Bola.com, Solo - Arema FC membawa kembali trofi Piala Presiden untuk kali ke empat ke Malang. Pada final Piala Presiden 2024, di Stadion Manahan, Solo, Minggu (4/8/2024), tim besutan Joel Cornelli itu menekuk Borneo FC lewat adu penalti setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal. Arema menang 5-4.
Keberhasilan Arema menjadi kejutan lantaran mereka tidak terlalu diunggulkan di turnamen pramusim kali ini. Namun, Ahmad Alfarizi dkk. memperlihatkan permainan apik sejak penyisihan grup. Mereka tampil kompak saat bertahan dan tajam saat melakukan serangan.
Buktinya, dari 5 pertandingan Arema hanya kebobolan 3 gol dan mencetak 11 gol. Statistik itu jadi yang terbaik di Piala Presiden 2024. Untuk jumlah kebobolan, hanya Borneo yang menyamainya. Mereka hanya kemasukan tiga gol.
Sedangkan untuk produktivitas gol, tidak ada yang menandingi. Charles Lokolingoy jadi yang paling tajam dengan mencetak 3 gol. Sedangkan Salim Tuharea dan Dalberto Luan Belo masing-masing menyumbangkan 2 gol.
Itu membuktikan jika Singo Edan sudah bangkit karena dalam dua musim terakhir Arema FC tak bisa bersaing di papan atas Liga 1. Bahkan musim lalu mereka nyaris terdegradasi. Lantas apa yang membuat Arema kembali garang?
Kecerdasan Pelatih Joel Cornelli
Dari segi permainan, Arema memperlihatkan skema yang rapi. Itu tak lepas dari peran tim pelatih dibelakangnya. Pelatih asal Brasil, Joel Cornelli berhasil memberikan sentuhannya. Padahal, dia belum dua bulan menangani Arema.
Ia bisa merangkul semua staf kepelatihan, baik lokal maupun asing. Tak jarang dia berdiskusi dengan para staffnya sambil makan malam di restoran. Itu seakan jadi contoh bagi pemainnya, sehingga tidak ada lagi grup-grup kecil yang biasa terbentuk di pemain. Seperti grup pemain lokal, asing dan pemain baru.
Ketika sudah membuat tim kompak, barulah Joel memberikan strateginya untuk pemain. Dia ingin setiap pemain bisa bekerjasama. Tidak sekedar menampilkan skill individu.
“Kami sudah berjuang keras. Semua memperlihatkan dedikasi tinggi. Malam ini kami layak juara,” kata Joel.
Kekeluargaan
CEO Arema, Iwan Budianto menegaskan ingin mengembalikan kekeluargaan di timnya. Faktor itu yang mulai terkikis dalam beberapa musim terakhir. Di Piala Presiden, Iwan Budianto selalu mendampingi anak buahnya. Dia merupakan sosok bos yang dekat dengan pemain.
Selain itu, jelang laga final, manajemen Arema mendatangkan keluarga para pemain. Sebelum bertanding, pemain bisa bertemu dengan orang-orang yang dicintainya. Mereka yang dijadikan Arema sebagai suporter didalam stadion.
Pemain Arema berjuang mati-matian juga untuk keluarganya yang hadir di tribun penonton, Stadion Manahan, Solo.
Semua Asing jadi Starter
Sejak laga terakhir di penyisihan Grup B, hingga final, Arema memberi sinyal jika mereka ingin memenangi semua laga. Itu terlihat dari komposisi pemain inti. Ada 7 pemain asing yang diturunkan bersamaan.
Artinya, semua pemain asing selalu jadi pilihan utama, yakni Lucas Frigeri, Thales Lira, Choi Bo-kyung, Julian Guevara, Wiliam Marcilio, Charles Lokolingoy dan Dalberto Belo.
Seperti diketahui, Piala Presiden tidak memberi batasan untuk pemain asing. Ternyata, 7 pemain asing itu tampil maksimal. Ini berbeda dengan regulasi Liga 1.
Musim 2024/2025, hanya 6 pemain asing yang bisa jadi starter, sehingga Arema nantinya akan melakukan penyesuaian.