Bola.com, Malang - Piala Presiden 2024 baru diputar kembali sejak 19 Juli. Arema FC yang jadi juara bertahan sekaligus peraih gelar terbanyak di turnamen pra musim tersebut bakal diuji ketangguhannya.
Tim berjulukan Singo Edan tersebut tergabung di Grup B bersama tuan rumah Bali United. Selain itu, ada dua klub kuat lain yang siap menjegal Arema FC, yakni Persija Jakarta dan Madura United.
Perjuangan Arema FC sendiri akan dimulai sore nanti di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, melawan Bali United. Itu jadi partai penting sebagai langkah awal Singo Edan untuk memburu gelar keempat Piala Presiden.
Dari materi pemain yang dimiliki Arema, mereka masih punya beberapa nama sarat pengalaman. Dendi Santoso salah satunya. Dia merupakan pemain yang ikut tiga kali mengangkat Piala Presiden, yakni 2017, 2019 dan 2022.
Winger berusia 34 tahun itu membeberkan tiga hal yang membuat Arema FC berhasil jadi raja di turnamen pemanasan tersebut.
“Yang terpenting, bisa menjaga kekompakan tim, menjaga kondisi dan rotasi pemain yang tepat,” kata Dendi.
Kekompakan Jadi Kunci
Kiprah Singo Edan di Piala Presiden tergolong luar biasa. Dari lima edisi, mereka tiga kali keluar jadi juara. Sedangkan dua gelar lainnya diraih Persib Bandung dan Persija Jakarta.
Ternyata tiga kunci yang disampaikan Dendi itu dijalankan dengan apik Arema FC pada 2017, 2019 dan 2023.
Faktor pertama, terkait menjaga kekompakan. Arema dikenal punya kekeluargaan yang kental. Mereka kompak lebih cepat ketimbang tim lain saat pra musim.
Dalam tiga kali juara, Singo Edan punya susana latihan yang cair, yakni saat ditangani Aji Santoso, Milomir Seslija dan Eduardo Almeida.
Asisten pelatih Arema, Kuncoro, yang biasanya melepas ketegangan dengan berbagai candaan dalam sesi latihan. Itu membuat pemain cepat akrab dan tidak merasa terbebani.
Dua Faktor Lain
Faktor kedua, soal kondisi pemain. Skuad Singo Edan sangat memperhatikan faktor ini. Mereka menyadari jika dalam turnamen, waktu recovery sangat pendek. Sehingga mereka disiplin terkait waktu istirahat.
“Setiap turnamen jadwalnya padat. Jadi, menjaga kondisi itu sangat penting. Sehingga waktu pertandingan bisa maksimal,” jelas Dendi.
Terkait menjaga kondisi pemain, Arema FC sudah berpengalaman. Sejak 2015, mereka dikenal sebagai raja turnamen. Mulai Inter Island Cup, Bhayangkara Cup, Bali Island Cup dan lainnya berhasil disabet dengan modal menjaga kondisi pemain.
Sementara faktor terakhir adalah rotasi pemain. Ini bergantung pada kejelian pelatih dan materi pemain yang dimiliki.
Saat tiga kali juara Piala Presiden, Arema punya skuat lumayan mentereng, seperti Cristian Gonzales pada 2017, kemudian Makan Konate pada 2019, dan Evan Dimas dkk. pada 2022.
Tantangan Berat
Dengan tiga faktor yang disebut Dendi, bisakah Arema FC mengulanginya padaedisi tahun ini?
Kesempatannya cukup terbuka. Meskipun Singo Edan saat ini tidak terlalu difavoritkan. Itu tak lepas dari prestasi di Liga 1 musim lalu. Dimana Arema nyaris terdegradasi.
Namun, hal tersebut justru membuat Dendi dkk tidak terbebani. Padahal Arema diam-diam sudah membangun kekuatan. Mereka punya lima pemain asing baru. Ditambah dengan keberadaan pelatih baru, Joel Cornelli.
Terkait kekompakan tim mereka sudah melakukannya. Sepekan sebelum Piala Presiden, Arema melakukan pemusatan latihan di Bali.
Salah satu tujuannya tentu membangun kekompakan tim. Karena setiap hari pemain bertemu di luar maupun dalam lapangan.
Sedangkan soal menjaga kondisi dan rotasi pemain, baru akan terlihat saat turnamen diputar. Hanya saja, kedalaman skuat Arema saat ini masih belum teruji. Lantaran tidak ada nama besar dalam rekrutan baru dari sisi pemain lokal.
Itu jadi sebuah tantangan bagi sang pelatih. Karena sejak musim lalu, kedalaman skuad Arema jadi sebuah persoalan. Dimana pemain inti dan cadangan kualitasnya dan pengalamannya tidak berimbang.