Ibunda Penuh Haru Lihat Perjuangan Rifda Irfanaluthfi di Olimpiade 2024, Tampil dalam Kondisi Menahan Rasa Sakit Cedera ACL

oleh Hendry Wibowo diperbarui 30 Jul 2024, 11:30 WIB
Pesenam artistik Indonesia Rifda Irfanaluthfi saat turun di nomor floor exercise SEA Games 2021 Vietnam di Quan Ngua Sports Palace, Senin (16/05). (NOC Indonesia/MP Media/Iqbal Fauzi)

Bola.com, Jakarta - Nama pesenam Indonesia Rifda Irfanaluthfi memantik perhatian di ajang Olimpiade Paris 2024. Pasalnya ketika turun bertanding di Bercy Arena, Paris, Prancis, Minggu (28/07/2024), ia harus menahan rasa sakit akibat cedera.

Tidak main-main, Rifda Irfanaluthfi sebenarnya cedera ACL dan harus dioperasi. Namun ia pilih menunda operasi demi mentas di Olimpiade 2024. 

Advertisement

Karena ia ingin mencetak sejarah sebagai Olympian pertama dari Indonesia untuk cabang olahraga gymnastics. 

Diwawancara Liputan6 SCTV, Rifda membeberkan apa yang dikatakan ibundanya saat berjuang di Olimpiade 2024 sembari menahan rasa sakit. 

"Ya lebih banyak terharunya sih. Ibu bangga, kamu sudah sampai ke sini. Sudah cukup buat Bunda. Sekalipun kamu enggak sampai sini, bunda sudah teramat bangga sama kamu," kata Rifda Irfanaluthfi menirukan perkataan sang ibu saat diwawancara Liputan6 SCTV.

Tidak lupa Rifda memberikan terima kasih untuk publik Indonesia yang menurutnya sudah sangat mendukung selama berjuang di ajang Olimpiade 2024. 

"Saya ingin mengucapkan terima kasih, selama ini sudah mengikuti perjuangan Rifda. Sudah memberikan semangat. Ikut mendoakan," kata Rifda kepada penggemarnya.

"Semoga kalian bisa melihat Rifda mengikuti ajang lainnya. Bisa berprestasi lagi," lanjutnya.

 

 

2 dari 4 halaman

Apresiasi

Pengurus Persatuan Senam Indonesia (Gymnastics Indonesia) memberikan apresiasi atas kerja keras Rifda Irfanaluthfi dan pelatih Eva Butarbutar di Olimpiade 2024 Paris.

Perjuangan yang telah ditunjukkan dalam membuat sejarah pertama bagi gymnastics Merah Putih di Olimpiade telah menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Ketua Gymnastics Indonesia Ita Yuliati mengatakan perjalanan Rifda untuk menyandang status Olympian pertama dari cabang olahraga gymnastics penuh dengan lika-liku.

Bahkan, dara 24 tahun ini harus berjuang menahan rasa sakit akibat cedera ketika tampil di Bercy Arena, Paris, Prancis, Minggu (28/7).

"Alhamdulillah Rifda sudah menyelesaikan penampilannya di Olimpiade Paris 2024. Saya sebagai Ketua Umum Gymnastics Indonesia bersyukur bahwa akhirnya perjuangan kita semua untuk mengusung Rifda ke Olimpiade telah berhasil,"  kata Ita.

"Rifda telah secara sah menyandang gelar sebagai Olympian. Perjalanan menuju Olimpiade itu yang harus kita apresiasi bersama karena tidak mudah untuk bisa mencapai Olimpiade, seperti saat ini," tambahnya

 

3 dari 4 halaman

Cedera Lagi di Paris

Di Olimpiade Paris, Rifda hanya tampil di nomor uneven bars (palang bertingkat) di Olimpiade Paris. Ini dikarenakan kondisinya yang belum pulih dari cedera.

Tiga pekan sebelum Olimpiade, lutut Rifda bengkak pada saat training camp di Heerenveen, Belanda. Seiring berjalannya waktu, kondisi Rifda semakin membaik karena sudah sempat mencoba empat alat saat latihan.

Hanya saja karena belum pulih 100 persen, pelatih akhirnya menentukan hanya akan turun di tiga alat. Setibanya di Paris, tepatnya ketika menjalani sesi latihan, Rifda mengalami cedera saat melakukan lompatan di vaulting.

Penanganan telah dilakukan secara maksimal oleh para dokter Tim Indonesia. Namun, kondisinya memang belum bisa pulih 100 persen, sehingga masih merasa sakit dan tidak memungkinkan turun di tiga alat.

 

4 dari 4 halaman

Rifda Tetap Tampil

Pesenam asal Indonesia, Rifda Irfanaluthfi, menyelesaikan nomor uneven bars dalam babak kualifikasi cabor senam putri di Olimpiade 2024 di Bercy Arena, Paris, Minggu (28/7/2024). (Lionel BONAVENTURE / AFP)

Rifda tetap memutuskan untuk menuntaskan penampilannya di Olimpiade, meski ia masih harus dibantu pelatih, baik untuk berjalan jauh ke venue pertandingkan ataupun di sekitar field of play. Rifda tampil di satu alat yaitu uneven bars, meskipun tidak full routine terutama pada dismount.

"Terlepas dari performance yang tidak sempurna, saya tetap mengapresiasi dan salut atas perjuangan Rifda dan Coach Eva. Selama bertahun-tahun, mereka berkerja keras untuk mewujudkan cita-citanya untuk menjadi gymnast Indonesia pertama dari Indonesia yang tampil di Olimpiade," ujar Ita.

"Saya berterima kasih kepada semua pihak, yakni Kemenpora dan Mas Menpora Dito Ariotedjo, Komite Olimpiade Indonesia dan Presiden Raja Sapta Oktohari, Chef de Mission Anindya Bakrie, KONI Pusat, dan semua pihak yang tak bisa saya sebutkan satu per satu," ujar Ita.

Kini, lanjut Ita, tantangan ke depan tidaklah mudah, Gymnastics Indonesia harus bisa melanjutkan torehan sejarah yang telah tercatat di Paris.

“Tugas kita bersama selanjutnya adalah mempersiapkan Tim Gymnastics Indonesia untuk turun di 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championship 2025 di Jakarta dan Olimpiade 2028 Los Angeles dan ini sudah kami persiapkan dari sekarang,” pungkas Ita.