar biasa. Saya waktu pertama kali datang dan bermain dalam laga uji coba, saya kaget ada mungkin 12 ribuan orang yang datang ke stadion. Di Malaysia dan Brunai Darussalam itu tidak ada," imbuh Robbie Gaspar.
Hal lain yang menjadi pengalaman yang tak terlupakan dari sepak bola Indonesia, menurut Robbie Gaspar adalah kerasnya permainan. "Saya merasakan sepak bola Indonesia lebih keras," ujarnya.
Sarankan Pemain Indonesia ke Luar Negeri
Saat ditanya soal kelemahan sepak bola Indonesia, Robbie Gaspar juga blak-blakan memberikan masukan.
"Mungkin yang harus segera diperbaiki adalah fasilitas dan pemain Indonesia harus mencoba bermain di luar negeri supaya mendapat banyak ilmu dengan cara melihat permainan di negara-negara lain," tukasnya.
Meski tak lagi menjadi bagian dari kompetisi Indonesia, tak berarti Robbie Gaspar melupakan Indonesia. Biar bagaimana pun, klub-klub Indonesia-lah yang membuat namanya cukup terkenal hingga kini.
Bisa jadi, itulah yang membuatnya kemudian dipercaya sebagai Presiden Indonesia Institute. Ini merupakan lembaga independen yang memperjuangkan hubungan bilateral Indonesia - Australia. Kemampuannya berbahasa Indonesia sangat mendukung tugasnya tersebut.