Bola.com, Jakarta - Nama Bojonegoro terangkat lewat sepak bola karena sosok bernama Samsul Arif Munip. Pemain yang pernah membela Timnas Indonesia ini membuat Persibo Bojonegoro dan kotanya turut mengemuka di dunia persepakbolaan.
Pesepak bola yang satu ini boleh dibilang ikut mengangkat Kota Bojonegoro ke pentas nasional, bahkan internasional. Dulu, kota ini boleh dibilang kurang begitu identik dengan sepak bola.
Kalah pamor dari daerah di Jawa Timur lain, macam Kediri dengan Persik, Surabaya dengan Persebaya, Malang dengan Arema dan Persema.
Padahal sebagai klub sepak bola, Persibo Bojonegoro sudah ada sejak 12 Maret 1949, hanya saja sempat vakum pada 1960 dan baru menggebrak lagi pada 2000-an. Salah satu bintang sekaligus legendanya adalah Samsul Arif, yang memiliki nama lengkap Samsul Arif Munip.
"Sebelum ada Persibo, Bojonegoro bukan kota bola, tapi kota ledre, sejenis makanan atau oleh-oleh. Kalau di Jakarta itu seperti kue semprong. Namun, sekarang lebih kerennya disebut kota minyak," ujar Samsul Arif berkisah tentang daerah asalnya via YouTube Bicara Bola belum lama ini.
Menurutnya, ketika ia masih anak-anak, sepak bola begitu kental di Bojonegoro.
"Bojonegoro itu sepak bola aktif dan eksis waktu saya masih SMA. Waktu ikut Liga Nusantara, atau Liga 3 kalau sekarang, atau mungkin Liga 4. Belum ke pentas nasional sama sekali. Enggak ada yang tahu Persibo waktu itu," kisah Samsul Arif.
"Persibo baru ada di Divisi Utama pada 2000-an dan mulai naik dan naik hingga akhirnya bisa ke Liga Super Indonesia," lanjutnya.
Awal Cerita Terjun ke Dunia sepak Bola
Samsul Arif merupakan putra asli Bojonegoro, lahir pada 14 Januari 1985. Ia memperkuat Persibo cukup lama, dari 2005 hingga 2009. Posisinya adalah striker.
Samsul Arif ikut membawa tim berjulukan Laskar Angling Darma itu meraih gelar juara Divisi 1 2006/2007 yang sekaligus membawa mereka promosi ke Divisi Utama.
"Saya sudah mengenal sepak bola sejak usia empat tahun. Titik kumpul anak-anak waktu itu di lapangan sepak bola. Setiap sore itu banyak teman-teman main sepak bola dengan bola plastik. Dari situ saya mulai jatuh cinta dengan sepak bola," ujar Samsul.
"Terus saya nonton siaran Piala Toyota di TV, yang main Juventus dan Del Piero jadi man of the match, dan saya makin suka sepak bola. Terus ada timnas Primavera, Kurniawan Dwi Yulianto cs. Namun, enggak punya televisi sendiri, televisi tetangga juga punya Pak Lurah. Jadi kalau nonton masih antre saat itu," kelakarnya.
Memulai Sepak Bola dengan Otodidak
Tidak banyak yang mengetahui kalau Samsul Arif sebenarnya lama berlatih sepak bola serius, yakni sejak usia 16 tahun.
"Saya tidak pernah ikut sekolah sepak bola seperti yang dirasakan anak-anak sekarang. Saya ini identik dengan nuansa sepak bola plastik ala kampung. Jadi otodidak," ujar Samsul Arif.
"Baru ketika SMA mungkin, mulai ikut seleksi di Popda atau seleksi di Persibo junior. Itu baru kali pertama saya menendang bola yang sebenarnya," kenangnya.
Meski begitu, Samsul Arif sama sekali tidak menyesal dan menyalahkan keadaan.
"Ketika itu memang susah, namanya di desa. Mungkin keuntungan saya sebagai orang desa enggak bisa seperti yang didapatkan anak-anak sekarang," kisah Samsul.
"Namun, itu yang membentuk karakter saya, karena makin cinta sepak bola makin kerja keras pula untuk mencapai cita-cita," lanjutnya.
Menggapai Cita-Cita
Kesabaran diiringi kerja keras dan doa mengantarkan Samsul Arif menggapai cita-citanya.
Ia tidak hanya dikenal sebagai legenda Persibo yang juga pernah memperkuat sejumlah klub lain, macam Persela Lamongan, Arema Cronus, Persib Bandung, dan Persebaya Surabaya, tetapi juga mengharumkan daerahnya ketika berkesempatan memperkuat Timnas Indonesia.
Bersama Timnas Indonesia, ia mengawali kariernya dari U-21, dan kemudian naik level ke U-23 dan senior. Bersama timnas senior, Samsul Arif hadir dalam 17 laga dengan torehan dua gol.
Semoga dari Bojonegoro, makin banyak lagi muncul pemain berbakat seperti Samsul Arif.