Bola.com, Jakarta - Semua berjalan apa adanya bagi Samsul Arif. Keterbatasan tidak membuatnya putus asa. Dengan semangat pantang menyerah dan kerja keras, ia mengejar mimpinya untuk menjadi seorang pemain sepak bola top dan ia berhasil.
Tidak hanya bagi warga Bojonegoro dan Jawa Timur secara keseluruhan, nama Samsul Arif juga beken di seantero Indonesia.
Kepada Persibo Bojonegoro, klub yang sangat dicintainya, Samsul Arif mempersembahkan gelar juara Divisi 1 2006/2007 yang sekaligus membawa Laskar Angling Darma promosi ke Divisi Utama musim berikutnya.
Selepas dari Persibo, karier kelahiran 14 Januari 1985 ini mengalir jauh sampai ke Persib Bandung, Persela Lamongan, Persebaya Surabaya, Arema Cronus, Barito Putera, Persita Tangerang, dan gantung sepatu di Persis Solo pada 2023.
Samsul Arif juga merupakan salah satu mantan striker Timnas Indonesia. Meski belum pernah mempersembahkan gelar juara, tetapi selama tiga tahun masa baktinya di tim senior, dari 2011 hingga 2014, namanya cukup berkibar. Ia hadir dalam 17 laga dengan torehan dua gol.
Tidak Pernah Gabung SSB
Menoleh ke belakang, Samsul Arif, tak seperti kebanyakan pemain profesional lainnya, belajar sepak bola secara otodidak. Selama tinggal di Bojonegoro, ia sama sekali tidak mengenal apa itu sekolah sepak bola (SSB).
Bahkan ia baru ikut seleksi untuk menjadi pemain sepak bola sejak di bangku SMA. Saat itu, katanya dalam kanal YouTube Bicara Bola, ia tertarik ikut seleksi pekan olahraga pelajar daerah (Popda) dan pernah pula memberanikan diri ikut seleksi Persibo junior.
"Saat itu saya baru kali pertama menendang bola yang sebenarnya," ujar Samsul Arif sembari menambahkan kalau masa kecil dia hanya bermain sepak bola dengan bola plastik.
Menurutnya, ia pernah diragukan banyak orang, termasuk tetangganya di desa.
"Karena kalau melihat saya lagi berlari, sementara yang lain ke sawah. Mereka seperti menertawakan. Mungkin itu dalam hati mereka, tetapi saya punya pilihan sendiri dan Alhamdulillah bisa sampai seperti sekarang ini," ujarnya.
Kenangan Mengikuti Seleksi
Samsul Arif bukan dari keluarga pesepak bola. Ayahnya hanya seorang kepala dusun. Meski begitu, kedua orang tuanya tetap memberikan semangat walau dengan keterbatasan serta menyerahkan semuanya kepada sang anak.
"Semua diserahkan kepada saya," tukasnya.
Dari banyak kisah yang dijalani, Samsul Arif terkenang ketika mengikuti seleksi di tim Persibo Bojonegoro pada 2005. Ketika itu ia baru saja selesai bermain di Persikaba Blora.
"Ketika itu Persibo mau persiapan Divisi Utama. Saya enggak diundang. Itu kalau pemain lokal, putra daerah, dapat undangan. Saya tahu ada seleksi justru saat membaca Radar Bojonegoro. Saya berangkat sendiri dan alhamdulillah masuk," kenang Samsul Arif.
"Mungkin saat itu dikira sama tim pelatih dan pengurus mungkin berpikir, ini siapa yang ikut seleksi. Sudah kucel dan pakai sepatu ala kadarnya yang baru beli di pasar," imbuhnya sembari tertawa.
Awalnya Bukan Striker
Awalnya, Samsul Arif bukan striker. Ia bisa bermain di mana saja, mengikuti naluri atau instruksi pelatih.
"Saya pernah jadi bek dan gelandang. Mungkin saat itu postur saya masih kecil dan tidak setinggi sekarang. Mungkin orang berpikir saya enggak cocok jadi striker," ujar pemain berpostur tinggi 170 cm itu.
"Saya jadi striker itu ketika di Persibo. Ketika itu ada pemain asing yang cedera, kemudian kami away ke Bantul. Terus saya disuruh menggantikan dan alhamdulillah ternyata bisa dan dalam debut langsung cetak gol," katanya.
Berapa gaji Samsul Arif di Persibo pada masa itu?
"Sebelum dikontrak, sempat saya magang sekitar dua bulan, Rp250 ribu per bulan. Setelah dikontrak, gajinya Rp1,5 juta sebulan. Itu sudah banyak banget," kisah Samsul Arif.
Khatam di dunia pemain sepak bola, Samsul Arif belum mau meninggalkan dunia balbalan. Dengan kata lain, legenda Persibo yang selalu terlihat sederhana ini ingin melanjutkan kariernya sebagai pelatih.
"Saat ini saya sudah punya Lisensi B. Saya pikir saya akan tetap di sepak bola sebagai pelatih," pungkasnya.