Yoyok Sukawi Bongkar Alasan Wahyu Prasetyo Hengkang dari PSIS, Kini Sudah Jadi Bek Lokal Termahal di Indonesia

oleh Radifa Arsa diperbarui 23 Jul 2024, 18:00 WIB
Pemain PSIS Semarang, Wahyu Prasetyo saat melawan Dewa United pada laga pekan ke-8 BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Senin (14/8/2023). PSIS Semarang menang telak 4-1 atas Dewa United. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Semarang - Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, mengungkapkan alasan di balik perombakan skuad untuk BRI Liga 1 2024/2025, termasuk cerita di balik hengkangnya bek Timnas Indonesia, Wahyu Prasetyo.

Kepergian Wahyu Prasetyo di bursa transfer ini memang sempat menimbulkan kekecewaan di kalangan pendukung PSIS Semarang. Sebab, pemain yang akrab disapa Hulk ini merupakan sosok pemain penting di jantung pertahanan.

Advertisement

Pada BRI Liga 1 musim lalu, Hulk mengukir 29 penampilan. Dari semua itu, 28 laga di antaranya dicatatkan sebagai starter. Konsistensi inilah yang turut mengantarkan Hulk mendapat panggilan Shin Tae-yong memperkuat Timnas Indonesia.

Sayangnya, Wahyu Prasetyo harus angkat kaki dari Mahesa Jenar. Sejumlah cerita pun mengiringi kepergian ini, termasuk mengenai regulasi hingga melonjaknya nilai kontrak bek asal Batang, Jawa Tengah itu.

2 dari 4 halaman

Regulasi Pemain U-22

Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, saat meninjau kesiapan Lapangan Kick Off, POJ City, Semarang untuk alternatif kandang mereka di Liga 1 2024/2025. (DOK PSIS)

Yoyok menjelaskan, kepergian Hulk sebetulnya tak bisa dilepaskan dari penerapan regulasi pemain U-22 yang disampaikan PT Liga Indonesia Baru (LIB). Regulasi ini mengatur bahwa setiap peserta harus memainkan satu pemain U-22 sebagai starter minimal selama 45 menit.

Menurut Yoyok, Mahesa Jenar harus mulai bersiap untuk mengantisipasi regulasi ini. Oleh karena itu, pihaknya berusaha menyiapkan pemain kategori itu di setiap posisi. Sehingga, jika sewaktu-waktu dibutuhkan, stoknya sudah siap.

“Jadi, tahun ini PSIS punya pemain U-22 di semua posisi. Inilah yang mungkin teman-teman jadi merasa, kok pemainnya dibuang semua. Karena, nanti yang akan bermain itu pemain muda,” kata Yoyok Sukawi dikutip dari YouTube PSIS TV.

“Kalau kami punya terlalu banyak pemain senior, nanti pemain tidak bisa dimainkan. Buat apa coba? Contohnya saja, pemain belakang, kok Hulk dilepas? Memang Hulk ini pemain andalan kita, dia bagus,” imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Bek Lokal Termahal

Bek PSIS Semarang, Wahyu Prasetyo, bersama rekan-rekannya usai duel melawan Persija Jakarta pada pekan kedua BRI Liga 1 2021/2022, Minggu (12/9/2021). (Dok PSIS)

Tak hanya itu saja, kepergian Wahyu Prasetyo juga tak bisa dilepaskan dari lonjakan nilai kontrak pemain berusia 26 tahun itu. Tentu saja, hal ini tak terlepas dari statusnya sebagai penggawa Timnas Indonesia. 

Bahkan, menurut Yoyok, Hulk saat ini jadi bek lokal paling mahal di Indonesia. Ucapan ini merujuk pada nilai kontrak yang ditawarkan klub promosi, Malut United, yang gencar merekrut bintang-bintang Liga 1.

“Namun harus diingat bahwa pemain asing sekarang ada delapan. Hulk ini sekarang sudah bertransformasi menjadi pemain lokal termahal. Pemain belakang lokal termahal di Indonesia. Dengan harga yang sangat fantastis,” ujarnya.

4 dari 4 halaman

Solusi Pemain Asing

Untuk mencari solusi kepergian Hulk, Yoyok dan tim pelatih telah sepakat untuk merekrut amunisi impor. Rencananya, Mahesa Jenar bakal punya tiga stok di sektor ini yang diperkuat oleh Roger Bonet, Joao Ferrari, dan Lucas Barreto.

“Lalu, pelatih dan manajemen kemarin berpikir, karena bisa menggunakan delapan pemain asing, makanya kami menyesuaikan. Akhirnya kami merekrut pemain asing tiga-tiganya di belakang,” ujarnya.

Pemain asing baru di lini belakang ini penggantinya siapa? Penggantinya tidak bisa pemain senior, karena ada aturan memainkan pemain U-23. Itulah makanya kami mencari Rahmat Syawal supaya bisa masuk kuota U-22,” tambahnya.

 

Berita Terkait