Pebulutangkis Indonesia Berguguran di Olimpiade 2024 Paris, Juru Bicara Tim Ad Hoc PBSI: Padahal Persiapan Maksimal

oleh Hery Kurniawan diperbarui 02 Agu 2024, 16:00 WIB
Tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting saat menghadali wakil Prancis Toma Junior Popov pada laga Grup H cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade Paris 2024. Anthony Ginting kalah 19-21, 21-17, dan 15-21 di Porte de la Chapelle Arena, Rabu (31/7). (foto: PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte)

Bola.com, Jakarta - Olimpiade 2024 Paris menjadi Olimpiade yang buruk bagi bulutangkis Indonesia. Para pebulutangkis Tanah Air banyak sudah sudah gugur di ajang itu.

Saat ini bahkan hanya satu pebulutangkis Indonesia yang masih bersaing di Olimpiade 2024 Paris. Adalah Gregoria Mariska Tunjung yang masih akan berlaga di babak perempat final ajang itu.

Advertisement

Juru Bicara Tim Ad Hoc PBSI untuk Olimpiade 2024 Paris, Yuni Kartika menyebut sebenarnya para pemain bulutangkis Indonesia sudah melakukan persiapan dengan maksimal sebelum berlaga di ibu kota Prancis.

Yuni Kartika juga menyebut Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan pun sudah tampil dengan maksmal di Olimpiade 2024 Paris. Namun, lawan-lawan mereka disebut mampu tampil lebih baik.

"Kalau penampilan, mereka sudah melakukan persiapan maksimal dan berusaha menampilkan permainan terbaik, tetapi lawan-lawan mereka memang tampil lebih baik," ujar Yuni Kartika kepada Bola.com.

 

2 dari 3 halaman

Persiapan Ideal

Pemain ganda campuran Indonesia, Pitha Haningtyas Mentari berusaha mengembalikan bola smes saat menghadapi wakil Prancis, Thom Gicquel/Delphine Delrue pada laga Grup A Olimpiade Paris 2024 di Porte De La Chapelle Arena, Paris, Senin (29/7/2024). Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari kalah dua gim langsung 13-21, 15-21. (Dok. NOC Indonesia/Naif Muhammad Al'as)

Yuni Kartika kemudian berbicara mengenai persiapan para pebulutangkis Indonesia menuju Olimpiade 2024 Paris. Apalagi PBSI juga sudah membentuk tim Ad Hoc khusus.

Tim kitu berisikan para legenda bulutangkis Indonesia yang pernah meraih medali emas di ajang Olimpiade. Ada juga unsur-unsur lain seperti penggunaan sport science dan psikolog.

"Kalau secara tim sudah ideal, ada tim supporting yangg terdiri dari pelatih fisik, sport science, psikolog dan tim dokter untuk melengkapi kebutuhan tiap-tiap pemain," ujarnya.  

"Di samping dukungan teknik, pengalaman dan mental dari mentor. Hanya secara waktu, memang harus dibentuk lebih lama lagi pada fase persiapan," sambung Yuni yang juga mantan pebulutangkis itu.

3 dari 3 halaman

Perbaikan

Pemain ganda putra Indonesia, Muhammad Rian Ardianto (kanan) melepaskan smes saat menghadapi wakil Prancis, Lucas Corvee/Ronan Labar pada laga Grup C Olimpiade Paris 2024 di Porte De La Chapelle Arena, Paris, Senin (29/7/2024). Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menang dua gim langsung 21-13, 21-10. (Dok. NOC Indonesia/Naif Muhammad Al'as)

Lebih lanjut, Yuni Kartika menyebut PP PBSI juga harus melakukan evaluasi. Mereka harus lebih bisa mendeteksi secara spesifik para pemain dari tiap sektor.

Menurut Yuni Kartika, para legenda yang menjadi mentor di Tim Ad Hoc Olimpiade 2024 Paris juga sudah memberikan saran kepada PP PBSI tentang apa yang perlu diperbaiki.

"Harus bisa mendeteksi secara spesifik per sektor, perbaikan-perbaikan apa saja yang perlu dibenahi. Masukan dari tim support tim Ad Hoc dan mentor tentunya akan sangat penting untuk PBSI ke depannya," tandas Yuni. 

Berita Terkait