Laporan dari Jerman: Hidden Gem! Cari Makanan Khas Indonesia di Koln, Ketemunya di Restoran Thailand Milik Kakak Cantik dari Jakarta

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 08 Jul 2024, 16:10 WIB
Ayam geprek sambal matah dengan tempe goreng yang dinikmati dengan sambal kecap menjadi pilihan Bola.com saat menikmati masakan Indonesia di sebuah restoran Thailand, Rim Khong, di Koln, Jerman. (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Bola.com, Koln - Masih dari edisi rest day Euro 2024 pada Minggu (7/7/2024), Bola.com tidak hanya mampir ke Meramanis yang merupakan kedai kopi Indonesia di Koln, Jerman, tetapi juga mencari restoran yang menyajikan makanan khas Indonesia.

Awalnya Bola.com memiliki rencana untuk datang ke sebuah restoran yang memiliki menu asal Indonesia. Namun, setelah mampir ke Meramanis, saya mendapatkan rekomendasi untuk juga mencicipi menu makanan Indonesia di sebuah restoran Thailand.

Advertisement

Akhirnya saya memutuskan untuk menyambangi keduanya. Namun, sayangnya restoran yang sudah saya rencanakan sejak awal ternyata penuh dan harus melakukan reservasi terlebih dulu.

Meski agak kecewa, saya merasa beruntung karena sempat mampir ke Meramanis dan mendapatkan rekomendasi sebuah restoran Thailand yang menjual menu makanan Indonesia. Kok bisa? Ya, karena pemiliknya memang berasal dari Jakarta.

Sampailah Bola.com di Rim Khong, sebuah restoran yang benar saja memang dimiliki oleh seorang kakak cantik yang ramah.

"Silakan kak," ujar Priscilla dari belakang saya ketika hendak masuk ke dalam restoran. Ternyata sang pemilik ada di belakang saya karena bolak-balik ke luar restoran untuk memberikan menu kepada pelanggan yang ingin menikmati makanan di area outdoor.

Setelah memastikan bahwa wanita yang ramah mempesilakan saya memang merupakan pemilik restoran, Bola.com pun mengungkapkan keinginan untuk bisa menikmati makanan khas Indonesia.

 
2 dari 5 halaman

Hidden Gem Menu Masakan Indonesia

Penampakan restoran Rim Khong yang ternyata menyimpan banyak menu khas asal Indonesia. (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Lucunya, ketika menerima daftar menu makanan, Bola.com kesulitan untuk bisa mendapatkan nama menu makanan dari Indonesia. Satu yang menarik mata hanyalah di bagian snack dengan tulisan tempe mendoan.

Kumpulan nama makanan yang ditulis menggunakan bahasa Jerman membuat saya berpikir, "Ah, salah satu di antara ini mungkin masakan Indonesia."

Hingga akhirnya saya bertanya kepada Priscilla mengenai mana yang merupakan makanan khas Indonesia. Sang pemilik resto itu kemudian menyebut bahwa menu Indonesia pada hari itu adalah nasi goreng dan ayam geprek.

Rupanya masakan Indonesia memang tidak dituliskan di daftar menu yang ada. "Kalau makanan Indonesia memang buat yang tahu-tahu saja," ujarnya kepada Bola.com.

Priscilla mengaku bahwa tidak semua menu makanan Indonesia disiapkan setiap harinya. Namun, lagi-lagi karena menu itu hanya 'untuk yang tahu-tahu saja', biasanya pelanggan akan menelepon dulu untuk bertanya menu apa di hari itu, atau sudah memesannya sejak hari-hari sebelumnya.

"Kemarin sempat ada iga bakar. Terus kami juga kadang membuat sop buntut, pernah juga bikin rendang dan makanan khas Sumatra Barat," ujar Priscilla yang dibantu oleh suaminya yang berada di dapur untuk mempersiapkan makanan.

Sementara Priscilla memberikan keterangan kepada saya sembari keluar dan masuk resto untuk menyambut pelanggan, mencatat pesanan, dan menerima pembayaran dari pelanggan yang sudah selesai. Gesit dan cekatan, itulah gambaran wanita asal Jakarta ini dalam melakukan pekerjaannya.

 
3 dari 5 halaman

Ayam Geprek Sambal Matah dan Tempe Goreng yang Ajib

Ayam geprek sambal matah dengan tempe goreng yang dinikmati dengan sambal kecap menjadi pilihan Bola.com saat menikmati masakan Indonesia di sebuah restoran Thailand, Rim Khong, di Koln, Jerman. (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Setelah memutuskan untuk memesan ayam geprek dan tempe mendoan, Bola.com menantikan sembari berbincang dengan Priscilla yang sore itu tampak cukup sibuk karena ternyata banyak masyarakat di Koln yang terus datang untuk menikmati makanan di resto miliknya.

Hingga akhirnya tempe mendoan datang. Sebagai gambaran, tempe mendoan di sini bukanlah seperti makanan asal Purwokerto yang digoreng dengan ukuran besar tapi tipis, tetapi dengan ukuran tempe goreng pada umumnya dengan balutan tepung yang crispy ditemani sambal kecap yang mengingatkan saya kepada masakan orang tua di Indonesia.

Ternyata memang orang-orang Jerman lebih menyukai tempe goreng yang dipotong tebal dan crispy. "Kita menyesuaikan orang-orang di sini sukanya seperti apa," ujar Priscilla.

Sementara ketika ayam geprek yang saya pesan datang, wanginya sangat menggugah selera makan. Ayam geprek di restoran ini dibuat tidak dengan sambal seperti yang biasa disajikan oleh rumah makan spesial ayam geprek di Indonesia, tetapi menggunakan sambal matah, dan itu menjadikan aromanya makin terasa nikmat.

Ketika kedua menu tersebut sudah ada di hadapan saya, maka tanpa menunggu lama lagi, saya menikmati keduanya karena ini adalah momen berharga setelah lebih dari satu pekan saya selalu makan doner atau roti di Jerman.

 
4 dari 5 halaman

Alasan Mempertahankan Konsep Thailand

Bola.com berfoto bersama Priscilla, pemilik dari restoran Rim Khong di Koln, Jerman, yang menyediakan sejumlah menu masakan khas Indonesia. (Bola.com/Benediktus Gerendo Pradigdo)

Bola.com mengakui tak hanya karena memang sedang rindu masakan Indonesia, tetapi menu yang saya pesan memang sangat enak.

Maklum, sang koki, yang juga merupakan suami dari Priscilla, berasal dari Indonesia. Jadi sentuhan resep asli dari tanah asal sepertinya memang sangat dikuasainya.

Namun, jelas itu malah membuat satu pertanyaan besar di benak saya, "Mengapa restoran Thailand? Mengapa tidak membuat khusus nama dengan nuansa Indonesia?"

"Jadi dulu itu yang lebih ngetop di sini adalah masakan Thailand, ya sudah awalnya sejak buka memang memiliki konsep Thailand karena orang-orang di sini suka," awal Priscilla bercerita mengenai restorannya.

"Namun, saat pandemi datang dan orang-orang Thailand di resto kami memutuskan pulang kembali ke negaranya, kami berusaha mempertahankannya karena sudah banyak pelanggan yang menyukainya."

"Karena kami punya banyak pelanggan dari Indonesia dan kebanyakan juga teman-teman, kami membuat menu Indonesia. Makanya menu Indonesia tidak ada di dalam daftar, karena itu buat yang tahu-tahu saja," lanjutnya sembari tertawa.

Jadi buat sobat Bola.com dan Bolaneters yang sedang datang ke Jerman, jangan lupa main ke Koln dan rasakan sensasi makanan Indonesia di Eropa ini di restoran Rim Khong.

 
5 dari 5 halaman