Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia sedang berbulan madu dengan berhasil lolos ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, sekaligus meraih tiket ke putaran final Piala Asia 2027.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran pelatih Shin Tae-yong yang jeli dalam memilih pemain untuk masuk Timnas Indonesia. Sejumlah pemain Liga 1 cukup diandalkan, namun ada pula pemain naturalisasi yang jadi tulang punggung tim.
Beberapa pemain naturalisasi itu adalah Sandy Walsh, Ivar Jenner, Rafael Struick, hingga Shayne Pattynama. Kebanyakan dari mereka membela klub kasta teratas Liga Eropa.
Lalu, muncul pula beberapa pemain naturalisasi yang jadi idola baru. Di antaranya adalah Calvin Verdonk, Jay Idzes, Justin Hubner, Thom Haye, Nathan Tjoe-A-On, hingga Ragnar Oratmangoen.
Urusan lini tengah, kini ada Thom Haye yang jadi otak serangan Timnas Indonesia. Dia bahkan telah mencetak gol apik ke gawang Filipina yang membuktikan kualitasnya sebagai pemain klub kasta teratas Belanda.
Jauh sebelumnya, Timnas Indonesia sebenarnya juga gencar melakukan naturalisasi pemain keturunan, terutama yang berasal dari Belanda. Namun, mereka rupanya punya nasib kurang beruntung dan tidak lama membela Timnas Indonesia.
Momen itu terjadi pada 2012, atau sekitar 12 tahun lalu. Pada saat itu pula, sepak bola Indonesia sebenarnya sedang dalam gonjang-ganjing dan permasalahan rumit hingga akhirnya melahirkan dualisme federasi.
Bola.com coba merangkum lima gelandang naturalisasi yang pernah diharapkan jadi andalan Timnas Indonesia. Simak ulasan berikut:
Raphael Maitimo
Sosok gelandang satu ini sempat diharapkan bisa menjadi tumpuan Timnas Indonesia. Raphael Maitimo tercatat pernah membela Timnas Belanda U-15, U-16, dan U-17. Dia kemudian memilih jadi WNI pada 2012.
Namanya kemudian masuk ke Timnas Indonesia yang tampil di Piala AFF 2012. Sayangnya, karier Maitimo tidak berlangsung lama dengan hanya sampai 2015 saja. Dia membukukan 21 penampilan dan menyumbang empat gol.
Raphael Maitimo tercatat sempat membela klub Belanda sebelum mencoba peruntungan bersama Bali Devata pada 2011-2012. Saat Piala AFF 2012, dia tercatat sebagai membela klub Belanda, Capelle.
Baru mulai 2013, Maitimo lebih memilih berkarier di Indonesia dengan 11 klub yang berbeda sampai memutuskan pensiun pada 2022.
Di antaranya adalah Mitra Kukar, Sriwijaya FC, Persija Jakarta, Arema Cronus, Persib Bandung, Madura United, Persebaya Surabaya, PSIM Yogyakarta, PSM Makassar, Persita Tangerang, dan Barito Putera.
Tonnie Cusell
Nasib gelandang asal Belanda ini juga sama. Masuk Timnas Indonesia di Piala AFF 2012 dan hanya membukukan tiga penampilan saja. Semuanya dilakoninya hanya pada ajang tersebut, tak ada panggilan lagi setelah itu.
Cusell lebih banyak menghabiskan kariernya di Belanda. Pada 2011-2012, dia sempat membela Barito Putera, namun tak banyak kontribusinya bersama klub asal Banjarmasin tersebut.
Stefano Lilipaly
Sosok satu ini merupakan sepupu Tonnie Cusell. Namun, nasib keduanya jauh berbeda. Stefano Lilipaly mulai jadi WNI pada 2013 dan konsisten jadi pemain andalan Timnas Indonesia saat masih di Belanda.
Lilipaly adalah playmaker Timnas Indonesia saat jadi runner-up Piala AFF 2016. Di ajang itu pula, dia masuk Best XI. Dua tahun kemudian, namanya masuk Best XI di Asian Games 2018 saat Indonesia jadi tuan rumah.
Kualitasnya sudah tidak diragukan lagi. Lilipaly piawai dimainkan sebagai gelandang serang maupun winger. Di level klub, dia juga sukses dua kali meraih trofi juara Liga 1 bersama Bali United pada 2019 dan 2021/2022.
Sayangnya, Lilipaly kini sudah mulai dilewatkan oleh Shin Tae-yong. Usianya yang telah mencapai 34 membuatnya tidak lagi dilirik. Lilipaly tercatat membukukan 30 penampilan bersama Timnas Indonesia dalam rentang 10 tahun pada 2013-2023.
Marc Klok
Cerita gelandang satu ini agak berbeda dibanding nama-nama sebelumnya. Marc Klok datang ke Indonesia pada 2017 dengan status sebagai pemain asing asal Belanda yang bergabung dengan PSM Makassar.
Setelah itu, dia hijrah ke Persija Jakarta 2020, tetapi menyebrang ke tim rival, Persib Bandung, pada 2021. Dengan pengalaman itu, dia lantas menjalani naturalisasi dan mulai berstatus WNI sekaligus debut di Timnas Indonesia pada 2022.
Sejak saat itu, Marc Klok sebenarnya jadi gelandang andalan Shin Tae-yong. Namun, kedatangan sejumlah pemain naturalisasi baru membuatnya mulai kehilangan tempat, terutama sejak keberadaan Thom Haye.
Baca Juga
VIDEO: Timnas Indonesia Gagal Total di Piala AFF 2024, Salah Shin Tae-yong?
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Sydney Menyala! 3.250 Suporter Akan Dukung Timnas Indonesia Vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025