Demi Liga Indonesia Lebih Baik, Ketua PSSI Minta Berantas Match Fixing dan Instruksi PT LIB Jamin Kalender Kompetisi Selama 3 Tahun

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 20 Jun 2024, 22:10 WIB
Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, berbincang dengan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus, saat jumpa pers di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2024). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Ketua umum PSSI, Erick Thohir mendukung PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) yang menyusun kalender kompetisi Liga 1 dan Liga 2 selama tiga tahun ke depan. Jaminan kalender dua kasta teratas liga nasional tersebut, menurut Erick, tak hanya menjadikan Liga Indonesia makin profesional, tapi berdampak positif bagi Timnas Indonesia dan Badan Tim Nasional (BTN).

"Alhamdulillah setelah diskusi panjang, antara Liga, PSSI, BTN, dan Timnas Indonesia, ada jaminan untuk tiga tahun ke depan tidak akan ada perubahan kalender," ujar Erick Thohir dalam jumpa pers yang dilaksanakan di Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Advertisement

"Sudah jelas slot untuk liga dan slot untuk Timnas Indonesia, maka beberapa pertandingan penting timnas, seperti kualifikasi Piala Dunia babak ketiga akan aman. Sudah seharusnya antara Liga dan PSSI bisa serasi," lanjutnya.

Dalam jumpa pers yang menghadirkan Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus, Sekjen PSSI Yunus Nusi, dan Ketua BTN Soemardji, itu juga diungkapkan upaya memperbaiki kualitas klub, baik pemain hingga manajerial agar kompetisi liga nasional meningkat kualitasnya di kawasan Asia.

"Saya juga meminta LIB juga memperbaiki kualitas klub dengan menerapkan persyaratan lisensi klub yang ketat sehingga ada kepastian dan hukuman yang jelas bagi klub yang tidak memenuhi persyaratan," tegas Ketua PSSI itu.

2 dari 3 halaman

Pentingnya Standar Licensi Klub

Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir dan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus, memberikan keterangan saat jumpa pers di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2024). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia, PSSI di bawah kepemimpinan Ketua Umum Erick Thohir, menyatakan pentingnya penegakan aturan dalam kompetisi sepak bola nasional.

"Liga perlu mengambil langkah-langkah tegas untuk memastikan integritas dan profesionalisme dalam industri ini,” tegas Erick Thohir.

Salah satu langkah penting yang diambil adalah terkait dengan penegakan aturan licensing klub sepak bola. PSSI telah menetapkan bahwa klub yang tidak lolos proses licensing tahun ini akan didenda secara administratif.

Pada musim berikutnya, sanksi akan ditambah dengan pengurangan poin, jika masih ada klub bermasalah.

“Pencabutan lisensi atau sanksi administratif ini diharapkan dapat memberikan sinyal kuat kepada klub-klub untuk mematuhi pedoman dan standar yang telah ditetapkan,” tegas Erick Thohir.

Erick Thohir sebagi Ketua Umum PSSI berpendapat bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya sistematis untuk meningkatkan kualitas sepak bola di Indonesia.

Dengan menegakkan peraturan dengan tegas, diharapkan akan mendorong klub-klub untuk lebih profesional dalam pengelolaan dan operasional mereka, serta memberikan nilai yang lebih tinggi bagi pertandingan-pertandingan di Indonesia.

PSSI mengajak seluruh pemangku kepentingan sepak bola Indonesia, baik klub, pemain, pelatih, maupun suporter, untuk bersama-sama mendukung langkah-langkah ini demi meraih perkembangan positif dalam dunia sepak bola Tanah Air.

 
3 dari 3 halaman

Berantas Match Fixing

Ilustrasi - Match fixing. (Bola.com/Adreanus Titus)

Setelah beres-beres Timnas Indonesia, di manahasilnya sudah mulai terlihat dengan penampilan Tim Garuda yang semakin baik, begitu pun dengan prestasi yang terus membaik, Kini ketua umum PSSI Erick Thohir bertekad melakukan transformasi Liga sepak bola Indonesia.

Salah satunya dengan memerangi pelaku pengaturan pertandingan atau match fixing agar sepak bola Indonesia lebih baik.

Sebelumnya dugaan terhadap match fixing di Liga Sepak bola Indonesia di setiap tingkatan mulai Liga 1, Liga 2 dan seterusnya santer terdengar. Bahkan ada beberapa kasus yang sudah mendapatkan hukuman.

"Hukuman match fixing kita harus hukum keras, untuk memastikan penegakan kepada isu match fixing ini harus diberantas habis. Kapolri sudah memberikan hak-haknya kepada KONI untuk jadi bagian dari tim satgas untuk memastikan agar tidak ada hal-hal seperti ini," ujar Erick Thohir.

"PT LIB juga dalam aturan liga semua pelatih klub yg bertugas tidak boleh terjebak match fixing dan juga dari bagian kontrakya juga harus melepas pemainnya jika diminta timnas."

"Perlu sertifikasi agen pemain, jangan sampai mereka jadi jual beli skor, pemain cedera ini itu diatur. Agen yang main match fixing penjarakan."

"Jangan sampai kita sudah menyusun agenda tiga tahun, komitmen lisensi klub, dan wasit sudah bagus masih ada yang melakukan match fixing," pungkasnya.

Berita Terkait