Olimpiade 2024: Buntut BWF Salah Perhitungan Poin di Ganda Putra, PBSI Protes Keras

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 12 Jul 2024, 22:15 WIB
Sekretaris Jenderal PBSI, Mohammad Fadil Imran, dalam acara seminar SIWO-PWI, di Putri Duyung Ancol, Jakarta, Sabtu (17/2/2024). (Bola.com/PWI)

Bola.com, Jakarta - BWF terpaksa belum menggelar drawing pembagian grup ganda putra bulutangkis Olimpiade 2024, Jumat (13/7/2024). Padahal sektor lainnya, tunggal putra, tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran, berjalan seperti bisa. 

Penundaan drawing sektor ganda putra itu dilakukan setelah hasil sidang Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS) memutuskan ganda putra Prancis, Lucas Corvee/Ronan Labar, lolos ke Olimpiade 2024. Ini semua tak lepas dari kesalahan perhitungan poin yang dilakukan BWF.

Advertisement

Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyatakan kekecewaan sangat mendalam atas kesalahan perhitungan yang dilakukan BWF tersebut dan meminta pertanggungjawaban. 

"Kesalahan perhitungan yang dilakukan BWF secara langsung tidak hanya merugikan pasangan Indonesia, khususnya Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, tetapi juga seluruh pasangan yang bertarung di Road to Paris 2024," kata Sekretaris Jenderal PP PBSI M. Fadil Imran di Jakarta, Jumat (12/7/2024).

Menurut Fadil, kebijakan tersebut membunuh fair play dan semangat luhur Olimpiade.

Dampak dari kesalahan hitung Road to Paris dari BWF, berakibat sangat fatal. Ganda putra Prancis Ronan Labar/Lucas Corvee bisa tampil di Olimpiade Paris 2024 meski dari peringkat kualifikasi, sebenarnya mereka tidak lolos.

Labar/Corvee akhirnya bisa berlaga di Olimpiade Paris 2024. Banding yang mereka ajukan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) resmi dikabulkan.

 

2 dari 3 halaman

Kontestan Jadi 17 Pasangan

Olimpiade - Ilustrasi Logo Olimpiade Paris 2024 (Bola.com/Adreanus Titus)

Pada mulanya, Labar/Corvee berada dalam zona lolos ke Olimpiade. Tetapi, BWF lalu merevisi kesalahan hitungnya dan membuat rekan senegara mereka Christo Popov/Toma Junior Popov, memiliki poin lebih baik ketimbang Labar/Corvee.

Akhirnya, Popov bersaudara ada di peringkat 37, sedangkan Labar/Corvee berada di posisi 38. Jadi, yang dinyatakan lolos ke Olimpiade adalah Popov bersaudara, bukan Labar/Corvee.

Ini membuat Labar/Corvee geram. Mereka lantas menggugat BWF ke CAS. Hasilnya, CAS mengabulkan tuntutan Labar/Corvee dan membuat mereka bisa tampil di Olimpiade Paris 2024. Jadi, untuk pertama kali dalam sejarah Olimpiade, jumlah kontestan sektor ganda putra menjadi 17 pasangan.

 

3 dari 3 halaman

Bisa Merugikan

Selebrasi ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto setelah meraih angka saat menghadapi pasangan Chinese Taipei pada laga babak 32 besar Daihatsu Indonesia Masters 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (23/1/2024). Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menang dua game langsung 21-16, 21-14. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Oleh karena itu, tiga grup akan berisikan empat pasangan. Sedangkan satu grup bakal berisikan lima pasangan.

"Jika nanti Fajar Alfian/Muhamad Rian Ardianto masuk ke grup itu (yang berisi lima pasangan), maka mereka akan bertanding empat kali di fase grup. Ini sangat merugikan karena ada penambahan satu pertandingan," kata Fadil.

Selain itu, kesalahan perhitungan poin ini juga menimpa pasangan Indonesia lainnya Bagas Maulana/Muhammad Sohibul Fikri. Salah satu contohnya, saat di ajang Badminton Asia 2024, Bagas/Fikri menjadi unggulan delapan dalam hitungan baru.

Padahal, pada mulanya, Bagas/Fikri berada di seeded 9. Posisi Bagas/Fikri yang dikejar alih-alih mengejar membuat tekanan kepada mereka menjadi lebih kuat. Pada ajang itu, Bagas/Fikri kalah di babak pertama.

PBSI, lanjut Fadil, akan segera berkirim surat ke BWF untuk menyikapi situasi ini. PBSI secara keras akan meminta pertanggungjawaban dari BWF.

Berita Terkait