Bola.com, Munchen - Indonesia memang hanya menjadi penonton gegap gempita perhelatan Euro 2024 nun jauh di Jerman. Namun, siapa sangka ada orang Indonesia yang terlibat langsung di turnamen bergengsi empat tahunan di Benua Biru tersebut.
Ya, Bola.com mendapat kejutan istimewa saat meliput di Munchen. Siapa sangka Bola.com adalah bersua seorang volunteer Euro 2024 asal Indonesia, di kawasan Marienplatz, Munchen.
Perbincangan ringan pun mengalir. Volunteer tersebut bernama Budi Lumban Gaol. Dia sudah 25 tahun tinggal di Jerman. Jadi, sudah bisa dipastikan Budi tahu benar seluk beluk kehidupan di Jerman, hingga tradisi sepak bola di sana.
"Saya kuliah S1 di Bandung, kemudian baru S2 dan S3 di Jerman. Sekarang saya sudah 25 tahun di sini. Saya bekerja profesional sebagai Senior Manager di Siemens," kata Budi membuka perbincangan dengan Bola.com.
Budi kemudian bercerita tentang proses panjang menjadi volunteer di Euro 2024. Ternyata, prosesnya sulit, panjang, dan saingannya bejibun. Tetapi, dengan kualifikasinya yang spesial, Budi akhirnya diterima menjadi salah satu sukarelawan Euro 2024, tepatnya di Kota Munchen.
Proses Seleksi Ketat
Perjuangan Budi - yang pernah terlibat dalam proyek kereta cepat di Jerman dan Mesir - untuk diterima menjadi volunteer sudah dimulai sejak tahun lalu. Proses perekrutan sukarelawan dimulai pada Maret 2023.
Saat itu, Budi harus bersaing dengan puluhan ribu orang dari berbagai negara, terutama warga Jerman. Siapa sangka, semua proses itu bisa dilalui dengan mulus dan impiannya menjadi volunteer akhirnya terwujud.
"Proses menjadi volunteer itu menyenangkan. Total yang mendaftar ada 146 ribu orang dari 31 kebangsaan. Nah, jumlah volunteer yang diterima di seluruh Jerman cuma 16 ribu orang," tutur Budi.
"Pendaftaran dibuka Maret 2023, saya mengirim CV, kemudian dipanggil untuk mengikuti wawancara."
Budi menuturkan pihak panitia mengecek dengan teliti kebenaran yang tercantum di CV miliknya. Dalam berkas tersebut dia menulis bisa berbahasa Inggris, Jerman, Belanda, Prancis, dan sedikit Spanyol.
Keahlian luar biasa itu ikut membantu Budi diterima sebagai volunteer.
Yang menarik, dia juga mendapat kejutan yang menyenangkan saat menjalani proses wawancara menjadi volunter tersebut.
Kesempatan Ngobrol dengan Philipp Lahm
Menurut Budi, saat itu sang pewawancara bertanya apa motivasinya mendaftar sebagai volunteer. Budi kemudian menjelaskan bahwa sejak dulu sudah suka sepak bola.
Bahkan, dia pernah bermain sebagai bek kiri di salah satu klub Kreisliga alias liga kasta terendah di Jerman yang berisi pekerja, mahasiswa, dan pelajar, pada periode 2004-2005, saat dirinya mengambil gelar doctor.
"Saya juga bilang keluarga saya mencintai sepak bola sejak kecil. Istri saya fans berat Philipp Lahm. Begitu saya ngomong soal pemain favorit istri, eh yang wawancara bilang akan ada kejutan buat saya," kenang Budi.
Tiba-tiba saja Philipp Lahm, yang merupakan legenda Timnas Jerman dan Bayern Munchen, muncul untuk menemuinya. Kebetulan, Lahm adalah Direktur Penyelenggara Euro 2024.
Budi langsung girang bukan kepalang ketemu legenda sepak bola Jerman tersebut. Saking girangnya dia sampai lupa untuk mengabadikan momen berharga tersebut.
"Saya melakukan kebodohan. Lupa selfie bareng Lahm. Yang begini sudah beberapa kali kejadian. Kalau terlalu antusias, saya jadi melupakan semuanya. Handphone lupa, minta tanda tangan juga lupa lupa."
Budi kemudian mendapat kesempatan mengobrol dengan Lahm. Namun, dia mengakui itu bukan kali pertama dirinya bersua dengan Lahm. Dulu sebelum menikah, Budi beberapa kali pernah nonton sesi latihan Bayern Munchen dan bisa melihat pemain-pemainya, termasuk Lahm, dari jarak cukup dekat.
Namun, tetap saja, kesempatan bertemu Lahm saat wawancara volunteer itu sangat berkesan bagi Budi.
Pengalaman Tak Terlupakan
Lalu, apa saja tugas Budi sebagai volunteer Euro 2024? Dia kebagian tugas di fanzone dan bagian hospitality. Tugasnya adalah melayani suporter yang datang ke stadion dan memberikan informasi yang mereka butuhkan.
"Banyak fans yang enggak tahu informasi, cara membeli tiket atau cara menuju stadion, akhirnya jadi bayar tiket kemahalan, bisa jadi beli di calo atau mereka salah beli tiket. Banyak juga turis yang kecolongan," kata dia.
Ada satu pengalaman menarik yang dialami Budi selama bertugas menjadi sukarelawan di Euro 2024. Saat itu, dia pernah membantu suporter Skotlandia yang kebingungan menjelang laga pembuka kontra Jerman.
Sang suporter kecopetan dan semua kartu identitasnya hilang. Dia masih punya paspor, tetapi ditinggal di hotel. Apesnya, handphone miliknya sedang dibawa sang istri.
"Dia punya tiket digital, tetapi karena kartu identitas tidak ada, jadi tidak bisa bergerak lagi. Saya bantu dia pulang ke hotelnya. Kebetulan kartu akreditasi milik saya bisa berfungsi banyak termasuk mengakses transportasi. Jadi saya bisa bantu dia kembali ke hotel," kenang Budi.
Ada Volunteer Asal Indonesia Lainnya
Ternyata Budi bukan satu-satunya volunteer Euro 2024 asal Indonesia. Budi menyebut ada satu lagi suporter asal Indonesia yang bertugas di Munchen.
"Kalau yang saya kenal ada satu lagi volunteer orang Indonesia. Dia lagi study S1 atau S2 di sini. Tetapi hari ini enggak datang karena lagi sakit demam. Dia sudah tinggal di Munchen selama beberapa tahun," tukas Budi.
Apakah ada sobat Bola.com yang tertarik jadi volunteer di Piala Dunia atau Euro selanjutnya? Yang jelas, kisah Budi ini bisa menjadi inspirasi. (Tri Wahyu Utami)