Fakta Unik Piala Presiden 2024: Tradisi Arema Curi Start Gol, Final Paling Ketat Setelah 6 Edisi

oleh Iwan Setiawan diperbarui 05 Agu 2024, 05:15 WIB
Pemain Arema FC, Dalberto (tengah) mengontrol bola dibayangi pemain Borneo FC, Fajar Fathurrahman pada laga final Piala Presiden 2024 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (4/8/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Solo - Usai sudah turnamen pramusim, Piala Presiden 2024.

Pada partai puncak, Arema FC berhasil mengalahkan Borneo FC di Stadion Manahan, Solo, Minggu (4/8/2024). Setelah waktu normal berakhir 1-1, Arema menang lewat adu penalti 5-4.

Advertisement

Seperti biasanya, turnamen pemanasan ini berlangsung sengit. Tak kalah dari gelaran BRI Liga 1. Setiap klub memperlihatkan permainan serius di setiap laga.

Ada gengsi tersendiri menjadi juara turnamen yang eksis sejak 2015 ini.

Ada beberapa fakta yang tercipta di edisi ke-6 Piala Presiden.

Berikut faktanya.

2 dari 7 halaman

Tuan Rumah Grup Tak Kompak Tersingkir Lebih Awal

Pemain PSM Makassar, Nermin Haljeta mencoba mengamankan bola dari Kakang Rudianto di pertandingan pembuka Piala Presiden 2024 pada Jumat (19/07/2024). (Bola.com/Abdul Aziz)

Bisa dibilang turnamen pra musim kali ini persaingannya lebih ketat. Bahkan klub yang jadi tuan rumah Grup A dan B tidak ada yang lolos ke semifinal, yakni Persib Bandung sebagai tuan rumah Grup A dan Bali United di Grup B. Dua tim itu sama-sama hanya meraih tiga poin.

Padahal, lima edisi sebelumnya mayoritas tuan rumah lolos ke fase selanjutnya. Maklum, mereka dapat dukungan penuh dari suporter. Selain itu, pemainnya juga hafal dengan kondisi lapangan.

Bisa jadi, tuan rumah fase grup tidak ada yang lolos karena kontestan Piala Presiden 2024 terdiri dari tim papan atas musim lalu. Ditambah dengan juara bertahan turnamen ini. Sehingga Grup A maupun B sama-sama disebut sebagai grup neraka.

Persib Bandung dan Bali United sama-sama hanya bisa mengantongi satu kemenangan. Dua laga lainnya berujung kekalahan. Padahal Persib dan Bali United sama-sama punya banyak pemain bintang. Sepertinya, persiapan awal musim mereka tidak semaksimal tim lain.

3 dari 7 halaman

Final Paling Ketat

Piala Presiden 2024 - Ilustrasi Logo Piala Presiden 2024 (Bola.com/Adreanus Titus)

Khusus di partai puncak, Piala Presiden 2024 jadi yang paling ketat. Karena juara antara Borneo FC dan Arema FC ditentukan lewat adu penalti. Setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal, babak adu penalti dimenangi Arema dengan skor 5-4.

Ini berbeda dengan lima final sebelumnya. Pertandingan final sebelumnya tidak pernah sampai babak adu penalti. Final 2015, Persib Bandung jadi juara setelah di final menang 2-0 dari Sriwijaya FC. Lalu tahun 2017, Arema jadi juara karena menang telak 5-1 dari Pusamania Borneo FC.

Untuk final 2018, Persija Jakarta menang 2-0 dari Bali United. Selanjutnya, final di 2019 digelar home and away. Arema menang agregat 4-2 dari Persebaya Surabaya.

Begitu juga dengan 2022, Arema menang agregat 1-0 dari Borneo FC.

4 dari 7 halaman

Arema FC Tak Pernah Kalah di Final

Selebrasi para pemain Arema FC merayakan gol ke gawang Borneo FC yang dicetak Wiliam Moreira pada laga final Piala Presiden 2024 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (4/8/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Singo Edan mengukuhkan diri jadi raja di Piala Presiden. Tahun ini, mereka meraih gelar juara ke empat dari enam edisi. Dan ketika masuk ke final, Arema tak pernah kalah. Mereka selalu menumbangkan lawan-lawannya.

Yang mengejutkan terjadi tahun ini. Karena mereka tidak diunggulkan meski jadi juara bertahan. Di Liga 1 2023/2024, Singo Edan nyaris terdegradasi. Mereka juga tidak melakukan perekrutan pemain yang heboh.

Tapi, pemain asing dan lokal yang diturunkan di Piala Presiden 2024 bisa tampil dengan fighting spirit tinggi. Mereka seperti ingin menunjukkan jika masih layak diperhitungkan.

5 dari 7 halaman

Borneo FC Selalu Gagal di Final

Pemain Arema FC, Salim Tuharea (kiri) melepaskan tendangan saat menghadapi Borneo FC pada laga final Piala Presiden 2024 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (4/8/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jika Arema FC selalu juara ketika masuk final, Borneo FC justru sebaliknya. Mereka seakan dijauhi keberuntungan di partai puncak. Padahal, tim Pesut Etam tiga kali mencapai final, yakni tahun 2017, 2022 dan 2024.

Ketiganya, Borneo ditekuk oleh Arema FC. Final pertama 2017, Borneo kalah telak 1-5. Sedangkan final kedua mereka takluk agregat 0-1. Sedangkan pertemuan ketiga di 2024, Pesut Etam kalah adu penalti.

Bisa dibilang perlawanan Borneo sebenarnya meningkat setiap kali bertemu Singo Edan. Namun, mereka belum punya cukup keberuntungan. Di final, Borneo sudah menahan Arema di waktu normal. Tapi, kapten tim Stefano Lilipaly diganjar kartu merah di menit 88. Itu membuat perlawanan Borneo mengendur dan harus menelan kekalahan lewat adu penalti.

6 dari 7 halaman

Arema Selalu Cetak Gol Lebih Dulu

Ada hal menarik yang dilakukan juara Piala Presiden 2024, Arema FC. Sejak pertandingan fase grup, tim berjuluk Singo Edan ini selalu mencetak gol lebih dulu. Yakni saat menghadapi Bali United, Persija Jakarta, Madura United di fase grup. Begitu juga saat semifinal lawan Persis Solo dan final lawan Borneo FC.

Sepertinya itu jadi strategi yang diberikan pelatih Joel Cornelli. Karena unggul lebih dulu membuat mental pemain meningkat. Hanya saja, dua kali keunggulan mereka sempat disamakan lawannya, yakni oleh Persija Jakarta dan Borneo.

7 dari 7 halaman

Dua Kali VAR Krusial di Final

Final Piala Presiden 2024 memunculkan dua keputusan krusial yang muncul dari VAR (video assistant referee). Pertama terjadi pada menit ke-88. Tepatnya saat pelanggaran yang dilakukan kapten Borneo, Stefano Lilipaly.

Pemain naturalisasi itu awalnya diganjar kartu kuning oleh wasit Sance Lawita karena pelanggaran terhadap gelandang Arema, Wiliam Marcilio.

Tapi, setelah melihat VAR, keputusannya berubah menjadi kartu merah untuk Lilipaly. Pemain naturalisasi itu sempat tidak terima. Wiliam dianggap melakukan balasan dengan menendang bagian perut Lilipaly.

Sedangkan VAR kedua membuat gol striker Arema, Charles Lokolingoy di perpanjangan waktu babak kedua dianulir karena Dedik Setiawan sempat menyentuh bola dengan tangan sebelum gol tersebut lahir.     

Berita Terkait