Komite Olimpiade Internasional Bela Petinju Aljazair yang Diklaim Transgender di Olimpiade 2024: Korban Keputusan Sewenang-wenang

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 02 Agu 2024, 11:30 WIB
Petinju Aljazair, Imane Khelif (kiri), memukul petinju Italia, Angela Carini, pada pertarungan kelas 66 kg wanita di North Paris Arena, Villepinte, Kamis (1/8/2024). (AFP/Mohd Rasfan)

Bola.com, Paris - Komite Olimpiade Internasional (IOC) membela petinju wanita Aljazair di Olimpiade 2024 Paris, Imane Khelif, yang diklaim sebagai transgender oleh beberapa pihak.

Imane Khelif dianggap sebagai laki-laki biologis karena gagal dalam tes kelayakan gender dan didiskualifikasi oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) dalam Kejuaraan Dunia 2024 di New Delhi, India.

Advertisement

Imane Khelif turun dalam cabang olahraga (cabor) tinju wanita kelas welter 66kg di Olimpiade 2024 yang berlangsung pada 28 Juli-9 Agustus tahun ini.

Imane Khelif baru saja mengalahkan petinju Italia, Angela Carini, dalam babak 16 besar Olimpiade 2024 di Arena Paris Nord, Paris, pada Kamis (1/8/2024).

2 dari 4 halaman

Lawannya Mundur

Petinju Aljazair, Imane Khelif (kiri), setelah pertarungan melawan petinju Italia, Angela Carini, pada pertarungan kelas 66 kg wanita di North Paris Arena, Villepinte, Kamis (1/8/2024). (AFP/Mohd Rasfan)

Kemenangan Imane Khelif terjadi karena Angela Carini memutuskan untuk mundur hanya 46 detik setelah ronde pembukaan berjalan buntut kontroversi gender dari lawannya.

Untuk Olimpiade 2024, IOC tidak melakukan tes kelayakan gender seperti Kejuaraan Dunia 2024, dan memasang badan untuk Imane yang menganggap atlet berusia 25 tahun itu adalah "korban keputusan sewenang-wenang Presiden IBA, Umar Kremlev dan Sekjen IBA, Istvan Kovacs".

Selain Imane Khelif, petinju Chinese Taipei, Lin Yu-ting yang juga tampil di Olimpiade 2024, turut terseret kasus dugaan transgender karena penyebab yang sama di Kejuaraan Dunia 2023.

3 dari 4 halaman

Penjelasan IOC

"Kami telah melihat laporan yang menyesatkan tentang dua atlet wanita yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024," tulis IOC dalam suatu pernyataan dinukil dari media Amerika Serikat, New York Post.

"Kedua atlet tersebut telah berkompetisi dalam kompetisi tinju internasional selama bertahun-tahun di kategori wanita, termasuk Olimpiade Tokyo 2020, Kejuaraan Dunia IBA, dan turnamen yang disetujui IBA."

"Kedua atlet ini adalah korban keputusan tiba-tiba dan sewenang-wenang dari IBA. Menjelang akhir Kejuaraan Dunia IBA pada 2023, mereka tiba-tiba didiskualifikasi tanpa proses hukum apa pun," imbuh IOC.

4 dari 4 halaman

Keputusan Sewenang-wenang

"Agresi yang dilakukan saat ini terhadap kedua atlet ini sepenuhnya didasarkan pada keputusan sewenang-wenang yang diambil tanpa prosedur yang tepat, terutama mengingat kedua atlet ini telah berkompetisi di kompetisi tingkat atas selama bertahun-tahun," ujar IOC.

"Pendekatan seperti itu bertentangan dengan pemerintahan yang baik."

"Peraturan kelayakan tidak boleh diubah selama kompetisi berlangsung, dan setiap perubahan peraturan harus mengikuti proses yang sesuai dan harus didasarkan pada bukti ilmiah," jelas IOC.

Sumber: New York Post