Ketua PSSI Beri Penghargaan Polresta Sleman Perihal Kasus Dokter Abal-abal, Dinilai Ikut Lindungi Sepak Bola Indonesia

oleh Ana Dewi diperbarui 22 Jun 2024, 11:45 WIB
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (kanan) memberikan selamat kepada para pemain Timnas Indonesia U-23 setelah menang atas Korea Selatan U-23 pada babak adu penalti dalam laga perempat final Piala Asia U-23 2024 di Abdullah bin Nasser bin Khalifa Stadium, Qatar, Jumat (26/04/2024) WIB. (Dok. PSSI)

Bola.com, Jakarta - Ketua umum PSSI, Erick Thohir memberikan penghargaan kepada Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Sleman dalam kasus tindak pidana pemalsuan surat atau penipuan yang dilakukan Elwizan Aminuddin. Si mantan dokter gadungan PSS Sleman dan Timnas Indonesia.

Pada akhir Januari 2024, Polresta Sleman berhasil menangkap Elwizan Aminuddin setelah buron selama dua tahun. Dokter palsu yang pernah bekerja di PSS Sleman pada musim 2020-2021 itu dibekuk di kediamannya Cibodas, Tangerang (24/1/2024).

Advertisement

Elwizan sudah menjadi dokter abal-abal sejak 2013 silam. Selain PSS Sleman, ada sejumlah klub Tanah Air yang pernah ditanganinya. Sebut saja Persita Tangerang, Barito Putera, dan Bali United.

Kemudian Madura United, Sriwijaya FC, PS Tira, serta Kalteng Putra. Bahkan, Alwizan juga pernah menjadi tim medis tim nasional (Timnas) U-16 dan U-19.

"Dalam membangun sepak bola kita tidak bisa sendiri. Setelah PSSI berkolaborasi dengan Polri dalam penanganan match fixing dan mafia sepak bola, kini kami dibantu lagi oleh Polri," ujar Erick Thohir di Solo, Jumat Malam (21/6/2024)

"Khususnya kepada Polresta Sleman dalam mengungkap dokter yang tidak sesuai kualifikasi dan menangani PSS Sleman. Saya berterima kasih karena Polri sekali lagi ikut melindungi sepak bola kita," sambungnya.

2 dari 4 halaman

Apresiasi

Ekspresi kecewa ketua umum PSSI, Erick Thohir saat nonton bareng laga Grup D Piala Asia 2023 antara Timnas Indonesia melawan Irak di Senayan Avenue, Senayan, Jakarta, Senin (15/01/2024) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Penghargaan itu tak hanya diberikan kepada Kapolresta Sleman, Kombes Pol.Yuswanto Ardi, tapi juga kepada tujuh personil Satreskrim Polresta Sleman yang berhasil membongkar kasus dokter palsu tersebut.

Polresta Sleman menangkap Elwizan Aminuddin setelah terbukti memalsukan ijazah yang diunduh dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan diedit untuk bekerja di PSS Sleman.

"Jika ingin sepak bola kita terbang tinggi, terlebih sepak bola merupakan olahraga pemersatu bangsa, maka apa yang dilakukan rekan-rekan Polri, terutama dari Polresta Sleman saya sangat apresiasi. Sekali lagi terima kasih," kata Erick Thohir.

3 dari 4 halaman

Ikut Bertanggung Jawab

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memberikan keterangan kepada media saat konferensi pers mengenai Piala Dunia U-17 2023 di Menara Danareksa, Jakarta, Sabtu (24/06/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Sementara itu, Kapolresta Sleman, Kombes Pol. Yuswanto Ardi menyatakan rasa tanggung jawab untuk ikut menjaga sepak bola nasional. Sesuai arahan Kapolri agar olahraga kebanggaan Indonesia terus berprestasi.

"Kami menghargai kerjasama yang diberikan PSSI kepada kami dalam pengungkapan kasus ini. Apalagi sejak pak Erick memimpin PSSI, sepak bola kita jadi olahraga yang membanggakan," ucapnya.

"Apa yang kami lakukan ini tak lain untuk ikut menjaga agar sepak bola kita terus maju," sambung Kapolresta Sleman.

4 dari 4 halaman

Bikin Heboh

Elwizan Aminuddin, dokter tim PSS Sleman yang disebut-sebut dokter palsu. (Dok. PSS)

Sosok Elwizan Aminudin sempat membuat heboh persepakbolaan Indonesia karena terungkap sebagai dokter palsu. Aksi jahatnya terkuak lantaran diketahui tidak memiliki Surat Tanda Registrasi (STR), Elwizan juga tak terdaftar di Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), maupun Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

Manajemen PSS Sleman kemudian melaporkan sang dokter gadungan terkait pemalsuan ijazah ke Polres Sleman pada 3 Desember 2021. Namun, Elwizan tidak pernah datang memenuhi panggilan tersebut. Polres Sleman pun akhirnya memasukkan Elwizan ke dalam daftar pencarian orang (DPO).

Banyak yang menjadi korban Elwizan Aminudin. Dua di antaranya adalah penggawa PSS Sleman. Mereka adalah Saddam Emiruddin Gaffar dan Rizza Fadilah.

Berita Terkait