Cerita Para Pemain Muda yang Meretas Asa di Piala Presiden 2024: Kawah Candradimuka Penghasil Amunisi Timnas Indonesia

oleh Aryo Atmaja diperbarui 05 Agu 2024, 16:30 WIB
Piala Presiden 2024 - Ilustrasi Logo Piala Presiden 2024 - Alternatif (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Piala Presiden 2024 tak ubahnya Kawah Candradimuka dalam penggalan cerita epos Mahabharata yang melahirkan talenta-talenta berbakat. Di ajang ini, para pemain muda menggantungkan cita-citanya menjadi amunisi masa depan Timnas Indonesia.

Dalam hikayat Mahabharata, Kawah Candradimuka dikisahkan sebagai tempat lahirnya Gatotkaca, seorang bayi sakti yang kelak menjelma kesatria dengan julukan ‘otot kawat balung wesi’. Cerita inilah yang berkelindan dengan hadirnya Piala Presiden 2024.

Advertisement

Sebab, sebagai ajang pramusim, Piala Presiden kerap memunculkan nama-nama pemain muda fenomenal yang akhirnya muncul sebagai pilar andalan Timnas Indonesia. Turnamen ini tetap menjaga tradisi dalam mengorbitkan bayi-bayi “sakti”.

Sebut saja Febri Hariyadi (2017), Rezaldi Hehanussa (2018), Irfan Jaya (2019), hingga Fajar Fathur Rahman (2022). Nama-nama ini sukses meraih penghargaan sebagai Best Young Player, hingga akhirnya mampu merebut hati juru taktik tim nasional.

Untuk edisi yang paling mutakhir, muncul sejumlah pemuda fenomenal yang mengukir ceritanya masing-masing. Di ajang ini, mereka berupaya meretas asa untuk menjadi penggawa andalan Timnas Indonesia di masa depan.

2 dari 4 halaman

Cerita Pemain Termuda

Gelar pemain terbaik Piala AFF U-16 2024 jatuh pada pemain Timnas Indonesia U-16, Muhammad Zahaby Gholi. (Bola.com/Abdul Aziz)

Cerita para pemain muda di Piala Presiden 2024 diawali dengan mencuatnya nama Muhammad Zahaby Gholy. Pemain kelahiran 5 Desember 2008 itu sukses mencatatkan sejarah sebagai pemain termuda dalam sepanjang penyelenggaraan Piala Presiden 2024.

Momen historis ini terjadi pada laga Persija Jakarta kontra Madura United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Minggu (21/7/2024). Ketika menginjakkan kakinya di lapangan pada menit ke-67 saat menggantikan Ryo Matsumura, Gholy langsung menorehkan sejarah. Sebab, saat itu pemain asal Bekasi ini baru berusia 15 tahun, 7 bulan, dan 14 hari.

Jika sepak bola diibaratkan sebagai sebuah panggung pertunjukan, perjalanan karier Gholy tengah menapaki tangga-tangga dramatis di awal cerita. Sebab, sebelumnya ia baru saja mendapatkan predikat sebagai Pemain Terbaik di Piala AFF U-16 2024 berkat kiprahnya bersama Timnas Indonesia U-16.

“Alhamdulillah, setelah menjadi Best Player di Piala AFF U-16 2024, saya senang bisa mendapatkan kesempatan promosi ke tim senior Persija sekaligus bermain di Piala Presiden 2024,” kata Gholy saat berbincang dengan Bola.com, Sabtu (3/8/2024).

Gholy tak pernah menyangka bakal mengalami rentetan peristiwa penuh makna ini di awal kariernya. Sebab, bisa mendapatkan kesempatan tampil di level profesional saat berusia 15 tahun merupakan fenomena yang cukup langka di Indonesia.

Itulah mengapa, ada perasaan bahagia sekaligus bangga tak terkira yang kini tengah mewarnai hari-harinya. “Kesempatan promosi ini juga membuat saya bangga. Ini menjadi salah satu pengalaman terbaik di hidup saya,” ujarnya.

Selain itu, Gholy juga senang bisa mendapatkan bimbingan langsung dari para seniornya. Apalagi, ada banyak pemain berlabel tim nasional yang kini mendampinginya di skuad Persija, seperti Witan Sulaeman, Rayhan Hannan, Dony Tri Pamungkas, hingga Rizky Ridho.

“Saya mendapatkan banyak masukan dari para senior. Misalnya, kalau bermain jangan terlalu banyak pikiran. Saya diminta untuk bermain lepas saja dan jangan terlalu tegang,” ujar pemain jebolan SSB Serpong Jaya itu.

“Semoga saja, saya juga bisa mendapatkan menit bermain yang lebih banyak agar saya juga bisa memberikan yang terbaik untuk Persija Jakarta,” lanjutnya mengakhiri percakapan.

3 dari 4 halaman

Jangan Cepat Puas

Selebrasi striker Timnas Indonesia U-16, Muhammad Zahaby Gholy setelah mencetak gol pertama ke gawang Timnas Australia U-16 pada laga semifinal Piala AFF U-16 2024 di Stadion Manahan, Solo, Senin (1/7/2024). (Bola.com/Abdul Aziz)

Terlepas dari kerja keras penuh perjuangan, pengalaman Gholy memang tak bisa dilepaskan dari keberuntungan. Dia bernasib mujur karena mendapatkan kesempatan bergabung dengan Persija yang memiliki komitmen mengembangkan pemain muda.

Asisten pelatih Persija Jakarta, Ricky Nelson, menjelaskan bahwa inilah filosofi yang ingin dibangun Macan Kemayoran. Persija ingin memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pemain muda untuk mendapatkan menit bermain.

“Sebetulnya tidak ada masalah pemain semuda Gholy promosi ke tim senior. Karena, filosofi kami ialah mempercepat pemain muda itu agar bisa naik level. Bagaimanapun, pemain muda ini ialah asetnya Persija,” kata Ricky kepada Bola.com, Minggu (4/8/2024).

Bagi Ricky Nelson, yang juga menjabat sebagai Direktur Pengembangan Pemain Muda Persija, para pesepak bola muda ini adalah aset yang mesti dirawat. Klub Ibu Kota itu siap mengawal talenta-talenta ini agar bisa bertahan hingga menapaki level tertinggi.

“Mereka itu adalah aset. Jadi, sejauh ini pemain-pemain kami yang memperkuat Timnas Indonesia U-19 akan balik. Mereka kan jadi aset kami. Kami masih tetap on the track dalam mempromosikan mereka ke level tertinggi,” tuturnya.

Mantan pelatih Persipura Jayapura itu menitipkan sejumlah pesan bagi para pemain muda, termasuk Zahaby Gholy. Ada beberapa mentalitas yang mesti dipertahankan seorang pemain agar bakatnya tak layu sebelum berkembang.

“Yang pertama, Gholy tidak boleh cepat puas. Karena, mereka sebetulnya belum mendapat apa-apa. Statusnya kan masih dicoba. Jadi, mereka harus lebih bekerja lebih keras lagi dalam memperdalam kemampuannya,” ujarnya.

4 dari 4 halaman

Pemain Muda Terbaik

Pemain Arema FC, Arkhan Fikri (kanan) berebut bola dengan kapten tim Borneo FC, Stefano Lilipaly pada laga final Piala Presiden 2024 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (4/8/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Kesuksesan Arema FC keluar sebagai juara Piala Presiden 2024 ini turut memunculkan satu pemain muda yang gemilang. Dia adalah Arkhan Fikri, pemain berusia 19 tahun yang menjadi sosok sentral di lini tengah.

Pelatih Arema FC, Joel Cornelli, menaruh kepercayaan penuh kepada pemain bernomor punggung delapan ini. Sepanjang Piala Presiden 2024, Arkhan selalu dipercaya untuk tampil sebagai starter menemani Julian Guevara.

Di atas kertas, Arkhan tampil lima kali sebagai starter. Dari semua itu, dia nyaris selalu bermain penuh selama 2x45 menit. Di usianya yang relatif muda, dia bisa menjadi tandem yang oke bagi Guevara. Meskipun duet ini baru berumur jagung, keduanya bisa berbagi peran dengan baik.

Peran krusial pemain jebolan Timnas Indonesia U-20 itu memang tak bisa dinafikan. Itulah alasannya, pada ajang penganugerahan, pemuda kelahiran 28 Desember 2004 itu dinobatkan sebagai Best Young Player alias Pemain Muda Terbaik Piala Presiden 2024.

Penghargaan ini terasa sangat istimewa. Kerja kerasnya membantu Singo Edan menaiki podium juara berbuah manis. Tentu, predikat Pemain Muda Terbaik itu melengkapi kebahagiaan Arkhan di ajang pramusim ini.

“Alhamdulillah yang penting kami juara dulu, untuk tim dulu. Saya bersyukur ini piala pertama saya di Arema. Kami semua pemain bekerja keras dan akhirnya bisa menang walaupun penalti,” kata Arkhan ditemui seusai sesi awarding Piala Presiden 2024, Minggu (4/8/2024).

Prestasi sekaligus kepercayaan pelatih Joel Cornelli ini tentu menjadi bekal berharga bagi pemuda kelahiran Serdang Begadai, Sumatera Utara itu. Sebab, dia bisa mendapatkan secercah harapan untuk menjadi pilihan utama di lini tengah Singo Edan pada Liga 1 2024/2025.

Dengan demikian, upaya Arkhan untuk menjaga atensi Shin Tae-yong bisa tetap terjaga. Apabila bisa mendapatkan menit bermain yang reguler serta tampil konsisten di kompetisi, bukan tak mungkin dia bisa menjadi andalan baru Timnas Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

Tentu, ada satu kesadaran yang kini tertanam di benak pemuda berusia 19 tahun itu. Prestasinya sebagai Best Young Player Piala Presiden 2024 tak akan membuatnya merasa lekas puas.

Sebab, Arkhan menyadari pentingnya semangat ini. Kemampuan memahami kekurangan, lalu berusaha memperbaikinya, jadi kunci agar bisa konsisten menembus level terbaik.

“Yang pasti, saya harus belajar lagi. Harus kembali mengevaluasi apa yang jadi kekurangan saya. Saya harus meningkatkan hal ini,” ujarnya.