5 Tukang Gedor Timnas Indonesia via Jalur Naturalisasi: Siapa Paling Sukses?

oleh Choki Sihotang diperbarui 27 Jun 2024, 10:00 WIB
Timnas Indonesia - Cristian Gonzales, Beto Goncalves, Ilija Spasojevic (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) masih terus memburu pemain-pemain keturunan Grade A via program naturalisasi.

Kehadiran pemain-pemain tersebut diharapkan bisa semakin mendongkrak performa Timnas Indonesia, terlebih jelang putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang rencananya akan dimulai pada 5 September mendatang.

Advertisement

Sebanyak 18 negara, termasuk Timnas Indonesia akan bertarung habis-habisan guna menjaga asa melangkah ke fase selanjutnya.

Masing-masing kontestan juga tengah mempersiapkan diri sebaik mungkin, terlebih tim-tim unggulan seperti Korea Selatan, Australia, Qatar, Arab Saudi, Irak, serta Jepang.

Berkaca dari laga-laga sebelumnya, Timnas Indonesia masih menyisahkan banyak pekerjaan rumah (PR) yang tak ringan.

 

2 dari 8 halaman

PR Lini Serang

Lini serang merupakan salah satu PR yang harus dituntaskan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

Saat kontra Irak dan Filipina di fase Grup F, empat tombak yang diturunkan Shin Tae-yong yakni Marselino Ferdinan, Rafael Struick, Ragnar Oratmangoen, dan Dimas Drajad sama sekali tak mampu mencetak sebiji gol pun.

Kalah 0-2 dari Irak, Indonesia menjadikan Filipina sebagai pelampiasan dengan kemenangan dua gol tanpa balas.

Dwigol Skuad Garuda justru dicetak oleh sabetan kaki kanan gelandang Thom Haye dari luar kotak penalti serta tandukan bek Rizky Ridho yang memaksimalkan tendangan bebas Nathan Tjoe-A-On.

Lantas, siapa gerangan striker anyar bidikan PSSI? Sejauh ini PSSI memang belum menyatakan secara resmi terkait pemain naturalisasi yang akan mereka incar.

 

3 dari 8 halaman

Sosok Mauro Zijlstra

Hanya saja, Mauro Zijlstra, seorang bomber berbakat dan haus gol yang saat ini bermain untuk FC Volendam U-21, Belanda, siap merapat jika memang dibutuhkan.

Masih berusia 19 tahun dan memiliki tinggi hampir dua meter, Mauro Zijlstra sosok striker murni haus gol. Musim lalu, dalam 13 pertandingan di level U-21, pemain keturunan Indonesia itu sukses mengepak sembilan gol dan satu assist.

Lewat kanal YouTube Yussa Nugraha, Mauro Zijlstra memberikan sinyal positif untuk segera diprospek.

“Saya memiliki statistik yang bagus dan saya yakin bisa bermain di Timnas Indonesia jika PSSI mengundang saya,” ujarnya.

Jika PSSI menaturalisasi Mauro Zijlstra, maka talenta muda itu akan menambah panjang daftar striker Timnas Indonesia via program naturalisasi.

Berikut beberapa di antaranya dan seberapa hebat mereka di masanya bersama Timnas Indonesia?

 

 

 

 

 

4 dari 8 halaman

Cristian Gonzales

Penyerang Timnas Indonesia, Cristian Gonzales, berduel dengan Suttinun Phukhom pada laga Piala AFF 2010.(AFP/Romeo Gacad)

Tanggal 3 November 2010 merupakan momen spesial yang tak akan pernah dilupakan Cristian Gonzales. Saat itulah ia resmi mengantongi KTP Indonesia setelah didaulat menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Dengan demikian, sah pulahlah dia memperkuat Timnas Indonesia lewat naturalisasi.

Di masanya, Cristian Gonzáles striker super tokcer. Sepanjang kariernya di blantika sepak bola nasional, pemain yang pernah memperkuat PSM Makassar, Persik Kediri, Arema Cronus, dan Persib Bandung ini tercatat sedikitnya empat kali menjadi top score Liga Indonesia.

Bersama Timnas Indonesia, El Loco hadir dalam 32 laga dengan torehan 13 gol. Sebuah torehan yang cukup bagus, mengingat saat bergabung ke timnas pemain asal Uruguay ini sudah berusia 34 tahun.

 

5 dari 8 halaman

Osas Saha

Pemain Timnas Indonesia, Osas Saha, mengontrol bola saat berlatih di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (24/8). Latihan ini merupakan persiapan jelang laga kualifikasi Piala Dunia 2020. (Bola.com/Yoppy Renato)

Tak seperti Cristian Gonzales yang melegenda, kehadiran Osas Saha di Timnas Indonesia boleh dibilang hanya sekadar numpang lewat.

Soalnya, sejak resmi menjadi WNI pada 2018, perantau asal Nigeria itu hanya tampil dalam dua laga bersama Timnas Indonesia dan semuanya berakhir getir, kalah 0-3 dari Thailand lalu dihajar Malaysia dua gol tanpa balas.

6 dari 8 halaman

Sergio van Dijk

Sergio Van Dijk saat membela timnas Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Gatot, alias gagal total, demikianlah akhir drama Sergio van Dijk bersama Timnas Indonesia. Tombak berwajah lugu itu tak mampu memenuhi ekspektasi PSSI dan pecinta setia Timnas Indonesia sejak dirinya resmi menjadi WNI pada 2013.

Gelontoran gol yang diharapkan lahir dari kedua kaki dan tandukan kepalanya tak jua tersaji. Hingga 2014 masa baktinya di timnas, striker berdarah Belanda tersebut hanya mampu menyumbang sebiji gol dari enam laga yang dipercayakan kepadanya.

7 dari 8 halaman

Ilija Spasojevic

Ilija Spasojevic. Striker naturalisasi kelahiran Montenegro berusia 35 tahun yang sejak 13 Desember 2017 memperkuat Bali United ini menjadi pemain dengan nilai pasar tertinggi ketiga bersama dua pemain lainnya di kubu Timnas Indonesia pada ajang Piala AFF 2022. Saat ini ia berbanderol 325 ribu euro atau setara Rp5,4 miliar. Bersama Timnas Indonesia, ia telah mengoleksi 4 caps dengan torehan 4 gol dan 1 assist sejak melakukan debut pada 25 November 2017. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Walaupun sudah uzur, 36 tahun, Ilija Spasojevic belumlah habis. Musim lalu, bomber kelahiran Montenegro 11 September 1987 itu masih jadi andalan Bali United dan membawa Serdadu Tridatu ke semifinal Championship Series BRI Liga 1 2023/2024.

Sebelum kembali ke Pulau Dewata pada 2018, Spaso pernah memperkuat sejumlah klub papa atas Indonesia dan keganasannya di jantung pertahanan lawan membawanya naik level ke Timnas Indonesia.

Setelah dinaturalisasi, Spaso bermain bersama timnas dari 2017 sampai 2023. Selama itu, ia hanya mengantongi tujuh caps dengan tuaian empat gol.

 

 

 

8 dari 8 halaman

Beto Goncalves

Striker Timnas Indonesia, Beto Goncalves, menyapa suporter usai mengalahkan Timor Leste pada laga Piala AFF 2018 di SUGBK, Jakarta, Selasa (13/11). Indonesia menang 3-1 atas Timor Leste. (Bola.com/Yoppy Renato)

Striker PSBS Biak ini dijuluki tua-tua keladi. Meski sudah 43 tahun, Beto belum mau menepi. Ia masih tegak berdiri memburu gol.

Sukses PSBS Biak promosi ke kasta tertinggi Indonesia musim 2024/2025 tak lepas dari eks mesin gol Persipura Jayapura itu.

Di Timnas Indonesia, Beto juga meninggalkan sepenggal kisah menarik. Resmi jadi WNI pada 6 Februari 2018, legiun Brasil itu setidaknya sudah tampil dalam 12 laga dengan torehan 10 gol. Pencapaian yang layak diacungi jempol, karena Beto bermain untuk timnas hingga 2019.

Berita Terkait