Bola.com, Jakarta Banyak yang berempati kepada Toni Kroos, terkait kekalahan dramatis Jerman dari Spanyol saat kedua rasaksa ini bertarung di Stuttgart Arena, Jumat (5/7/2024) malam WIB, guna berebut satu tiket ke semifinal Euro 2024.
Kenapa Toni Kroos? Usai panen gelar bersama timnya, Real Madrid, gelandang 34 tahun itu menyatakan bahwa Euro 2024 merupakan kiprah terakhirnya bersama Der Panzer. Ia pun berharap bisa memenangkan gelar terakhirnya dalam balutan jersey kebesaran Timnas Jerman.
Toni Kroos bisa berharap, tapi takdir jualah yang berkehendak. Jerman kalah 1-2 dan tuan rumah dipaksa terhenti di babak perempat final. Spanyol terlalu tangguh bagi anak-anak asuh Julian Nagelsmann.
Di balik punggung kesedihan Toni Kroos, banyak orang lupa bahwa seorang di bawah mistar sana juga terpukul memendam kesedihan. Sia dia? Dia adalah Manuel Neuer.
Dari segi usia, Manuel Neuer jauh lebih tua dari Toni Kroos. Keduanya terpaut empat tahun. Meski sudah 38 tahun, Manuel Neuer masih menjadi kiper terbaik di Jerman. Di fase grup dan babak 16 besar sang legenda tampil cemerlang.
Tapi, kali ini, pemenang Piala Dunia 2014 tak lagi menjadi Spiderman kemengan Die Mannschaft. Kesucian gawangnya hanya bertahan sampai menit ke-51 setelah penyerang muda Spanyol, Daniel Olmo, melepaskan tendangan kaki kanan di dalam kotak penalti.
Jerman sempat membalas pada menit ke-89 lewat lesakan striker Florian Wirtz. Tapi tandukan mematikan Mikel Merino jelang berakhir pertandingan berakhir getir bagi Manuel Neuer dan kawa-kawan.
Jerman menyerah di depan ribuan pemuja setianya. Mimpi untuk kembali memenangkan Euro seperti di edisi 1996, 1988, dan 1972 karam sudah.
Manuel Neuer adalah bagian dari sejarah panjang Jerman. Sejauh ini, kiper kepunyaan Bayern Munchen itu sudah hadir dalam 123 laga bersama timnas. Kekalahan dari Spanyol sepertinya menjadi pertanda kalau Manuel Neuer sudah saatnya pensiun dan memberikan tongkat estafet kepada para juniornya.
Panggung Euro 2024 tak hanya berkisah tentang drama kesedihan Toni Kroos dan Manuel Neuer, tapi juga tiga legenda hidup di bawah ini. Siapa ketiganya, yuk langsung kita lahap ulasan singkatnya:
Pepe (Portugal)
Timnas Portugal tak hanya Cristiano Ronaldo, tapi juga Pepe. Tak ada yang meragukan, betapa seluruh hidup Pepe ia pertaruhkan untuk kejayaan Seleccao das Quinas. Termasuk di Euro 2024.
Ia sebenarnya bisa saja menolak panggilan timnas dengan alasan usia. Tapi Pepe tak melakukan itu. Veteran 41 tahun itu tak menampik ketika sang pelatih, Roberto Martínez, mengajaknya bergabung.
Usia yang terus meninggi tak membuat Pepe menjadi rapuh di belakang. Seperti dulu, eks tukang jagal Real Madrid tersebut masih sangar dan menakutkan bagi penyerang lawan.
Dalam dua laga di fase Grup F, Pepe membawa Portugal memenangkan laga kontra Turki dan Republik Ceko. Di laga terakhir, minus Pepe, Portugal justru dihajar Georgia dua gol tanpa balas.
Di babak 16 besar, Pepe kembali dan Portugal menang via drama adu penalti melawan kuda hitam Slovenia.
Sayang, di perempat final, saat bersua Prancis, Portugal tumbang. Big match yang tersaji di Volksparkstadion, Hamburg, Jerman, Sabtu (6/7/2024) dini hari WIB harus dipungkasi lewat adu penalti setelah kedua tim bermain 0-0 selama 120 menit. Purtugal kalah 3-5.
Pepe menangis. Petarung tangguh itu tak kuasa menahan gempuran dari dalam hatinya. Nazarnya untuk mempersembahkan gelar terakhir sebelum pamit tak kesampaian.
Tak ada yang berani menghampiri veteran itu, kecuali sahabat yang juga teman seperjuangannya: Cristiano Ronaldo.
Robert Lewandowski (Polandia)
Terpuruk di dasar klasemen Grup D tanpa satu kemenangan pun bukan hanya menyudahi perjuangan Polandia di Euro 2024, tapi sekaligus meninggalkan catatan tak sedab bagi nama besar Robert Lewandowski.
Robert Lewandowski yang saat ini bermain untuk raksasa Spanyol, Barcelona, masih disebut-sebut sebagai salah satu pendulang gol terbaik di Eropa. Pada musim 2022/2923 ia membawa Barcelona meraih gelar La Liga sekaligus menjadi yang tersubur dengan total 23 gol.
Sebelum cabut ke Camp Nou, saat masih memperkuat Bayern Munchen, striker 35 tahun itu juga mengukuhkan dirinya sebagai top score Bundesliga 2020/2021 dengan torehan 41 gol.
Namun, sayangnya, di Jerman, di pentas Euro edisi ke-17, Robert Lewandowski membawa Polandia terbang tinggi.
Kevin De Bruyne (Belgia)
Ditilik dari usia, Kevin De Bruyne memang belum terlalu tua. Tapi, usia 33 tahun biasanya batas di ambang senja bagi kebanyakan pesepak bola Eropa.
Bagi Timnas Belgia, Kevin De Bruyne adalah segalanya. Gelandang Manchester City itu tak ubahnya malaikat yang jatuh dari langit. Peran sentralnya di lini tengah tak tergantikan.
Tatkala Belgia tampil menggila di Piala Dunia 2018 dengan finis di posisi ketiga, Kevin De Bruyne merupakan otak dari permainan gemilang De Rode Duivels.
Kejayaan itu ingin mereka ulang di Euro 2024. Tapi Belgia yang dulu bukanlah Belgia yang ada sekarang. PSSI-Belgia gagal menelurkan lagi Generasi Emas. Mengandalkan Kevin De Bruyne dan Romelu Lukaku yang kian menua di ajang seketat Euro jelas tindakan bunuh diri.
Langkah Belgia, langkah Kevin De Bruyne dkk. terhenti babak 16 besar. Prancis mengalahkan mereka 1-0.
Laporan Langsung dari Jerman