Carolina Marin Mundur, Gregoria Mariska Auto Perunggu Olimpiade Paris 2024

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 04 Agu 2024, 15:57 WIB
Kekalahan dari An Se Young memupus harapan Gregoria Mariska Tunjung untuk bisa meraih medali emas Olimpiade Paris 2024. (ARUN SANKAR/AFP)

Bola.com, Jakarta Tunggal putri Spanyol, Carolina Marin, mundur dari semifinal Olimpiade Paris 2024.

Marin yang melawan wakil China, He Bing Jiao, mengalami cedera di gim kedua dan retired saat memimpin 10-8. Pada gim pertama, Marin menang 21-14.

Advertisement

Dengan hasil ini, He Bing Jiao otomotasi dinyatakan lolos ke final dan akan bertemu wakil Korea Selatan, An Se Young.

Mundurnya Marin otomatis tidak lawan untuk Gregoria Mariska Tunjung di perebutan medali perunggu. Dengan demikian, Gregoria otomatis menempati peringkat ketiga.

Dalam pertandingan semifinal, Gregoria kalah dari An Se Young lewat pertarungan tiga gim dengan skor 21-11, 13-21, dan 16-21.

 

2 dari 3 halaman

Perjuangan Keras

Bermain tiga set, tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung harus mengakui keunggulan An Se Young (Korea Selatan) 1-2 (21-11, 13-21, dan 16-21). (ARUN SANKAR/AFP)

Gregoria Mariska Tunjung kalah dari sang unggulan pertama di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Minggu (4/8/2024) siang. Atlet yang akrab disapa Jorji harus mengakui keunggulan lawannya dalam tiga set (21-11, 13-21, dan 16-21).

Aksi Jorji yang meladeni permainan An Se Young selama 61 menit, menarik perhatian para Badminton Lovers Indonesia yang mendukung perjuangannya. Atlet asal Wonogiri, Jawa Tengah itu sempat unggul di set pertama dan jatuh bangun meladenii lawannya.

3 dari 3 halaman

Komentar Gregoria

Usai pertandingan sengit melawan An Se young, Jorji mengaku banyak belajar dari laga tadi. Ia menaruk respek dengan cara bermain dan pengalaman dari seorang An Se young. Yaitu saat Jorji gagal mempertahankan keunggulan di game pertama, dan lawan berbalik unggul di dua game terakhir.

"Saya bersyukur bisa bertanding sejauh ini, walaupun bukan hasil akhir yang diinginkan. Sempat mengamankan game di awal, ada kesempatan untuk bisa ngambil game kedua, tapi dengan pola yang diubah lawan, membuatnya nyaman hingga di game terakhir," tutur Jorji.

“Satu hal yang yang sangat disayangkan pada game kedua terlalu lama untuk membaca dan cari celah melawan balik, sampai saya terlampau dengan main satu-satunya dia, dan itu sangat nyaman untuk dia mengatur permainan saya,” lanjut Jorji.

Berita Terkait