Bola.com, Jakarta Disanjung setinggi langit, kemudian jatuh berkeping-keping. Kasihan Jerman. Der Panzer harus mengakhiri mimpi besarnya di Euro 2024 dengan tragis, di tengah sanjungan dan harapan besar untuk mengkahiri sebuah penantian panjang.
Apa yang terjadi di Stuttgart Arena, Jumat (5/7/2024) malam WIB, sungguh menyakitkan sekaligus menghinakan. Di stadion megah itu, di depan ribuan pendukung setianya, Jerman menyerah 1-2 di kaki Spanyol.
Dua gol Spanyol dicetk Dani Olmo pada menit ke-51 dan Mikel Merino jelang berakhirnya laga. Jerman sempat mengapungkan asa pada menit ke-89 via Florian Wirtz, namun kali ini nasib baik enggan berpihak.
Jerman terhenti di babak perempatfinal, sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Di Euro 2024, di mana Jerman bertindak sebagai rumah, Der Panzer bertekad menyudahi penantian panjang tak pernah lagi naik podium kehormatan. Mereka terakhir kali menjadi yang terkuat pada Euro 1996.
Pada fase sebelumnya, tim asuhan Julian Nagelsmann tampil perkasa. Toni Kroos dan kawan-kawan keluar sebagai juara Grup A tanpa terkalahkan dan di babak 16 besar mereka menggebuk Denmark 2-0.
Tapi, di depan anak-anak Spanyol, Jerman tak berkutik meski unggul penguasaan bola 52 persen serta melepas tembakan sebanyak 21 kali sepanjang pertandingan.
Julian Nagelsmann tak habis pikir, Jerman harus meninggalkan turnamen justru di kampung mereka sendiri.
"Saya mengatakan kepada para pemain, mereka tidak pantas meninggalkan kompetisi. Kami semua merindukan keluarga kami, tetapi tidak ada dari kami yang ingin pergi. Sejak awal enam minggu terakhir ini atmosfer sangat bagus bagi kami. Kami memberikan segalanya untuk memenangkan pertandingan ini," kata Julian Nagelsmann.
Toni Kroos
Tak hanya Jerman secara keseluruhan, keterpurukan ini juga menjadi sembilu bagi Toni Kroos. Di hari senjanya, gelandang 34 tahun itu gagal menyudahi kariernya dengan gemilang bersama Timnas Jerman.
Sebelumnya, Toni Kroos mentakan bahwa Euro tahun ini menjadi kiprah terakhirnya bareng Die Mannschaft.
Sepanjang kariernya di timnas sejak 2010, bintang di balik kesuksesan Real Madrid memenangkan La Liga serta Liga Champions 2023/2024 sama sekali belum pernah menggondol trofi Euro.
Padahal, tadinya, Toni Kroos berharap ingin mengawinkan gelar Euro 2024 dengan gelar juara Piala Dunia 2014 yang pernah ia menangkan. Tapi rupanya nasib berkata lain dan Toni Kroos hanya bisa pasrah mengikuti alur takdir.
Selain Toni Kroos, setidaknya ada dua legenda lagi yang harus menangis di Euro 2024.
Cristiano Ronaldo
Hidup berputar seperti roda pedati. Tak selamanya seseorang berada di atas. Kadang di tengah, bahkan kadang terpuruk di bawah. Tak ada yang bisa melawan waktu. Juga bagi seorang superstar bernama Cristiano Ronaldo.
Di usianya yang senja, 39 tahun, Cristiano Ronaldo harus menenggak cawan empedu dan itu sangat menyedihkan. Pemilik lima Ballon d'Or itu gagal membawa Portugal ke semifinal Euro 2024 setelah takluk dari Prancis di semifinal lewat drama adu penalti.
Mimpi Cristiano Ronaldo untuk mengangkat trofi di podium terhormat seperti ketika ia dan Portugal memenangkan Euro 2016 pupus sudah.
Tanda-tanda kegagalan Cristiano Ronaldo sebenarnya sudah terlihat jelas di fase sebelumnya. Dalam tiga laga di Grup F, mantan pemain Juventus dan Manchester United itu sama sekali tak mampu mencetak satu gol pun.
Lalu, di babak 16 besar, megastar yang juga pernah memperkuat Real Madrid gagal mengeksekusi tendangan penalti saat bentrok kontra Slovenia. Walau pada akhirnya menang lewat drama adu penalti, kegagalan tersebut membuat Cristiano Ronaldo masygul. Ia menangis.
Saat ditekuk Prancis, Cristiano Ronaldo memang tak lagi menangis. Namun, dari wajahnya yang tampak murung, semua tahu kalau ia menyimpan kepedihan yang teramat sangat.