Power Rankings 5 Calon Peraih Golden Boy 2024: Lamine Yamal Tak Perlu Ditanya Lagi

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 18 Jul 2024, 06:00 WIB
Gol Yamal ini punya nilai tertinggi dibandingkan sembilan nominasi lainnya. Penilaian itu dilakukan pengamat teknik yang bertugas sepanjang turnamen. (THOMAS KIENZLE / AFP)

Bola.com, Jakarta Lamine Yamal tidak henti-hentinya memecahkan rekor di Euro 2024. Selain mengantarkan Spanyol menjadi kampiun, sang pemain telah menjadi pemain termuda yang pernah tampil di final turnamen besar, memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh legenda Brasil, Pele.

Timnas Spanyol sukses meraih gelar usai menundukkan Inggris di babak final Euro 2024. Bermain di Olympiastadion Berlin, Senin (15/7/2024) dini hari WIB, mereka menang 2-1.

Advertisement

Yamal, yang berulang tahun ke-17 sehari sebelum final, tampil gemilang bersama Spanyol musim panas ini, dengan mencetak satu gol dan tiga asisst untuk membawa negaranya melaju ke final melawan Inggris.

Di usianya yang baru menginjak 17 tahun, Yamal menjadi pemain pria termuda dalam sejarah partai final akbar sepak bola, 66 tahun setelah Pele mencetak rekor tersebut.

Pele masih berusia 17 tahun dan 249 hari saat ia membela Brasil di final Piala Dunia 1958. Sang legenda mencetak dua gol untuk memastikan kemenangan 5-2 atas Swedia.

Setelah menjalani musim yang sensasional bersama Barcelona, Yamal berhasil menancapkan dirinya di panggung dunia musim panas ini bersama Timnas Spanyol, dengan penampilannya dalam kemenangan di semifinal atas Prancis yang menjadi sorotan utama dalam perjalanannya menuju final.

Namun, selain rekor di atas masih ada rekor lainnya yang diciptakan oleh Lamine Yamal. Berikut ini sederet rekor yang dicetak Lamine Yamal di Euro 2024.

Selain Lamine Yamal, berikut ini lima kandidat peraih Golden Boy 2024.

2 dari 5 halaman

Alejandro Garnacho

Pemain Timnas Argentina, Alejandro Garnacho (kiri), berusaha merebut bola dari pemain Timnas Indonesia, Asnawai Mangkualam dalam pertandingan FIFA Matchday 2023 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (19/6/2023). (Bola.com/Abdul Aziz)

Mencetak gol bersama Kobbie Mainoo saat Setan Merah mengacaukan peluang untuk mengalahkan Man City di Piala FA.

Lionel Scaloni tidak terlalu mempercayainya untuk tampil dalam pertandingan apa pun dalam kesuksesan Argentina di Copa America, namun ia masih mendapatkan trofi tersebut dan merupakan bagian besar dari masa depan mereka.

Pemain sayap Manchester United ini mungkin tidak akan mendapatkan penghargaan Golden Boy, tapi dia mungkin akan menerima Penghargaan Puskas. Tahun yang cukup berat bagi pemain berusia 20 tahun itu.

3 dari 5 halaman

Kobbie Mainoo

Awalnya Mainoo hanya menjadi pemain pelapis. Hingga pertandingan terakhir fase grup ia hanya jadi pemain pengganti di skuat Inggris. (AP Photo/Hassan Ammar)

Mainoo terlihat begitu dewasa dan percaya diri di musim awalnya untuk Manchester United yang sebagian besar kacau dan berantakan. Dia mengakhiri musim dengan penuh gaya dengan gol ikonik di Wembley pada final piala derby Manchester.

Kemudian dia masuk ke lini tengah pilihan utama Gareth Southgate di Euro 2024. Namun, dia kurang maksimal di lini tengah Inggris dan  sering ditarik keluar saat The Three Lions kalah, tapi dia tetap menunjukkan penampilan nyata. 

Mendapat kepercayaan untuk jadi starter pertandingan sistem gugur turnamen besar saat masih remaja menggarisbawahi betapa cerahnya masa depan Mainoo.

4 dari 5 halaman

Arda Guler

Selebrasi striker Timnas Turki, Arda Guler setelah mencetak gol kedua timnya ke gawang Timnas Georgia pada laga matchday pertama Grup F Euro 2024 di Westfalenstadion, Dortmund, Jerman, Selasa (18/6/2024). (AP Photo/Andreea Alexandru)

Dia hanya memainkan peran kecil di musim debutnya di Real Madrid tetapi, potensinya dengan peran utama dalam perjalanan Turki ke perempat final Euro 2024.

Jalan Guler masih panjang. Namun, dia akan menghadapi persaingan yang ketat di Los Blancos.

5 dari 5 halaman

Warren Zaire-Emery

Gelandang PSG, Warren Zaire-Emery (kiri) berebut bola dengan striker Borussia Dortmund, Niclas Fullkrug pada laga leg kedua semifinal Liga Champions 2023/2024 di Parc des Princes Stadium, Paris, Rabu (7/5/2024). (AP Photo/Christophe Ena)

PSG mempunyai kebiasaan buruk membiarkan beberapa lulusan terbaik dari akademi mereka pergi dan bersinar di tempat lain. Contohnya Kingsley Coman, kelahiran Paris, bahkan mencetak gol kemenangan di final Liga Champions.

Tapi Zaire-Emery adalah salah satu prospek yang terlalu bagus untuk dibiarkan begitu saja, yang merupakan landasan masa depan mereka pasca-Mbappe. Dia baru saja menandatangani kontrak baru yang berlaku hingga 2029.

Sumber:Planet Football

Berita Terkait