Kisah Bayu Sutha, Bek Hebat yang Pilih Jalan Berbeda setelah Gantung Sepatu: Ambil Lisensi di Dunia Pariwisata

oleh Choki Sihotang diperbarui 01 Agu 2024, 06:00 WIB
I Gusti Ngurah Bayu Sutha bersama Mitra Devata. (Maheswara Putra/Bola.com)

Bola.com, Jakarta - Beda dari yang lain, Bayu Sutha tak memilih meneruskan karier sebagai pelatih atau mendirikan sekolah sepak bola. Ia justru banting setir, menjauh dari lapangan rumput.

Bagi yang belum mengenal Bayu Sutha, ia merupakan mantan pemain Timnas Indonesia yang pernah memperkuat sejumlah klub seperti Perseden Denpasar, Persegi Gianyar, Pelita Jaya Purwakarta, Persema Malang, dan Persib Bandung.

Advertisement

Pada masa jayanya, pemilik nama lengkap I Gusti Ngurah Bayu Sutha merupakan salah satu bek yang cukup beken.

Bisa dibilang, kelahiran Gianyar, 28 Mei 1977, satu dari sekian pesepak bola asal Bali yang cukup lama wara-wiri di kancah sepak bola nasional.

Belum lama ini, veteran 47 tahun itu muncul di kanal YouTube Bicara Bola besutan Akmal Marhali. Ia bicara banyak hal, termasuk profesinya saat ini pasca gantung sepatu.

"Masih tetap di dunia pariwisata. Banyak teman-teman, yang notabene setelah pensiun dari sepak bola pasti berkecimpung di dunia bola. Karena passion kita di sana. Mungkin satu-satunya yang beda cuma saya," kata Bayu Sutha seraya tertawa.

2 dari 3 halaman

Jadi Tour Guide

Brand hand sanitizer Antis bersama tiket.com berkolaborasi mendukung program pemerintah pulihkan industri pariwisata. (dok. Unsplash.com/Jeremy Bioshop)

Menurut Bayu Sutha, ia memilih profesi lain di luar dunia sepak bola bukan tanpa sebab dan pertimbangan yang matang.

"Ceritanya panjang, tetapi sedikit cuplikannya. Waktu masih di Bandung, kan ada libur tuh sebulan. Ketika pulang, ada buka lisensi untuk tour guide profesional di Bali," kisah Bayu Sutha.

"Saya punya basic bahasa Inggris karena pernah kuliah di salah satu universitas di Bali jurusan sastra Inggris dan saya memang sudah mempersiapkan masa depan seperti apa."

"Kita tahu di sepak bola jangka waktunya ada batasannya. Ya sudah, saya ikut lisensi itu. Lolos, tapi setelah itu balik lagi main sepak bola selama lima tahun. Ketika di Persib saya berusia 31 tahun," lanjutnya.

Mengingat lisensi punya batas waktu atau masa berlakunya, Bayu Sutha terus memperpanjangnya karena memang sudah niat untuk terjun ke dunia pariwisata setelah pensiun.

3 dari 3 halaman

Cerita Dampak COVID-19

Sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya akhirnya terjadi, tepatnya saat Covid-19 menerpa. Bali yang bergeliat karena pariwisatanya, terkena imbas.

"Karena Bali sangat bergantung kepada pariwisata. Tamu tidak ada, semua mendapat impact Covid-19," kata Bayu Sutha.

Pasca Covid-19, Bali kembali bangkit. Pariwisata kembali menjadi idola. "Kita sekarang sudah luar biasa," ujarnya.

Bayu Sutha memilih fokus ke pariwisata Bali sebagai tour guide di Pulau Dewata yang khusus berbahasa Inggris. Ia siap mengantarkan turis-turis asing ke tempat-tempat yang ingin mereka tuju.

Apa yang dulu dipersiapkan Bayu Sutha, bahkan di sela-sela kesibukannya sebagai pesepak bola ia masih meluangkan waktu untuk menimba ilmu di bangku kuliah, kini berbuah manis.

Ia sadar betul, sebagai putra asli Bali, pariwisata adalah pilihan yang sangat tepat untuk menghidupi keluarga setelah tak lagi berkecimpung di dunia sepak bola.

Berita Terkait