Bola.com, Jakarta - Satu lagi pengalaman pagi hari yang membuat jantung cukup berdetak kencang di Jerman. Berencana pindah kota menggunakan kereta cepat jarak jauh Inter-City Express (ICE), tiba-tiba ada notifikasi pembatalan keberangkatan di aplikasi.
Bola.com berencana untuk kembali ke Wuppertal jelang laga perempat final Euro 2024. Rencananya laga antara Inggris dan Swiss dalam laga perempat final di Dusseldorf pada 6 Juli dan semifinal di Dortmund pada 10 Juli akan jadi tujuan kehadiran Bola.com.
Tiket kereta jarak jauh pun sudah dipesan sejak satu hari sebelum keberangkatan. Alasannya karena harga tiket pada hari keberangkatan melonjak jika dibandingkan dipesan pada hari-hari sebelumnya.
Namun, jika pengalaman sebelumnya menggunakan kereta ICE hanya sebatas tertunda dan membuat kereta regional yang akan digunakan berikutnya tak bisa terkejar, kini pengalaman baru harus dirasakan Bola.com, yaitu kereta dibatalkan!
Notifikasi itu datang saat Bola.com tengah naik kereta bawah tanah menuju Stasiun Sentral Munchen. Beruntung keputusan berangkat lebih awal membuat masih ada waktu untuk bisa mengurus persoalan ini.
Saat tiba di Stasiun Sentral Munchen, area informasi pun langsung menjadi tujuan utama Bola.com. Dari petugas informasi, setelah menunjukkan tiket yg sudah dimiliki dan pemberitahuan pembatalan kereta melalui aplikasi, Bola.com diminta untuk kembali ke kantor pembelian tiket untuk melakukan refund dan membeli tiket untuk kereta lain.
Harga Tiket Lain Sudah Melonjak
Saat berada di kantor pembelian tiket, antrean sudah cukup panjang. Saat mengambil nomor antrean, tertulis “20 menit”. Saat itu masih ada waktu sekitar 40 menit menuju jadwal keberangkatan yang seharusnya.
Jika harus membeli tiket kereta keberangkatan lain harganya sudah naik cukup signifikan. Bola.com membeli tiket ICE dari Munchen menuju Dusseldorf dengan harga 139 euro, atau Rp2,4 juta, pada hari sebelum keberangkatan, dan harga tiket kereta lain yang bisa digunakan ke sana pada hari keberangkatan sudah menyentuh 198 euro atau sekitar Rp3,5 juta.
Artinya, kalau pun bisa direfund 100 persen, tetap harus menambah lagi sekitar 59 euro untuk tiket kereta yang baru. Namun, apa boleh buat, mungkin memang itu solusi satu-satunya.
Perjalanan harus tetap dilakukan karena reservasi hotel pun sudah dilakukan. Bola.com melihat beberapa orang sudah melakukan refund, di mana ada yang langsung pergi setelah mendapatkan uangnya, ada pula yang langsung mengganti jadwal kereta dengan yang lain..
Tiba-Tiba Ada Kereta Pengganti
Beberapa saat kemudian, petugas mengatakan bahwa kereta yang sebelumnya dibatalkan, akan diganti dengan kereta lain dengan nomor perjalanan yang sama. Perubahan itu membuat beberapa orang yang mengantre di depan Bola.com pun pergi. Namun, apa yang tertulis di aplikasi pada ponsel pintar saya tetap “cancelled”.
Tak ingin ambil risiko, Bola.com tetap mengantre dan ketika tiba saatnya berhadapan dengan petugas, kertas tiket yang sudah diprint dan notifikasi pembatalan di ponsel pun keluar dari tas agar ia mengerti persoalan yang saya hadapi.
Ketika diperiksa, ya kereta awal memang dibatalkan. Dan beruntung, tiket yang sudah saya beli masih berlaku untuk kereta pengganti yang dijadwalkan berangkat 11 menit lebih lambat dari jadwal kereta semula.
Pihak petugas pun memberikan sebuah kertas hasil print yang menandakan bahwa ada perubahan jadwal kereta karena pembatalan tadi, yang disiapkan untuk saya andai ada kendala ketika pemeriksaan dilakukan oleh kondektur di dalam kereta.
Kereta Jarak Jauh Sempat Dikeluhkan Suporter
Sistem kereta api di Jerman sebenarnya luar biasa. Dengan begitu banyak koneksi untuk transit dari jalur yang satu dengan yang lain, kereta regional di dalam kota terbilang selalu tepat waktu.
Namun, persoalan teknis untuk kereta jarak jauh seperti masih menjadi kendala utama bagi institusi perkeretaan di Jerman. Bahkan itu pula yang sempat dikeluhkan oleh banyak suporter yang hadir di Jerman dan berpindah-pindah kota untuk menyaksikan timnya bertanding, baik di stadion maupun di fan zone.
Pihak DB sempat meminta maaf melalui media-media di Jerman. Namun, tampaknya persoalan tertundanya kereta, atau bahkan dibatalkannya kereta belum bisa benar-benar terselesaikan.