Bola.com, Jakarta - Manchester United (MU) tak terbantahkan adalah klub besar dunia, dengan sejarah panjang. Namun, dalam lebih dari satu dekade terakhir, MU kehilangan kejayaannya.
Prestasi MU merosot sejak ditinggalkan manajer legendarisnya, Sir Alex Ferguson, yang pensiun pada 2013. Sejak itu, Setan Merah belum pernah lagi menjuarai Liga Inggris, alias puasa gelar liga selama 11 tahun.
MU tidak sepenuhnya kering gelar. Red Devlls menjuarai Piala FA pada musim 2023/2024, serta kampiun Piala Liga Inggris musim sebelumnya.
Banyak pesepakbola muda, terutama yang berasal dari negara-negara dengan liga domestik yang relatif lemah, tumbuh dengan impian bermain untuk klub asing. Seringkali klub tersebut adalah Real Madrid atau Barcelona, tetapi banyak pemain muda yang masih bermimpi bermain untuk Manchester United. Namun tidak semua mimpi itu berujung kebahagiaan.
Berikut lima pemain bola yang pindah ke MU ingin mengubah hidupnya, namun dengan cepat berakhir menjadi malapetaka.
1. Donny van de Beek
Pemain muda asal Belanda itu menjadi bagian integral dari tim generasi Ajax yang tampil gemilang di Liga Champions di bawah asuhan Erik ten Hag. Tak pelak lagi, skuad Ajax diburu oleh klub-klub kaya.
Van de Beek berujung menandatangani kontrak dengan Manchester United. Namun, kariernya di Old Trafford tidak berjalan baik.
Pada musim pertamanya di Inggris, Van de Beek memainkan 19 pertandingan liga. Setelah itu, ia dipinjamkan ke Everton, berlanjut Eintracht Frankfurt. Namun, ia juga jarang bermain di sana.
Donny van de Beek akhirnya mendapatkan jalan keluar dari Manchester, menandatangani kontrak permanen untuk klub La Liga, Girona.
2. Wilfried Zaha
Pada usia 20 tahun, Wilf Zaha adalah salah satu talenta paling cemerlang di Premier League. Ia pemain yang menarik untuk ditonton, dengan kecepatan, kekuatan, produk akhir, dan penuh trik.
Sir Alex Ferguson membujuknya agar mau gabung Manchester United.
Saat Zaha tiba di Manchester, Fergie sudah pergi. David Moyes tidak menyukainya sama sekali. Banyak rumor yang beredar mengenai perselisihan antara keduanya.
Namun, apa pun yang terjadi, Zaha meninggalkan MU setelah hanya tiga pertandingan kompetitif, dan tidak pernah menoleh ke belakang.
3. Memphis Depay
Setelah terkenal di PSV Eindhoven, Depay dilirik klub-klub raksasa Eropa, termasuk PSG dan Liverpool.
Menurut laporan, manajer Manchester United saat itu Louis van Gaal mengira mungkin Depay memerlukan satu musim lagi di Belanda untuk berkembang. Namun ketertarikan dari klub lain memaksanya untuk merekrut rekan senegaranya itu pada 2015.
Depay bermain reguler di musim pertamanya bersama Setan Merah. Musim berikutnya pemain asal Belanda itu hanya tampil empat kali, semuanya sebagai pemain pengganti. Dia kemudian dijual ke Lyon di jendela transfer Januari.
Untungnya, Depay berhasil mengubah kariernya dan kembali ke jalur yang benar. Ia akhirnya pindah ke Barcelona dan Atletico Madrid, dan memimpin negaranya di Euro 2024.
4. Mark Bosnich
Satu-satunya pemain yang direkrut Alex Ferguson dua kali. Yang aneh, pelatih asal Skotlandia itu menyebut Bosnich sebagai 'profesional yang buruk' dalam otobiografinya.
Bosnich bergabung dengan tim muda MU dari negara asalnya, Australia, dan membuat beberapa penampilan divisi teratas pada musim 1990/1991.
Pemain Australia itu kemudian kembali ke Sydney selama setahun, dan kemudian menghabiskan tujuh musim di Aston Villa. Fergie membawanya kembali dengan status bebas transfer untuk menggantikan Peter Schmeichel.
Petualangan kedua Bosnich di MU itu berlangsung sekitar dua pertiga musim. Bosnich menghabiskan satu malam di penjara dan menghabiskan sekitar satu tahun terlihat seperti Brendan Fraser sebelum Fabian Barthez diboyong dan secara efektif mengakhiri karier Bosnich di MU.
5. Gabriel Obertan
Gabriel Obertan direkrut sebagai pengganti Cristiano Ronaldo. Ya, bayangkan saja.
Obertan mengira itu hanya lelucon. Manajer Bordeaux Laurent Blanc pun bingung dan begitu pula para fans Manchester United.
“Dia harus mengatasi tantangan psikologis dan mental sehingga dapat mengekspresikan nilai aslinya.” Itulah yang dikatakan Blanc tentang transfernya. Apapun tantangannya, Obertan tak terasa berhasil mengalahkannya.
Dia sangat cepat, Obertan, sejujurnya. Tetapi hanya kecepatan yang berhasil dia tunjukkan selama berada di Inggris. Setelah bergabung dengan revolusi Perancis era Alan Pardew di Newcastle United, pemain sayap ini melakukan tur misteri ajaib ke Eropa Timur sebelum tampil di North Carolina. Dia masih bermain untuk Charlotte Independence.
Sumber: Planef Football