Olimpiade 2024: Puasa Gelar Bulutangkis Berlanjut, Ganda Putra Indonesia Dipastikan Tanpa Medali Sejak 2008

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 01 Agu 2024, 20:16 WIB
Pemain ganda putra Indonesia, Muhammad Rian Ardianto (kanan) melepaskan smes saat menghadapi wakil Prancis, Lucas Corvee/Ronan Labar pada laga Grup C Olimpiade Paris 2024 di Porte De La Chapelle Arena, Paris, Senin (29/7/2024). Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menang dua gim langsung 21-13, 21-10. (Dok. NOC Indonesia/Naif Muhammad Al'as)

Bola.com, Jakarta - Awan hitam tampaknya masih menyelimuti bulutangkis Indonesia. Ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto takluk pada 16 besar Olimpiade 2024 Paris.

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto harus mengakui keunggulan pasangan China, Liang Wei Keng/Wang Chang. Mereka kalah tipis 22-24 dan 20-22 dan harus tersingkir dari Olimpiade 2024, Kamis (1/8/2024).

Advertisement

"Olimpiade pertama ini tidak mudah, kami baru merasakan atmosfernya. Dari awal-awal pun tidak mudah, kami merasakan bagaimana tegangnya pas masuk lapangan," kata Muhammad Rian Ardianto.

Pengakuan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto memang ada betulnya. Wakil Indonesia lainnya di Olimpiade 2024 Paris juga berguguran, seperti Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.

2 dari 3 halaman

Sejarah Kelam Lagi

Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto terhenti di babak perempat final Olimpiade 2024 Paris, Kamis (1/8/2024). (AP/Dita Alangkara)

Kegagalan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto melaju ke babak selanjutnya menambah panjang derita Indonesia, khususnya pada nomor ganda putra. Sejak 2008, ganda putra Indonesia puasa medali.

Ya, jangankan emas, medali perunggu sudah tak pernah mampir lagi ke lemari trofi ganda putra Indonesia sejak 2008.

Padahal, pada Olimpiade 2008, Markis Kido/Hendra Setiawan sukses meraih emas. Kegagalan ini harus menjadi evaluasi seluruh pemangku jabatan olahraga Indonesia, terutama PBSI selaku induk organisasi.

3 dari 3 halaman

Minta Maaf

Fajar Alfian pun meminta maaf dan menyadari peluang untuk berprestasi di Olimpiade akan lebih sulit ke depannya.

"Kami mohon maaf kepada masyarakat Indonesia, PBSI, NOC karena belum bisa melaju ke babak berikutnya," kata Fajar.

"Tidak ada atlet yang mau kalah dan kami kecewa. Memang tidak ada yang tidak mungkin, bisa saja kami bermain di Olimpiade berikutnya tapi kami realistis, umurnya tidak muda lagi jadi kami patut bersyukur bisa bermain di Olimpiade pertama ini."

Berita Terkait