Italia Remuk Redam di Euro 2024: Spalletti Dicap Arogan, Allegri Cocok Jadi Penggantinya

oleh Aryo Atmaja diperbarui 02 Jul 2024, 13:15 WIB
Pelatih Timnas Italia, Luciano Spalletti (kiri) dan pelatih Timnas Spanyol, Luis de la Fuente saling beradu argumen saat laga matchday kedua Grup B Euro 2024 di Arena Aufschalke, Gelsenkirchen, Jerman, Kamis (20/6/2024). (AP Photo/Manu Fernandez)

Bola.com, Roma - Italia gagal total dalam bersaing di ajang Euro 2024. Gli Azzurri baru saja disingkirkan secara memalukan oleh Swiss pada babak 16 besar.

Italia kalah memalukan 0-2, yang membuat mereka harus pulang lebih cepat dari Jerman. Italia juga hanya menjadi runner-up Grup B di babak penyisihan.

Advertisement

Luciano Spalletti selaku pelatih diklaim sebagai sosok yang harus bertanggung jawab atas kegagalan Italia di Euro 2024.

Namun demikian, federasi sepak bola Italia atau FIGC. Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) Gabriele Gravina telah mengkonfirmasi tidak akan memecat Luciano Spalletti sebagai pelatih Timnas Italia.

2 dari 5 halaman

Orang Sombong

Pelatih Timnas Italia, Luciano Spalletti, gagal membawa timnya lolos ke perempat final Euro 2024, setelah takluk 0-2 dari Swiss pada 16 besar di Olympiastadion Berlin, Sabtu (29/6/2024) malam WIB. (Robert Michael/dpa via AP)

Mantan ketua Formula 1 dan pengusaha Italia, Flavio Briatore ikut memberikan kritikan keras kepada Luciano Spalletti. Ia menganggap Spelletti adalah orang sombong atas bencana terbesar dalam sejarah Italia di Piala Eropa.

“Tersingkirnya Euro adalah sebuah kejutan, bencana terbesar dalam sejarah tim Italia,” kata Flavio Briatore dilansir dari Football Italia.

“Ada kekacauan, sepertinya para pemain berada di pertandingan pertama bersama-sama, kepala mereka tertunduk, mereka tidak tahu harus berada di posisi mana. Saya juga tidak mengerti keputusan untuk memainkan Nicolò Fagioli."

3 dari 5 halaman

Kesalahan Fatal

Pelatih Timnas Italia bicarakan soal kegagalan tim asuhannya usai kalah 0-2 dari Swiss pada babak 16 besar Euro 2024 (AP)

“Mungkin Spalletti terlalu sombong. Dia tidak membuat grup, itu adalah sekelompok anak-anak yang ketakutan, bahkan pemain seperti Federico Chiesa dan Nicolò Barella terlihat seperti tidak punya karakter. Giorgio Chiellini bukanlah Pele, tapi dia tidak menyerah dan akan menyemangati rekan satu timnya," beber Briatore.

“Kekalahan bisa terjadi, tapi kekalahan kami tidak bisa diterima. Saat peluit akhir dibunyikan, para pemain kami tampak bahagia, atau setidaknya lega karena semuanya sudah berakhir.”

4 dari 5 halaman

Ide Gantikan dengan Allegri

Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri melambaikan tangan sebelum pertandingan Liga Italia 2022/2023 antara Juventus melawan Sassuolo di stadion Juventus, Turin pada 15 Agustus 2022. Allegri tercatat menjadi salah satu pelatih paling boros di bursa transfer, yaitu 1,08 miliar Euro. Pada periode pertamanya di Juventus, Allegri mendapat kucuran dana besar. Dia bisa merekrut Cristiano Ronaldo seharga 117 juta euro dan Gonzalo Higuain senilai 90 juta euro. Allegri juga mengeluarkan banyak uang saat bekerja di AC Milan. Pembelian termahalnya di San Siro adalah Zlatan Ibrahimovic pada 2011 seharga 24 juta euro. (AFP/Marco Bertorello)

Briatore tidak hanya memiliki gagasan yang jelas tentang siapa yang harus menggantikan Spalletti di masa depan, namun bahkan berbicara langsung dengan kandidat pilihannya yakni menyebut nama Massimiliano Allegri.

Allegri dipecat oleh Juventus setelah memenangkan Coppa Italia, menyusul perselisihan di belakang layar dengan Direktur Juventus, Cristiano Giuntoli. Sementara Spalletti menjadi pelatih Italia pada 1 September menggantikan Roberto Mancini yang mengundurkan diri.

“Allegri akan menjadi pelatih top menurut saya. Dia tidak akan memiliki tekanan yang sama setiap hari di klub sepak bola dan sudah memiliki banyak pengalaman. Saya berbicara dengannya selama pertandingan melawan Swiss. Dia mengatakan kepada saya bahwa kami harus bermain seperti yang dilakukan Italia dalam sejarah, tanpa berusaha meniru negara lain. Kami bukan Spanyol."

“Di Euro lalu, kami menang bukan karena kami skuad terbaik, tapi kami sangat bersatu. Jika Gigio Donnarumma tidak melakukan keajaiban, kami akan kebobolan lima gol di setiap pertandingan turnamen ini. Saat ini, kami tidak memiliki pemain yang memenuhi standar. Pantas saja Donnarumma satu-satunya yang bermain di luar negeri," jelas Briatore.

Sumber: Football Italia

5 dari 5 halaman

Berita Terkait